TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pertemuan Presiden RI Prabowo Subianto dan Presiden ke-5 Megawati Soekarnoputri akhirnya terlaksana setelah memasuki bulan ke-7 pada Senin (7/4/2025) dalam suasana silaturahmi Idul Fitri 1446 H.
Pertemuan yang sudah direncanakan sejak lama ini terlaksana dalam situasi mendadak dan senyap yang minim pemberitaan.
Pertemuan ini disambut baik oleh berbagai kalangan karena dianggap sebagai pertemuan yang penting.
Ini mengingat Megawati Soekarnoputri adalah Ketua Umum PDIP yang pada saat Pilpres 2024 lalu mengusung Capres Ganjar Pranowo dan Mahfud MD.
Selain itu dalam berbagai kesempatan Megawati menyatakan PDIP berada di luar kekuasaan yang kerap kali bersikap kritis menentang pemerintah.
"Pertemuan antara Presiden RI ke-8 Prabowo Subianto dan Presiden RI ke-5 Megawati Soekarnoputri menandakan babak baru hubungan politik Megawati Soekarnoputri Ketua Umum PDIP dan pemerintah," ujar Khalid Zabidi dari lembaga kajian GREAT Institute, Rabu (9/4/2025).
Pertemuan politik kedua tokoh nasional ini merupakan langkah politik dari Presiden Prabowo yang mengedepankan kenegarawanan.
"Di sini tampak kebesaran hati Prabowo yang saat ini sudah berstatus kepala negara bertamu datang ke kediaman Megawati Soekarnoputri di Teuku Umar, demi berpolitik yang mengedepankan kepentingan nasional penuh dengan jiwa kenegarawanan," beber Khalid Zabidi.
Pertemuan ini juga tidak lepas dari peran Sufmi Dasco yang intens melakukan komunikasi politik di antara kedua belah pihak.
Dasco sendiri mempunyai pengalaman membangun rekonsiliasi politik nasional saat bangsa menghadapi suasana keterbelahan selepas Pilpres 2019, dimana Prabowo Subianto bergabung masuk ke dalam kabinet pemerintahan Joko Widodo dan Mar'uf Amin.
"Ini jadi kali kedua, Sufmi Dasco melakukan langkah membangun rekonsiliasi politik setelah saat usai Pilpres 2019 dimana Prabowo masuk ke dalam pemerintahan Jokowi sebagai menhan" terang Khalid Zabidi.
Sehubungan dengan pertemuan Megawati dan Prabowo, Sudarto, ahli komunikasi politik dari Universitas Pancasila menanggapi bahwa pertemuan itu pertemuan penting bagi kedua belah pihak.
"Pertemuan 2 tokoh ini sangat penting buat bangsa setelah tercabik-cabik usai Pilpres 2024 lalu, pertemuan antara Prabowo dan Megawati ini menjadi simbol persatuan dan kekompakan untuk bersama membangun Indonesia," terang Sudarto yang juga adalah Doktor Komunikasi Politik Universitas Pancasila.
Ditengah situasi dunia dan Indonesia yang sedang mengalami tekanan ekonomi dunia yang sedang tidak menentu, langkah politik dua tokoh bangsa ini patut di apresiasi.
"Kita patut mengapresiasi langkah rekonsiliasi politik kedua tokoh bangsa ini, mengingat situasi terkini dunia yang sedang mengalami ketidakpastian ekonomi dan politik," tutup Sudarto.