MUI Sarankan Pemerintah Belajar dari Sejarah Menghadapi Manuver Israel Ingin Evakuasi Warga Gaza 
GH News April 10, 2025 02:05 PM

Wakil Ketua Umum MUI Anwar Abbas sarankan pemerintah Indonesia belajar dari sejarah menghadapi manuver Israel ingin mengevakuasi warga Gaza dari Palestina. 

Diketahui Amerika dan Israel berencana mengevakuasi sekitar 2 juta penduduk Gaza ke Indonesia. 

Sementara itu pemerintah menyatakan Indonesia siap menampung warga Gaza, Palestina yang menjadi korban lukaluka imbas agresi militer Israel. 

"Dahulu Yerussalem dikuasai oleh rakyat Palestina. Sekarang kota tersebut sudah  diduduki oleh Israel dan malah sudah dijadikan sebagai ibu kota negaranya," kata Anwar Abbas, Kamis (10/4/2025). 

"Jadi belajar sejarah, maka Indonesia dalam menghadapi manuver yang dilakukan oleh Israel tersebut harus cerdas. Jangan sampai negara kita dikadalin oleh Israel," imbuhnya. 

Kemudian Anwar Abbas menyinggung lima negara yang akan dikunjungi Presiden Prabowo Subianto yakni Uni Emirat Arab, Turki, Mesir, Qatar dan Jordania. 

"Negara tersebut adalah negaranegara yang punya hubungan baik dengan Israel dan Amerika," terangnya. 

Turki misalnya, kata Anwar Abbas sudah punya hubungan diplomatik dengan Israel sejak tahun 1949, Mesir sejak tahun 1979, Jordania tahun 1994, Uni Emirat Arab tahun 2020.

Kemudian Qatar belum punya hubungan diplomatik tapi sudah menjalin hubungan dagang tidak resmi dengan Israel sejak tahun 1996.

"Oleh karena itu kalau Indonesia akan berkonsultasi dengan negaranegara tersebut maka sudah dapat dibayangkan apa yang akan terjadi. Untuk itu sebaiknya prabowo jangan ikutikutan mengevakuasi rakyat Gaza ke Indonesia," terangnya. 

Karena jika hal itu terjadi, ditegaskannya jangan mimpi Israel akan mau menerima kembali warga Gaza yang sudah dievakuasi tersebut.  

"Untuk itu kalau Prabowo ingin membantu pengobatan dan perawatan rakyat Gaza yang sakit atau lukaluka akibat dari serangan Israel yang biadab tersebut. Maka pengobatan dan perawatannya bersama 5 negara yang akan dikunjungi prabowo tersebut harus dilakukan di Gaza," kata Anwar Abbas. 

"Bukan di tempat lain karena sebagai bangsa yang sudah kenyang dijajah. Maka kita harus tahu yang namanya penjajah itu punya 1001 cara dan tipu daya. Untuk itu kita sebagai bangsa jangan pula sampai tertipu oleh mulut manis mereka," tandasnya. 

Diketahui Presiden RI, Prabowo Subianto menyatakan Indonesia siap menampung warga Gaza, Palestina yang menjadi korban lukaluka imbas agresi militer Israel. 

Khususnya anak anak yang menjadi yatim piatu, mereka yang alami trauma, ataupun warga Gaza yang memang berkeinginan dievakuasi ke Indonesia.

Pernyataan ini disampaikan Presiden Prabowo di Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta, sebelum bertolak ke Abu Dhabi dalam rangkaian lawatan lima negara, Rabu (9/4/2025).

"Kami siap mengevakuasi mereka yang lukaluka, mereka yang kena trauma, anakanak yatim piatu, siapa pun yang oleh pemerintah Palestina dan pihakpihak yang terkait di situ, mereka ingin dievakuasi ke Indonesia,” kata Prabowo. 

Prabowo menyatakan sudah menginstruksikan Menteri Luar Negeri (Menlu) RI untuk mengkomunikasikan rencana ini dengan pihak Palestina dan negara lain guna membahas mekanisme evakuasi.

Namun Prabowo menegaskan evakuasi ini hanya bersifat sementara. Warga Palestina yang sudah sehat dan di saat bersamaan kondisi Gaza lebih aman, maka mereka harus kembali ke daerah asalnya. 

Sebelumnya utusan Trump di Timur Tengah, Steve Witkoff mengungkapkan rencana mengevakuasi sekitar 2 juta penduduk Gaza ke Indonesia ini disampaikan Witkoff saat gencatan senjata Hamas Israel mulai berlaku.

Langkah ini disarankan oleh utusan Trump itu untuk menyambut langkah rekonstruksi atau pembangunan kembali wilayah Gaza yang hancur imbas konflik Israel Hamas.

Saran relokasi sebagian populasi Gaza ini masih dalam pembahasan. Indonesia jadi salah satu dari beberapa negara yang dicontohkan bisa menampung sebagian populasi warga Palestina untuk sementara waktu.

Utusan Trump khawatir aktivitas seharihari di Gaza dapat memicu konflik terulang, meski di tengah kesepakatan gencatan senjata. Sehingga saran relokasi jadi salah satu hal yang mungkin ditempuh untuk mencegah situasi tersebut terjadi.

Upaya ini juga disebutnya jadi salah satu cara untuk menyelamatkan hidup warga Palestina dari pihak pihak yang tidak senang adanya gencatan senjata antara Israel Hamas.

Adapun Witkoff mewakili pemerintahan Trump diutus ke Timur Tengah untuk mencapai stabilitas jangka panjang bagi Israel dan 2 juta warga Palestina yang terlantar. Upaya menjaga stabilitas itu ditempuh dengan 3 fase kesepakatan. 

Pertama, dimulai pada Minggu dan berlangsung selama 6 pekan ke depan untuk upaya pembebasan sandera yang ditahan oleh Hamas, dan warga Palestina yang ditahan Israel. 

Fase kedua dinegosiasikan selama fase pertama dimulai dan diharapkan ada tambahan jumlah pembebasan sandera serta penarikan pasukan Israel dari Gaza.

Fase ketiga, yakni mengakhiri perang dan memulai pembangunan kembali wilayah Gaza.

"Pertanyaan tentang bagaimana membangun kembali Gaza masih belum terjawab, selain ke mana sekitar 2 juta warga Palestina dapat direlokasi sementara ini. Indonesia, misalnya adalah salah satu lokasi yang sedang dibahas,” kata utusan Trump itu dikutip dari NBC News. 

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.