Presiden Prabowo Subianto dan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri akhirnya menggelar pertemuan di kediaman Megawati, di Jalan Teuku Umar, Jakarta, Senin (7/4/2025).
Pertemuan Prabowo dan Megawati ini langsung ramai diperbincangkan publik.
Pertemuan keduanya memang telah lama diwacanakan, yakni setelah PrabowoGibran diumumkan sebagai pemenang Pilpres 2024.
Meski kehadiran Prabowo ke kediaman Megawati ditemani beberapa tokoh, pertemuan antara Prabowo dan Megawati hanya berlangsung empat mata dan tertutup.
Salah satu tokoh yang ikut hadir ke Teuku Umar adalah Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Menko Polkam) Budi Gunawan.
Bahkan, Budi mengaku juga ikut menjembatani komunikasi antara Prabowo dan Megawati ini.
"Saya juga turut hadir mendampingi dan menjembatani komunikasi antartokoh bangsa ini," kata Budi dilansir Kompas TV, Jumat (11/4/2025).
Selain Budi, ada juga tokoh kabinet dan Pimpinan Partai Gerindra yang ikut datang ke kediaman Megawati.
Mereka di antaranya Menteri Luar Negeri Sugiono, Sekretaris Negara Prasetyo Hadi, Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya, Ketua Harian Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad, dan Sekretaris Jenderal Ahmad Muzani.
Lebih lanjut, Budi mengungkap pertemuan mantan pasangan capres dan cawapres pada Pilpres 2009 itu berlangsung akrab dan penuh semangat kebangsaan.
Budi menambahkan Prabowo dan Megawati banyak membahas soal isu strategis, termasuk pentingnya menjaga soliditas dan persatuan bangsa di tengah dinamika tantangan global.
"Diskusi juga mencakup pentingnya penguatan kelembagaan dan kesinambungan kebijakan strategis," imbuh Budi.
Dengan adanya pertemuan ini, Budi pun berharap agar ke depannya hubungan antara negarawan dan pemimpin bangsa bisa semakin kuat.
Keduanya bisa berkomitmen bersama dalam membangun arah kebijakan yang inklusif, berkelanjutan, dan berpihak pada kepentingan nasional.
Pertemuan Senyap dengan Megawati, Presiden Prabowo Jaga Perasaan JokowiHingga kemarin baik dari kubu Partai Gerindra maupun PDIP tak memberikan keterangan resmi mengenai pertemuan Prabowo dengan Megawati.
Termasuk Prabowo yang menolak berkomentar ketika ditanya mengenai pertemuan senyapnya dengan Ketua Umum PDIP itu.
Pengamat komunikasi politik dari Universitas Esa Unggul, M. Jamiluddin Ritonga, menduga pertemuan senyap itu bisa jadi sebagai bentuk usaha Prabowo menjaga perasaan Presiden ketujuh RI Joko Widodo (Jokowi).
PRABOWO KUNJUNGI MEGAWATI Presiden Prabowo Subianto bertemu Presiden ke5 RI Megawati Soekarnoputri, pada Senin (7/4/2025) malam, di Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat. Ketua Harian Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad menyatakan pertemuan kedua tokoh ini adalah silaturahmi Hari Raya Idul Fitri. (TRIBUNNEWS/IST)"Pertemuan tertutup itu juga bisa jadi dimaknai sebagai upaya menjaga perasaan Joko Widodo. Prabowo tak ingin dinilai menjauhi Jokowi," kata Jamiluddin, Selasa (8/4).
Dia menilai pertemuan tertutup itu bisa untuk menjaga keseimbangan antara Jokowi dan Megawati.
Politik seperti ini, lanjut Jamiluddin, dimaksudkan untuk menjaga harmonisasi hubungan Prabowo dengan Jokowi dan Megawati.
"Hal itu dilakukan karena Prabowo penganut politik akomodatif. Prabowo ingin menjaga harmoni dengan merangkul semua tokoh nasional, termasuk Megawati dan Jokowi," ucap Jamiluddin.
Pertemuan Prabowo dan Megawati disebut terkesan disembunyikan dan lebih politis.
Padahal, kata dia, pertemuan dua tokoh nasional itu seharusnya terbuka sebagaimana lazimnya di era demokrasi.
"Karena itu, pertemuan tersebut sebagai ajang bargaining. Megawati bisa saja menginginkan kader PDIP tidak dioyokoyok, seperti yang dialami Sekjennya Hasto," kata Jamiluddin.
Hal senada dikatakan Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno.
Ia menilai apabila kabar pertemuan antara Prabowo dan Megawati benar terjadi, itu menunjukkan adanya kerja sama politik antara PDIP dan Partai Gerindra.
Menurut Adi, pertemuan keduanya itu juga mempertegas hubungan antara Megawati dan Prabowo sebagai sahabat lama yang kini dapat bekerja sama secara politik.
Ia juga menyoroti pertemuan itu yang diduga dilakukan secara tertutup. Langkah itu mungkin diambil untuk menjaga perasaan pendukung Prabowo yang belum sepenuhnya menerima PDIP bergabung dalam pemerintahan.
Adi juga menyebut ada pihak yang tidak happy, yaitu pihak Solo. Pihak Solo yang dimaksud adalah Presiden ke7 RI Joko Widodo (Jokowi).
“Ya banyak pihak yang mengatakan bahwa salah satu pihak yang mungkin tidak happy dan tidak menerima jika PDIP menjadi bagian dari Prabowo adalah pihak Solo,” ujar Adi.
“Jadi wajar kalau kemudian dilakukan secara tertutup dan kemudian tidak ada yang memastikan bahwa tadi malam itu sudah terjadi pertemuan antara Prabowo dan Megawati,” imbuhnya.
Adi menjelaskan dukungan PDIP terhadap sejumlah kebijakan pemerintahan Prabowo menjadi indikator kuat adanya kerja sama tersebut.
Ia mencontohkan dukungan terhadap kebijakan makan bergizi gratis (MBG), penundaan kenaikan tarif pajak, serta revisi UndangUndang TNI.
“Saya kira PDIP menjadi partai politik paling terdepan yang memberikan dukungan politiknya ke Prabowo,” ujarnya.
Baca berita lainnya terkait Pertemuan Prabowo dengan Megawati.