TIMESINDONESIA, BLITAR – Mentari belum tinggi, namun semangat sudah membuncah di Dusun Tremas, Desa Kebonduren. Langkah-langkah penuh tekad terdengar menyibak pematang. Di tengah hamparan sawah yang menguning, seorang prajurit TNI berdiri berdampingan dengan para petani.
Dialah Sertu Tri Rosadi, Babinsa dari Koramil 0808/07 Ponggok, kodim Blitar. Pada Sabtu (12/4/2025) pagi, ia hadir bukan hanya dengan seragam kebanggaan, tetapi datang dengan empati dan semangat juang. Bersama petani Desa Kebonduren, ia terlibat langsung dalam panen padi milik Sujatmiko, anggota Kelompok Tani (Poktan) Sido Mulyo.
Tangan-tangan mereka bekerja seirama. Memotong padi, mengumpulkan hasil panen, dan di sela itu, Sertu Tri menyampaikan pesan penting: Program Serap Gabah (Sergab) dari pemerintah melalui Bulog.
"Melalui program ini, pemerintah menjamin harga gabah yang layak. Kami ingin petani merasa tenang dan tetap termotivasi. Negara hadir untuk mereka," ucap Sertu Tri.
Ketahanan pangan bukan sekadar slogan. Ia adalah kerja keras. Kolaborasi nyata. Dan di Desa Kebonduren, semangat itu nyata terasa. Bukan hanya dari tangan-tangan petani yang penuh lumpur, tapi juga dari prajurit TNI yang rela turun langsung ke sawah, menjadi bagian dari perjuangan mereka.
Kapten Czi Kasdi, Danramil 0808/07 Ponggok, menyampaikan apresiasi tinggi atas apa yang dilakukan jajarannya di lapangan.
"Kami dorong para Babinsa untuk selalu hadir dan menyatu dengan masyarakat. Tidak hanya sebagai penjaga keamanan, tapi juga sebagai penggerak semangat dan solusi. Termasuk dalam bidang pertanian yang krusial bagi ketahanan bangsa," ungkapnya.
Sujatmiko, sang pemilik lahan, tak kuasa menyembunyikan rasa harunya. “Kehadiran Babinsa itu seperti angin segar. Memberi semangat, rasa aman, dan yang paling penting, kami merasa diperhatikan,” ujarnya penuh syukur.
Program Serap Gabah ini bukan sekadar teknis membeli hasil panen. Ia adalah bentuk kehadiran negara secara nyata di tengah rakyat. Menjadi perisai ekonomi para petani. Memberikan kepastian di tengah fluktuasi pasar.
Sinergi yang terbangun antara TNI dan petani bukan hanya menghasilkan padi, tapi juga menyemai semangat persatuan. Bahwa ketahanan pangan nasional dimulai dari desa. Dari petani-petani yang tak kenal lelah. Dan dari prajurit-prajurit yang tak hanya berdiri gagah, tapi juga merendah untuk membantu. (*)