Heppy Trenggono Gaungkan Gerakan Moral untuk Bangkitkan Kecintaan Masyarakat Terhadap Produk Lokal
Masyarakat Indonesia diajak untuk meningkatkan kecintaan terhadap produkproduk lokal, lewat Gerakan Beli Indonesia.
Inisiator gerakan ini, Heppy Trenggono menjelaskan, hal itu merupakan gerakan moral dan ekonomi yang mengajak rakyat Indonesia untuk membeli produk anak bangsa, untuk membela bangsa sendiri.
"Dalam senyap, gerakan ini dijalankan di berbagai ormas, berbagai komunitas, kampus, pesantren, bahkan di beberapa pemerintahan daerah. Banyak di antaranya membuahkan hasil yang terukur," kata dia dalam keterangannya, Minggu (13/4/2025).
Dijelaskan Heppy Trenggono, di Kabupaten Kulon Progo, provinsi DIY misalnya, implementasi Gerakan Beli dan Bela Kulon Progo terbukti mampu menurunkan angka kemiskinan hingga 6,25 persen dalam satu tahun.
Heppy mengungkapkan, Gerakan Beli Indonesia bukan kampanye belanja.
"Ini adalah sebuah gerakan kebangsaan, gerakan pembangunan karakter bangsa. Dengan membangkitkan nasionalisme, menghidupkan rasa bangga dan percaya diri sebagai sebuah bangsa yang bermartabat. Gerakan dengan pesan 'jualan kemana saja, beli kepada bangsa sendiri'," kata dia.
"Gerakan Beli Indonesia perlu dilakukan sebagai salah satu strategi nasional untuk menavigasi arah pembangunan. Dengan Presiden sebagai pemimpin moral, dan seluruh elemen bangsa sebagai penggeraknya, kita akan membangun benteng ekonomi dari dalam," lanjut Heppy.
Heppy mengatakan, gerakan ini dilakukan sebagai bentuk kesadaran pentingnya membangun karakter bangsa, membangkitkan kecintaan terhadap tanah air, menumbuhkan semangat voluntarisme dan keikhlasan, melalu keteladanan dan kesungguhan para pemimpinnya.
"Jika Buy American, Buy British, Swadeshi bisa mengubah arah sejarah Amerika, Inggris dan India, maka Gerakan Beli Indonesia pun bisa menjadi tonggak kemandirian ekonomi Indonesia," ungkap Heppy.
Heppy mengungkapkan, dalam dunia yang kian tak ramah, dengan ekonomi global yang tak pasti, masyarakat harus berani berdiri di atas kaki sendiri dengan mengkonsolidasikan kekuatan konsumsi nasional.
Hal ini ditambah dengan kondisinnegaranegara besar di dunia, yang semakin agresif melindungi ekonominya lewat proteksionisme dan kebijakan antidumping.
Contohnya, Amerika Serikat terang terangan bicara tentang proteksionisme dengan menetapkan tarif hingga 100 persen demi melindungi industri dan pasar dalam negeri.
"Sebagai sebuah bangsa dengan kekayaan sumber daya alam yang melimpah, dengan populasi terbesar ke empat di dunia, kita harus mampu memilih jalan sendiri jalan menuju cita cita menjadi sebuah bangsa yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur," pungkasnya.