Ternyata Sejoli Pengusaha dan Perawat yang Tewas Bersamaan Sudah Nikah Siri, Si Pria Dikenal Humoris
Randy P.F Hutagaol April 14, 2025 01:30 AM

TRIBUN-MEDAN.com - Pria inisial LH (31) ditemukan tewas di  kamar kos lantai dua kawasan Jalan Sidosermo Gang XII, Sidosermo, Wonocolo, Surabaya, pada Kamis (10/4/2025) siang. 

LH merupakan pengusaha dan suami siri dari perawat NA (31). NA juga ditemukan tewas bersama LH.

Menurut teman dekat korban LH, Hamdan Muafi (29), temannya memiliki pribadi humoris, berintelektual, dan tekun dalam bekerja. 

Ia mengenal LH sejak tahun 2016 sebagai teman satu angkatan selama berkuliah di fakultas filsafat sebuah kampus Islam Negeri Kota Surabaya. 

Selama menjalani perkuliahan di kampus tersebut, ia dan LH selalu tinggal bersama dengan beberapa teman yang lain, di sebuah kontrakan atau kosan. 

Bahkan, setelah lulus tahun 2020, LH juga masih tinggal bersama teman-teman tongkrongan; termasuk Muafi, hingga November 2024.

Nah, semenjak bulan itu, ungkap Muafi, LH tak lagi tinggal bersama teman-teman tongkrongan di satu kontrakan. 

Ternyata, LH memutuskan tinggal bersama NA, di kosan yang sekarang menjadi lokasi kejadian perkara. 

Lantaran, LH sudah menikahi NA secara siri, setelah menjalani hubungan asmara selama sekitar dua tahun. 

"Nikah siri di Lamongan. Sudah 1,5-2 tahun (pacaran). Saya juga tahu kalau profesi si ceweknya juga perawat. Sering dibuat story dan segala macam. Suka diajak jalan-jalan," ujarnya kepada TribunJatim.com pada Sabtu (12/4/2025). 

Menurutnya, sosok LH merupakan pribadi yang periang dan jenaka.

Jika tidak ada keberadaan LH di tongkrongan warung kopi (warkop), suasana seakan hambar. Temannya itu, selalu memberikan keceriaan. 

"Teman saya ini orangnya humoris. Kalau sama saya enggak ada batasan bercanda. Humoris banget. Dan satu tahunan ini, satu tongkrongan terus kalau ngopi. Kita memang selalu punya tempat tongkrongan khusus warkop," katanya. 

Selain humoris, LH juga dikenal gemar berdiskusi mempercakapkan banyak hal yang berkaitan dengan intelektual atau fenomena sosial yang sedang santer di tengah masyarakat. 

Muafi tak menampik, dirinya kerap terlibat perdebatan serius nan mengasyikkan dalam diskusi bersama LH. 

Sahabatnya itu, terbilang pintar dalam mempertahankan argumentasi selama diskusi. Apalagi tema diskusi yang sedang berlangsung itu, berkaitan dengan hukum. 

Memang, menurut Muafi, sahabatnya itu cenderung memiliki kegemaran pada keilmuan bidang hukum. 

Itulah mengapa LH kembali mendaftarkan diri menempuh kuliah strata satu bidang hukum di sebuah kampus swasta Kota Surabaya. 

Padahal, beberapa tahun lalu, LH sudah memperoleh gelar S.Sos dari sebuah kampus Islam negeri di Surabaya. 

"Dia ambil kuliah jurusan hukum, S1. Dia ini orangnya pintar dan kalau sama saya dia suka debat terus soal hukum, kayak pengacara," ungkapnya. 

Tak cuma itu, LH juga dikenal tekun dalam bekerja. Menurut Muafi, selama ini, sahabatnya itu merupakan bekerja sebagai wiraswasta; pekerja kreatif bidang desain. 

Uang gajinya dipakai membiayai kuliah yang kedua, dan sisanya ditabung untuk modal menyelenggarakan pernikahan dengan NA yang telah dijadwalkan pada tahun ini. 

"Dia punya kayak usaha, kalau saya menyebutkan, konten kreator desain, bantu orang desain. Kalau ada titipan desain ucapan (untuk orang dan instansi). Dan saya juga satu profesi dengan dia," pungkasnya. 

Diberitakan sebelumnya, sepasang suami istri berstatus siri yang ditemukan tewas di sebuah kamar kos lantai dua kawasan Jalan Sidosermo Gang XII, Sidosermo, Wonocolo, Surabaya, pada Kamis (10/4/2025) siang. 

Pantauan TribunJatim.com di lokasi sekitar pukul 13.10 WIB, kedua mayat dievakuasi oleh petugas medis dan anggota kepolisian dari lokasi kamar kosan ke dalam dua mobil ambulan yang berbeda. 

Kemudian, anggota Tim Inafis Polrestabes Surabaya melakukan olah TKP di dalam kamar kosan untuk mengumpulkan barang bukti. Lalu, memasang garis batas Polisi di area lorong kamar korban. 

Terpantau, petugas kepolisian mengamankan satu barang bukti yang diwadahi kotak boks berwarna cokelat. 

Lalu, ada juga barang bukti barang bawaan korban yang dibawa menggunakan kantung plastik transparan.

Nah, Anggota Tim Inafis Polrestabes Surabaya juga melakukan olah TKP serta memeriksa kondisi kendaraan yang dimiliki kedua korban. 

Korban LH berkunjung ke kosan pacarnya, NA mengendarai Motor Honda Revo bernopol B-4580-FFU, yang diparkir di area dalam parkiran kosan. 

Sedangkan, Korban NA memiliki mobil KIA Picanto berbodi warna merah, bernopol W-1029-TV yang terparkir di depan pagar utama sisi timur bangunan kosan dua lantai tersebut. 

Kapolsek Wonocolo Polrestabes Surabaya Kompol Haryoko Widhi tidak menjelaskan secara detail mengenai sejumlah temuan barang bukti di dekat jasad kedua korban yang tergeletak di kamar kosan tersebut. 

Termasuk, juga mengenai temuan adanya alat suntik serta dua botol ampul yang teronggok di dekat jasad keduanya. Ia enggan membeberkannya, dan lebih menunggu hasil akhir dari proses olah TKP dan autopsi kedua jasad korban di Kamar Mayat RS Bhayangkara Surabaya. 

"Untuk itu kami masih menunggu hasil. Kami belum bisa menyampaikan," ujar Haryoko, disela mendampingi Tim Inafis Polrestabes Surabaya melakukan olah TKP, pada Kamis (10/4/2025). 

Haryoko menjelaskan, kedua korban baru diketahui meninggal dunia di dalam kamar kosan tersebut, setelah didatangi oleh salah satu kerabat korban wanita, yakni Nur Aprilianti. 

Kemudian, saksi penemu pertama itu, melaporkan temuan tersebut ke pihak pengelola kosan, warga setempat, dan temannya yang tinggal di Surabaya. Lalu laporan tersebut dilanjutkan kepada pihak kepolisian. 

"Kamar kosnya awalnya terkunci dari dalam. Kemudian setelah itu ada sepupunya mengecek ternyata pintu tertutup. Kemudian, dipanggil tukang kunci untuk buka pintu tersebut. Setelah dibuka. Kami lakukan olah TKP," pungkasnya. 

(*/tribun-medan.com)

 

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter   dan WA Channel

 

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.