Inilah artikel yang sebutkanbeberapa tantangan atau masalah yang dihadapi dalam melestarikan batik di era modern. Semoga bermanfaat.
---
Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini
---
Intisari-Online.com -Batik memang sudah diakui UNESCO sebagai warisan budaya tak benda dari Indonesia. Orang-orang pun sudah semakin antusias untuk mengenakannya. Meskipun begitu, bukan berarti ia bebas dari tantangan dan rintangan.
Artikel ini akan sebutkan beberapa tantangan atau masalah yang dihadapi dalam melestarikan batik di era modern. Apa saja?
Secara garis besar, tantangan melestarikan batik adalah sebagai berikut:
1.Kurangnya minat generasi muda. Sebagian besar kita memang sudah semakin bangga mengenakan batik. Tapi berapa di antara kita yang mau terjun dan menekuni seni membatik? NOL BESAR!
2. Penjiplakan motif. Munculnya batik printing dan maraknya batik impor membuat batik asli semakin sulit dikenali.
3. Limbah kimia. Proses produksi batik menghasilkan limbah kimia yang dapat merusak lingkungan.
4. Hambatan industri dalam negeri. Globalisasi membuat masyarakat lebih memilih produk impor daripada produk lokal.
5. Masalah kewirausahaan. UKM batik menghadapi masalah kewirausahaan, manajemen, keuangan, teknologi, dan risiko.
Selain itu, mengutip Kompas.com yang tayang pada 2011 lalu, industri batik di Indonesia di era modern ini menghadapi setidaknya tiga masalah.Antara lain fluktuasi dan ketersediaan bahan baku, kendala pemasaran, dan berkurangnya tenaga pembatik.
Yang menyampaikan itu adalah Gubernur Jawa Tengah saat itu, Bibit Waluyo, dalam acara Peringatan Hari Batik Nasional, di Kompleks Lapangan Jetayu, Kota Pekalongan, Senin (3/10/2011). Dia waktu itu bilang, dari waktu ke waktu, batik semakin menjadi kebanggaan masyarakat.
Karena itulahbatik harus terus ditingkatkan, agar memiliki daya saing di tingkat nasional maupun internasional. Meskipun demikian, saat ini terdapat berbagai kendala, antara lain fluktuasi dan ketersediaan harga bahan baku.
Seringkali, kenaikan harga bahan baku melebihi kenaikan harga jual produk batik. Selain itu, masuknya tekstil bermotif batik dari China, juga menjadi salah satu kendala industri batik.
Oleh karena itu, perlu upaya mengatasi persoalan itu, antara lain membuka pasar-pasar baru. Selain itu, ia berharap pemerintah pusat bisa menyeleksi pintu impor batik, atau bila perlu menaikkan biaya impor batik.
Lalu apa yang harus dilakukan?
Mengutip buku Ensiklopedia Keragaman Budaya (2019) karya Nurul Akhmad, di era global saat ini batik harus mengikuti perkembangan zaman, namun tidak boleh terlepas dari ciri khas batik Indonesia. Artinya agar bisa bertahan di era globalisasi saat ini, batik haruslah mengikuti perkembangan zaman.
Sebagai contoh model baju atau pakaian dibuat lebih modern, namun tetap menggunakan motif batik Indonesia.
Pelestarian batik nusantara oleh Bangsa Indonesia bisa dilakukan dengan cara tetap membeli dan memakai batik di acara formal ataupun aktivitas keseharian. Misalnya batik digunakan untuk bekerja, datang ke pesta, dan lain sebagainya.
Tak hanya itu, kita juga bisa membantu promosi batik di media sosial, seperti Youtube dan Instagram. Untuk Pemerintah Indonesia, upaya pelestarian batik nusantara bisa dilakukan dengan mengadakan pameran batik, baik di tingkat nasional maupun internaisonal.
Dari sisi perajin batiknya, mereka bisa melakukan beberapa upaya sebagai berikut:
1. Mempercantik batik dengan cara memodifikasi bentuk atau model pakaian supaya terlihat lebih modern.
2. Membuat konsep yang unik tentang pemanfaatan kain batik.
3. Mengadakan bazar batik, yakni menjual batik di pasaran supaya semakin dikenal masyarakat luas.
4. Memilih dan menggunakan warna motif batik yang menarik.
5. Melakukan promosi di media sosial.
6. Dan lain sebagainya