Patroli Hutan Parigi Moutong, Upaya Konkret Satgas Madago Raya Cegah Paham Radikal
Regina Goldie April 17, 2025 01:30 PM

Laporan Wartawan TribunPalu.com, Faaiz

TRIBUNPALU.COM, PARIMO - Di tengah hutan dan pegunungan yang terjal, Satuan Tugas (Satgas) III Preventif Operasi Madago Raya, terus melaksanakan misi penting.

Mereka bertugas menjaga keamanan dan mencegah ancaman radikalisasi di Sulawesi Tengah (Sulteng).

Tim Alfa 1, yang dipimpin oleh Brigpol Mahmud Fadilat, berhasil menuntaskan patroli di jalur Tolai-Purwosari, Kecamatan Torue, Kabupaten Parigi Moutong (Parimo), Sulteng.

Dengan medan yang berat dan akses yang sulit, mereka tetap melanjutkan misi penting untuk memastikan bahwa kawasan ini tetap aman dari potensi ancaman kelompok radikal.

Patroli yang dilakukan oleh Tim Alfa 1 bukan sekadar rutinitas. Mereka menyusuri rute hutan dan pegunungan yang diketahui sebagai jalur potensial bagi aktivitas kelompok-kelompok radikal.

Baca juga: Peserta UTBK-SNBT 2025 di Untad Capai 9.189 Orang, Tersebar dari 21 Provinsi

Dalam beberapa tahun terakhir, wilayah ini memang kerap disebut-sebut sebagai zona rawan, dengan adanya dugaan bahwa kelompok-kelompok bersenjata atau radikal dapat bersembunyi di kawasan tersebut.

Tugas Tim Alfa 1 adalah mengantisipasi kemungkinan terjadinya pergerakan kelompok radikal dan memastikan tidak ada ruang bagi paham radikal tumbuh.

Dansat Brimob Polda Sulteng, Kombes Pol Kurniawan Tandi Rongre,  sekaligus menjabat sebagai Kepala Satgas III Preventif Ops Madago Raya, menegaskan bahwa operasi ini merupakan langkah antisipatif yang dilakukan untuk menjaga agar kelompok radikal tidak bisa berkembang dan menyebarkan paham intoleransi.

Baca juga: Polres Sigi Gelar Pembinaan Rohani dan Mental untuk Meningkatkan Karakter Personel

“Kami terus melakukan patroli secara berkala, terutama di wilayah yang sulit dijangkau, untuk memastikan bahwa tidak ada tempat bagi paham radikal dan intoleransi berkembang,” ungkap Kurniawan.

Operasi Madago Raya sendiri, terang dia, merupakan operasi kewilayahan yang digelar untuk menjaga keamanan di Sulteng.

Secara khusus, operasi ini bertujuan menumpas jaringan kelompok bersenjata yang diketahui masih aktif di wilayah tersebut.

Kelompok-kelompok ini dikenal sebagai kelompok yang berafiliasi dengan ideologi radikal, dengan beberapa di antaranya terlibat dalam aksi-aksi kekerasan dan teror.

Dia menjelaskan, Satgas Madago Raya berfokus pada dua hal utama. Yaitu pemulihan keamanan di wilayah yang rawan dan penanggulangan paham radikal.

Salah satu tugas pokok Satgas ini adalah melakukan patroli rutin untuk memastikan tidak ada basis baru yang dibentuk oleh kelompok radikal.

Bahkan kata dia, sekaligus melakukan pendalaman informasi dengan masyarakat.

Sebab, keterlibatan aktif masyarakat sangat penting untuk mendukung operasi tersebut.

“Karena mereka adalah garda terdepan dalam memberikan informasi dan menjaga komunikasi dengan aparat keamanan,” jelasnya.

"Untuk itu, kami berharap masyarakat ikut berperan aktif dalam memberikan informasi yang dapat membantu kami memantau dan mengatasi potensi ancaman radikal yang ada," lanjutnya. 

Baca juga: Bahlil: Negara Maju Tolak Hilirisasi Indonesia, Dongkrak Ekspor dan Ciptakan Lapangan Kerja

Keberadaan Tim Alfa 1 Satgas III Preventif Ops Madago Raya tidak hanya dirasakan oleh aparat keamanan, tetapi juga oleh masyarakat sekitar.

Salah satunya adalah Sugita, seorang pekebun di kawasan Tolai, yang mengaku merasa lebih aman berkat patroli rutin yang dilakukan.

"Terima kasih kepada Tim Alfa 1 Satgas III Preventif Ops Madago Raya. Kami merasa aman dan nyaman dalam melakukan aktivitas berkebun, karena mereka selalu hadir menjaga wilayah kami," ujar Sugita, warga setempat.

Dia menjelaskan, bagi masyarakat yang hidup di wilayah yang tergolong rawan, kehadiran patroli ini memberikan rasa aman dan mencegah potensi gangguan dari kelompok yang tidak bertanggung jawab.

“Terima kasih sudah menjaga kami masyarakat dari bahaya,” pungkasnya. (*)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.