Adik Ihwan Sahab Berharap Kasus Kematian Pekerja Migran di Kamboja Diusut Tuntas
Bobby Wiratama April 19, 2025 09:12 AM

TRIBUNNEWS.COM - Pemuda asal Kebalen, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, yang bernama Ihwan Sahab (27) tewas di Kamboja.

Adik Ihwan, Subyantoro (23), lantas mengatakan, pihaknya meminta pemerintah Indonesia bekerja sama dengan Kamboja untuk mengusut sindikat yang memberangkatkan tenaga kerja migran ilegal. 

"Diusut sindikat-sindikat yang ada di sana (Kamboja) yang ada di sini (Indonesia), agen-agen yang mau berangkatkan TKI (Tenaga Kerja Indonesia) secara ilegal," kata Subyantoro, dilansir Tribun Jakarta, Kamis (17/4/2025). 

Subyantoro juga berpesan kepada seluruh masyarakat supaya tak tergiur iming-iming gaji besar supaya tak bernasib sama seperti kakaknya.

"Supaya tidak terjadi seperti ini, jangan tergiur gaji besar, berangkat secara resmi, kan kakak saya ini infonya itu dia berangkat ilegal, izin orang tua itu penting, wajib jujur untuk berangkat," tegasnya.

Subyantoro mengatakan, kakaknya bekerja di luar negeri sejak bulan Februari 2024 lalu.

"Bilangnya ke orang tua itu izinnya itu mutasi dari perusahaan lamanya. Tetapi saya juga udah curiga, enggak mungkin gitu kan tiba-tiba pindah ke sana," terangnya.

Menurut Subyantoro, selama bekerja di Kamboja, Ihwan sering berkomunikasi dengan keluarga, khususnya dengannya.

"Ngasih kabar selama enam bulan, masih baik lah pokoknya waktu itu," ungkapnya.

Subyantoro menyebut, komunikasi biasanya dilakukan lewat sambungan telepon kepadanya.

Ihwan juga bercerita, dirinya bekerja di sebuah perusahaan scam (penipuan). 

"Awal dijanjiin itu buat masuk perusahaan resmi lah. Tapi tahu-tahunya dia pas kemarin video call itu ngomong kalau dia itu ada di perusahaan scam," ujarnya. 

Singkat cerita, keluarga memperoleh informasi bahwa Ihwan meninggal dunia pada Senin, 14 April 2025.

"Staf KBRI (Phnom Penh) namanya Pak Dadang, WA (WhatsApp) saya langsung ngirim foto KTP, foto jenazahnya, sama surat kematian dari rumah sakit. Ternyata itu bener kakak saya," ucap Subyantoro. 

Sebelum dikabarkan meninggal dunia, keluarga sempat berkomunikasi dengan pihak rumah sakit yang merawat Ihwan di Kamboja.

Korban masuk ke rumah sakit setelah ditemukan di jalan dengan kondisi luka. 

Ia sempat koma, kemudian sadar setelah memperoleh perawatan medis.

"Tanggal 3 April 2025 itu dikabarin melalui susternya. Tapi susternya menjelaskan kakak saya itu udah koma selama dua hari di rumah sakit, berarti masuk rumah sakit itu sekitar tanggal 28 Maret (2025)," ucapnya. 

Setelah sadar, Ihwan sempat melakukan video call dengan keluarga. Kondisinya memprihatinkan dengan luka hampir di sekujur tubuh.

"Lukanya banyak, di muka mata lebam, terus di tangan banyak luka, di kaki di badan itu kayak luka dibakar," tutur Subyantoro.

Setelah mendapatkan kabar duka, keluarga tak bisa berbuat banyak, termasuk rencana memulangkan jenazah Ihwan.

"Iya, udah sepakat untuk dimakamkan di sana karena masalah biaya itu besar, terus prosesnya itu banyak. Prosesnya memakan waktu banyak," terang Subyantoro.

Kendala Biaya

Keluarga selama ini berkomunikasi dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Phnom Penh, Kamboja, untuk mengetahui kondisi Ihwan.

Menurut Subyantoro, pihak KBRI menawarkan opsi jenazah Ihwan dipulangkan ke tanah air, akan tetapi biayanya ditaksir mencapai ratusan juta. 

Bukan hanya itu, proses pemulangan jenazah juga dikabarkan membutuhkan waktu mencapai dua pekan sehingga keluarga sepakat agar Ihwan dikubur di Kamboja.

"(Ada surat pernyataan) untuk dimakamkan di Kamboja secara Islam sama surat keterangan tidak mampu untuk memohon bantuan ke KBRI memakamkan jenazah," jelas Subyantoro.

Keluarga Ihwan Berharap Kasus Kematian Pekerja Migran di Kamboja Diusut Tuntas

(Deni)(TribunJakarta.com/Yusuf Bachtiar)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.