TRIBUN-MEDAN.com - Kelakuan bejad Dokter AY terhadap pasien wanita telah terkuak. AY merupakan dokter di Persada Hospital Malang melakukan pelecehan terhadap pasien.
Sampai saat ini, sudah ada 4 orang yang mengaku menjadi korban Dokter AY.
Dokter AY telah dinonaktifkan dari rumah sakit untuk penyelidikan di kepolisian.
Kasus pelecehan yang dilakukan dokter AY dikuak oleh korban inisial QR.
QR merupakan pasien dari Bandung.
QR telah membuat laporan resmi di Polresta Malang, pada Jumat (18/4/2025).
Dia telah menggunakan jasa pengacara untuk menjerat AY atas kelakuan bejadnya.
Kuasa hukum korban, Satria Marwan mengungkapkan modus pelecehan yang dilakukan Dokter AY.
"Kami pikir dokter ini merasa bersalah lalu menyerahkan diri, tetapi nyatanya tidak. Dengan terpaksa, kami mengambil langkah hukum dengan membuat laporan ke Polresta Malang Kota, laporan terkait pelanggaran UU RI Nomor 12 Tahun 2022 tentang Tindak Pidana Kekerasan Seksual," jelasnya, dikutip dari TribunJatim.com.
Dalam pelaporan tersebut, pihaknya juga membawa beberapa bukti.
Yaitu dokumen surat ketika menjalani perawatan di Persada Hospital hingga bukti pembayaran saat menjalani rawat inap.
Saat disinggung terkait kondisi dari kliennya, pihaknya mengaku masih syok serta trauma.
"Jadi, klien kami ini mengalami kegelisahan dan merasa apakah yang dilakukan ini sudah benar dan sudah tepat. Dan kami sebagai kuasa hukumnya terus meyakinkan bahwa hal itu sudah tepat, karena yang namanya korban kekerasan seksual harus berani bicara dan melapor," tandasnya.
Stetoskop Ditempel ke Dada dan Dichat
QAR juga yang memposting sendiri pengalaman pahitnya.
Dia mengatakan, kejadian yang dialaminya itu terjadi beberapa tahun yang lalu atau tepatnya di bulan September 2022.
Saat menjalani rawat inap di kamar VIP Persada Hospital Malang pada 27 September 2022, QAR diminta melepas baju oleh AY dengan dalih diperiksa memakai stetoskop.
Namun, permintaan AY ternyata berlanjut, di mana QAR disuruh melepas bra.
Lalu, AY melakukan pemeriksaan dengan cara menempelkan stetoskop ke bagian dada kiri dan kanan sekaligus terus menyenggol bagian sensitif QAR.
Tidak lama kemudian, AY mengeluarkan handphone dengan dalih membalas WA teman.
Akan tetapi, posisi handphone tersebut tepat mengarah ke bagian dada QAR.
Selain pelecehan secara fisik, pelaku juga menggoda korban dengan mengajak nonton dan makan.
"Jadi ini tahunnya berbeda-beda. Dengan modus yaitu spam chat, goda-goda, hingga ngajak nonton konser dan lain sebagainya," jelasnya.
Tanggapan Pihak Rumah Sakit
Terpisah, pihak Persada Hospital Malang mengungkapkan, selama ini perilaku dokter AY tidak menunjukkan adanya kenaehan ataupun penyimpangan.
Dokter Forensik dan Medikolegal, dr Galih Endradita, Sp.FM, FISQua yang juga sekaligus Sub Komite Etika dan Disiplin Profesi Persada Hospital Malang mengatakan, dokter AY telah bekerja di Persada Hospital sejak tahun 2019.
"Jadi yang bersangkutan (AY) ini masuk sebagai dokter di Persada Hospital sejak tahun 2019. Tetapi sebelumnya, ia sudah bekerja di beberapa rumah sakit," jelasnya dalam konferensi pers, Jumat (18/4/2025).
Sebelum diterima bekerja di Persada Hospital, AY diharuskan menjalani beberapa tahapan tes, sama seperti penerimaan pegawai pada umumnya
"Tentunya, ada beberapa tahapan tes. Seperti psikotes maupun tahapan tes wawancara sesuai dengan standar kelaikan yang diberlakukan rumah sakit," tambahnya.
Dan selama itu pula mulai sejak diterima bekerja hingga akhirnya mencuat kasus ini, Persada Hospital Malang mengatakan, perilaku dokter AY tidak menunjukkan adanya keanehan ataupun penyimpangan.
"Menurut kami, perilakunya wajar (tidak menunjukkan adanya keanehan ataupun adanya penyimpangan)," terangnya.
(*/tribun-medan.com)