Volume Transaksi Bursa Karbon RI Tembus Rp 77,91 Miliar Sejak Diluncurkan
kumparanBISNIS April 22, 2025 12:21 PM
PT Bursa Efek Indonesia (BEI) melaporkan transaksi perdagangan karbon di Bursa Karbon Indonesia (IDX Carbon) terus meningkat, sejak diluncurkan pada September 2023 lalu.
Direktur Utama BEI Iman Rachman mengatakan tertanggal 26 September 2023 hingga 17 April 2025 nilai transaksi Bursa Karbon mencapai Rp 77,91 miliar dengan volume transaksi sebanyak 1.598.703 ton CO2 ekuivalen.
"Volume transaksi hampir mencapai 1,6 Juta ton CO2 ekuivalen dengan value transaksi hampir Rp 80 miliar," kata Iman di acara CarboNEX, Kantor BEI, Jakarta, Selasa (22/4).
Selain itu, Iman mengungkap total pengguna jasa terpantau meningkat. Di mana, pada awal pembukaan dari 16 partisipan menjadi 111 pengguna jasa per 17 April 2025, angka ini meningkat 587 persen.
Di sisi lain, aktivitas retirement juga meningkat dari angka 6.290 ton menjadi 979.834 ton. Menurut Iman, jumlah transaksi yang terjadi di Bursa Karbon RI saat ini belum maksimal.
Jika dibandingkan dengan bursa karbon negara tetangga seperti Bursa Malaysia, Indonesia memiliki transaksi 7 kali lipat lebih besar. Bahkan, perdagangan karbon Indonesia dua kali lipat dari Jepang.
"Bursa karbon Indonesia cukup menarik sehingga kami sudah, bahkan mendapatkan permintaan dari pemilik-pemilik proyek di luar Indonesia yang ingin mendaftarkan dan memaparkan karbon kreditnya di IDXCarbon. Namun, fokus kami saat ini adalah membuka perdagangan unit karbon Indonesia kepada audiens internasional selebar-lebarnya," lanjutnya.
Saat ini, tercatat sebanyak 7 proyek yang tercatat siap untuk diperdagangkan sebesar 3.178.756 tCO2e.
Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar dan Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI), Iman Rachman dalam peluncuran Bursa Karbon Internasional di Gedung BEI, Senin (20/1/2025). Foto: Ghifari/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar dan Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI), Iman Rachman dalam peluncuran Bursa Karbon Internasional di Gedung BEI, Senin (20/1/2025). Foto: Ghifari/kumparan
Proyek-proyek tersebut adalah Proyek Lahendong Unit 5 & unit 6 PT Pertamina Geothermal Energy Tbk, Pembangunan Pembangkit Listrik Baru Berbahan Bakar Gas Bumi PLTGU Blok 3 PLN, Pengoperasian Pembangkit Listrik Tenaga Air Minihidro Gunung Wugul,
Lalu ada Pengoperasian Pembangkit Listrik Baru Berbahan Bakar Gas Bumi PLTGU Priok Blok 4, Konversi dari Pembangkit Single Cycle menjadi Combined Cycle PLTGU Grati Blok 2, Konversi dari Pembangkit Single Cycle menjadi Combined Cycle Blok 2 PLN NP Muara Tawar, dan Pembangunan Pembangkit Listrik Baru Berbahan Bakar Gas Bumi PLTMG Sumbagut 2 Peaker 250 Mw.
"Namun fokus kami saat ini adalah membuka perdagangan kredit karbon Indonesia kepada audiens internasional selebar-lebarnya. Selanjutnya bagaimana kita melihat era perdagangan baru internasional," imbuh Iman.
© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.