Profil Raminten alias Hamzah Sulaiman, Pemilik Restoran yang Menjadi Ikon Kuliner Jogja
Moh. Habib Asyhad April 24, 2025 01:34 PM

Inilah profil Hamzah Sulaiman Raminten pemilik The House of Raminten yang meninggal pada usia 75 tahun. Ikon budaya dan kuliner Yogyakarta.

---

Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini

---

Intisari-Online.com -Yogyakarta baru saja kehilangan salah satu sosok terbaiknya. Dialah Hamzah Sulaiman atau yang dikenal sebagai Raminten, pemilik restoran The House of Raminten, salah satu ikon kuliner Jogja.

Raminten meninggal dunia pada usia 75 tahun pada Rabu (23/4) malam.

"Selamat jalan Kanjen ... terima kasih banyak atas segalanya. Engkau tidak hanya pemimpin bagi kami, tapi juga sebagai guru kami, panutan kami, dan seseorang yang telah berjasa bagi kami," tulis akun resmi The House of Raminten, Kamis (24/4). Kanjeng adalah sapaan Hamzah Raminten

Meski begitu, belum diketahui apa penyebab meninggalnya Hamzah.

Nama aslinya adalah Hamzah Sulaiman. Dia kemudian mendapat gelar dari Sri Sultan Hamengkubuwono X yaitu Kanjeng Mas Tumenggung Hamijinindyo.

Nama Raminten sebenarnya berasal dari tokoh yang diperankan oleh Hamzah dalam acara komedi situasi di Jogja TV. Dia memerankan sosok perempuan Jawa lengkap dengan kebaya, jarik, dan konde, yang kemudian dikenal luas sebagai Raminten.

Nama ini melekat erat pada dirinya dan menjadi identitas bagi dua usaha besar miliknya: Hamzah Batik (dulunya Mirota Batik Malioboro) dan The House of Raminten, yang berdiri pada 26 Desember 2008 di Jalan FM Noto No. 7, Kotabaru, Yogyakarta.

Di awal kemunculannya, tempat ini hanya menjual berbagai macam jamu tradisional seperti beras kencur, kunir asem, jamu kolesterol, dan asam urat. Namun, daya tariknya semakin meningkat ketika mulai menjual "sego kucing" seharga Rp1.000, yang menjadi ikon hingga kini.

Yang perlu diketahui, The House of Raminten tak sekadar restoran atau rumah makan. Ia adalah perpaduan nilai-nilaibudaya Jawa dan sentuhan modern. Restoran ini menyajikan pengalaman tersendiri bagi pengunjung.

Suasana penuh ornamen Jawa klasik, pelayan yang mengenakan pakaian tradisional, serta menu-menu yang menyajikan masakan khas dengan penyajian unik, menjadikan tempat ini berbeda dari restoran pada umumnya. Hamzah Sulaiman melalui Raminten, berhasil mengemas budaya lokal dalam bentuk yang bisa dinikmati oleh semua kalangan.

Raminten dikenal sebagia sosok yang hangat, ramah, dan penuh semangat dalam memperkenalkan kekayaan budaya lokal kepada masyarakat luas. Tak heran jika warganet dan para pelanggan setia turut berduka dan membanjiri kolom komentar akun Instagram resmi House of Raminten dengan ucapan belasungkawa.

Mengutip Tribun Jogja,Hamzah Sulaiman sosok kelahiran 7 Januari 1950. Dia adalah putra bungsu daripendiri grup Mirota yaitu Hendro Sutikno (Tan Kiem Tik) dan Tini Yunianti (Nyoo Tien Nio).

Hamzah Sulaiman menempuh pendidikan diJurusan Bahasa Inggris Universitas Sanata Dharma (USD) Yogyakarta. Setelah lulus, dia sempat bekerja sebagai pelayan di kapal pesiar pada 1970 dan sempat bekerja di Amerika Serikat (AS).

Ayahnya yang sakit membuatnya harus kembali pulang ke Indonesia. Setiba di Yogyakarta, Hamzah lalu mengambil alih grup Mirota yang dikelola bersama saudara-saudaranya.

Sekitar tahun 1976, dia mengembangkan usaha keluarganya itu dengan mendirikan toko batik bernama Mirota Batik. Namun, nasib malang menimpa bisnis Hamzah tersebut karena pada tahun 2004, toko batiknya tersebut terbakar.

Tak patah arang, Hamzah membangun kembali toko batiknya tersebut dan mengganti nama menjadi Hamzah Batik. Kini, toko batiknya itu menjadi pusat oleh-oleh fesyen khas Yogyakarta yang menjadi destinasi wisatawan.

Hamzah pun mengembangkan bisnisnya dengan mendirikan restoran bernama The House of Raminten pada tahun 2008. Dia memasukkan budaya Jawa dalam restorannya tersebut.

Dikutip dari laman House of Raminten, nama Raminten ternyata diambil dari peran Hamzah dalam acara komedi situasi di salah satu stasiun televisi swasta lokal di Yogyakarta. Dalam acara komedi tersebut, dia berperan sebagai sosok perempuan Jawa yang lengkap dengan busana Jawa seperti berkebaya dan mengenakan konde.

Hal itu dibuktikannya tidak hanya dari ornamen restorannya saja, tetapi lewat kuliner yang disajikan seperti nasi kucing. Bahkan, House of Raminten sudah menjadi ikon kuliner di Yogyakarta dan menjadi destinasi favorit bagi wisatawan yang berkunjung ke Kota Pelajar tersebut.

Dedikasinya melestarikan budaya Jawa melalui seni dan kuliner membuat Hamzah menerima gelar kehormatan dari Gubernur DI Yogyakarta, Sri Sultan Hamengkubuwono X pada tahun 2014 lalu. Adapun gelar Hamzah adalah Kanjeng Mas Tumenggung (KMT) Tanoyo Hamiji Nindyo.

Gelar yang diraihnya ini juga sekaligus sebagai wujud pengangkatan sebagai Abdi Dalem Kraton.

Begitulah profil Raminten alias Hamzah Sulaiman aliasKanjeng Mas Tumenggung Hamijinindyo. Sumbangsihmu terhadap kebudayaan Yogyakarta abadi, Kanjeng!

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.