Puluhan Murid SD di Bombana Muntah, Peristiwa Keenam Usai Konsumsi MBG
Irfani Rahman April 25, 2025 08:31 AM

BANJARMASINPOST.CO.ID, BOMBANA – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara, turun langsung ke dua sekolah dasar (SD) setelah laporan puluhan murid mengalami muntah-muntah usai menyantap Makanan Bergizi Gratis (MBG), Rabu (23/4).

“Total ada 13 murid yang keracunan. Ada yang muntah-muntah, sakit perut, dan pusing, tetapi sebagian besar (di antaranya) sudah membaik, hanya satu orang yang izin hari ini karena perlu waktu istirahat,” kata Kepala SDN 33 Kasipute, Santi Jamal.

Petugas kesehatan memeriksa para siswa, memberikan obat, serta memantau kondisi mereka hingga malam hari. Petugas juga memeriksa sampel makanan yang dikonsumsi para siswa. “Sampelnya lauk, ayam goreng tepung kita ambil. Pagi tadi sudah kita kirim untuk diperiksa di Balai BPOM Kendari,” ungkap Darwin, Kepala Dinas Kesehatan Bombana, Kamis (24/4).

Darwin menyebutkan bahwa hingga pagi ini, 9 siswa masih dipantau, namun tidak ada yang dirujuk ke RSUD atau puskesmas. “Alhamdulillah anak-anak yang muntah-muntah sampai hari hasil pantauan teman-teman nakes tidak ada yang dirujuk ke RSUD maupun puskesmas,” ujarnya.

Petugas dari BPOM Kendari juga telah mengecek langsung kondisi siswa di rumah mereka dan hari ini memeriksa dapur penyedia MBG di Kecamatan Kasipute. “Kami mohon bagi yang bertugas memasak, bisa memperhatikan kesehatan anak,” tambah Darwin, berharap agar insiden serupa tidak terulang.

Selain di Bombana, hingga kini sederet kasus siswa yang keracunan akibat program MBG terjadi sepanjang 2025. Setidaknya sudah terdapat enam kasus keracunan MBG di berbagai daerah, mulai dari Cianjur, Sukoharjo, hingga Bombana yang terletak di Sulawesi Tenggara. Bahkan kasus keracunan MBG yang terjadi di Cianjur, Jawa Barat telah ditetapkan sebagai kasus luar biasa (KLB). Status tersebut diberlakukan setelah 78 siswa dari dua sekolah mengalami gejala keracunan makanan.

Sebelumnya peristiwa serupa juga terjadi di SDN Proyonanggan 5 Batang, Jawa Tengah, kemudian murid SD Katolik Andaluri, Waingapu, Sumba Timur mengalami keracunan usai mengkonsumsi makanan program MBG, murid SD N Alaswangi 2, Pandeglang, Jawa Barat, serta 40 siswa SDN 3 Dukuh Sukoharjo, Jateng.

Sementara anggota Komisi IX DPR RI Edy Wuryanto menggarisbawahi pentingnya ekosistem Makan Bergizi Gratis (MBG) yang terstruktur dan akuntabel, menyusul berbagai kasus seperti keracunan hingga hingga belum dibayarnya mitra pelaksana.

Edy menyebutkan bahwa BGN ditunjuk sebagai penanggung jawab utama program MBG, sesuai Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2024. Pada 2025, ditargetkan pembangunan 5 ribu unit Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).

Dari jumlah tersebut, katanya, BGN akan membangun 1.542 unit secara langsung, sementara sisanya dilaksanakan melalui kerja sama dengan lembaga negara atau pihak ketiga.

“Komisi IX DPR RI menolak penggunaan model katering. Proses memasak harus dilakukan langsung oleh SPPG agar pengawasan kualitas dan keamanan makanan bisa berjalan efektif,” ujarnya.(Kompas.com)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.