Aura Cinta Dibully Usai Debat dengan Dedi Mulyadi, Orang Tua Nangis Menyesal: Nggak Ikhlas!
Nindya Galuh Aprillia May 03, 2025 12:34 PM

Grid.ID - Sosok gadis bernama Aura Cinta kini menjadi sorotan usai debat dengan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi. Momen sengit tersebut terekam jelas dalam tayang Youtube Kang Dedi Mulyadi Channel, Senin (28/4/2025).

Dalam debat tersebut Aura Cinta mengkritik aturan pelarangan wisuda jenjang sekolah yang diterbitkan oleh Dedi Mulyadi. Ia berpendapat bahwa acara wisuda itu penting meski bukan di jenjang perkuliahan.

Bukan hanya itu, Aura juga berani menyebut bahwa peraturan baru yang ditetapkan oleh sang Gubernur itu tidak adil.

"Saya ngerasa udah lulus. Kalau enggak ada perpisahan, kita tuh enggak bisa ngumpul bareng atau ngerasain interaktif sama teman gitu," ujar Aura seperti dikutip Grid.ID dari tayangan YouTube KDM Channel.

Padahal, sebagaimana diketahui, sang gadis termasuk dalam golongan keluarga miskin. Ayahnya mencari nafkah sebagai pengumpul botol bekas, sementara ibunya tak bekerja. Ditambah lagi, keluarga Aura baru saja digusur dari tanah di bantaran sungai yang merupakan milik negara.

Hal inilah yang membuat Dedi Mulyadi tak habis pikir. Menurutnya kegiatan wisuda di jenjang Pendidikan TK hingga SMA hanya memberatkan secara biaya. Pun dirinya ingin agar warganya hidup dengan layak terlebih dulu.

"Tinggal aja di bantaran sungai, tapi gaya hidup begini (tinggi) ini kan harus diubah rakyatnya."

"Sekarang teriak-teriak minta penggantian, saya kalau tega-tegaan saya layak ganti gak ? Tanah, tanah negara, kebutuhan untuk rakyat, proyek kabupaten (Bekasi), terus kemudian saya ngapain ngeluarin uang Rp 10 juta buat ibu? Udah kasihin orang miskin aja yang lain," kata Dedi Mulyadi kepada Aura Cinta dan ibunya.

"Kenapa miskin gayanya kayak orang kaya," imbuhnya.

Imbas dari video debat yang viral itu, Aura Cinta pun langsung jadi sasaran bully dan kritikan publik. Ia dinilai tidak mampu menakar kemampuan ekonomi keluarga dan bersikap egois dengan lebih mementingkan biaya wisuda.

Menanggapi hal tersebut, orang tua Aura Cinta merasa tidak terima. Ia mengaku tak ikhlas putri kesayangannya mendapat banyak hujatan.

"Dihujat sampai sedemikian rupa ya tetep nggak ikhlas," kata ibunda Aura Cinta dalam tayangan video di akun Instagram @rumpii_asiik, Sabtu (3/5/2025).

Sang ayah bahkan mengaku menyesal telah membujuk Aura Cinta untuk bertemu Dedi Mulyadi kala itu. Jika bisa memilih, ia lebih baik tak perlu bertemu sang gubernur untuk menanyakan bantuan atas penggusuran rumahnya.

"Nggak ikhlas kita, kalau disuruh milih ya mending nggak usah (bertemu dengan Dedi Mulyadi)," kata sang ayah.

"Terus terang saya pribadi sebagai orang tuanya menyesal sekali kenapa di hari itu Aura saya bujuk untuk menemui gubernur," tambahnya.

Sambil menangis, ayah Aura juga menyesal karena tidak bisa membela putrinya saat dicecar berbagai pertanyaan oleh Gubernur Jawa Barat itu.

"Aura bilang sama saya, 'kenapa papa tadi nggak bela Aura?'. Saya merasa kasihan. Saya sebagai ayahnya tapi tidak bisa menyampaikan sesuatu untuk dia," ucapnya dengan air mata.

Dedi Mulyadi Klarifikasi

Meski saat berdebat terkesan galak, Dedi Mulyadi tetap mengapresiasi keberanian Aura Cinta yang mengkritik kebijakannya. Dedi juga menegaskan bahwa dialog tersebut bertujuan menggambarkan kepeduliannya terhadap masa depan generasi muda, bukan untuk menyerang pribadi siapapun.

"Perlu dipahami semua, dialog saya dengan Aura itu dialog yang ingin menggambarkan tentang masa depan anak-anak kita," ujar Dedi dikutip dari Kompas.com.

Adapun isu bahwa dialognya dengan Aura merupakan settingan, Dedi tak mau ambil pusing. Ia justru salut pada sang gadis yang berani menyuarakan argumennya.

"Saya tidak tahu (settingan), saya anggap anak itu ikhlas," ungkap Dedi Mulyadi.

"Saya mah gak berprasangka buruk, saya berprasangka baik."

"Anak itu pinter dan anak itu berani sehingga mau menyampaikan di depan gubernur," tuturnya.

Lebih lanjut, Dedi menegaskan dirinya terbuka terhadap kritik. Namun, ia menilai pendapat yang disampaikan Aura terkait pelarangan acara perpisahan sekolah kurang didukung dengan landasan hukum yang kuat.

"Tugas gubernur adalah mengarahkan agar argumentasinya memiliki dasar hukum yang kuat," jelas Dedi.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.