Bupati Cianjur, Jawa Barat, Mohammad Wahyu Ferdian, membuka peluang bagi siswa terindikasi LGBT hingga kecanduan game online dikirim ke barak militer.
Tak hanya mendapatkan pembinaan wajib militer dari TNI AD, siswa yang masuk dalam kategori kenakalan remaja itu juga akan didampingi psikolog dan petugas kesehatan.
"Kategorinya siswa yang memang bermasalah, apabila ada siswa terindikasi LGBT atau gemulai dan kecanduan game online pun akan dibina."
"Nanti mereka akan mendapatkan pendidikan bela negara," kata Wahyu kepada wartawan, Minggu (4/5/2025), dilansir Tribun Jabar.
Adapun teknis pembinaannya akan dikoordinasikan dengan dinas terkait.
"Mengenai teknisnya, nanti kita koordinasi dengan instansi atau dinas terkait," lanjut Wahyu.
Kabid SMP Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Cianjur, Helmi Halimudin, mengatakan program pembinaan terhadap siswa yang terlibat kenakalan remaja ini akan di launching Selasa (6/5/2025).
"Setiap siswa bakal mengikuti pembinaan di barak TNI selama dua pekan."
"Program tersebut bukan pendidikan militer, tapi pendidikan karakter, supaya para siswa lebih disiplin," terang Helmi, barubaru ini.
Helmi menyebutkan, selama menjalani program tersebut, para siswa juga akan mendapatkan materi formal sesuai jenjangnya masingmasing.
Materi ini akan diberikan langsung oleh guruguru terpilih yang bertugas di Kabupaten Cianjur.
Lebih lanjut, Helmi mengatakan pemantauan perkembangan siswa juga akan dilakukan untuk memahami sejauh mana keberhasilan program ini dapat mempengaruhi sikap siswa.
"Nanti kita akan pilih beberapa guru SMP di Cianjur untuk mengisi materi selama para siswa di barak."
"Bahkan setelah mereka mengikuti program itu, mereka akan terus pantau perkembanganya," jelas Helmi.
Program Dedi MulyadiDiketahui, program pembinaan di barak militer ini digelar menindaklanjuti perintah Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi.
Dedi Mulyadi menjelaskan program ini akan diberikan hanya untuk para siswa yang bermasalah.
Terutama, bagi siswa yang orang tuanya sudah merasa kewalahan menghadapi tingkah kenakalan anaknya.
Misalnya, terlibat geng motor dan lain sebagainya.
Mereka, kata Dedi Mulyadi, akan ditempa oleh TNI selama beberapa waktu.
Dedi Mulyadi mengatakan pihaknya sudah berkoordinasi dengan para bupati/wali kota untuk merealisasikan program ini.
Bahkan, sebagian daerah di Jawa Barat sudah lebih dulu melaksanakan program berbasis pendidikan bela negara ini.
Teknisnya, siswasiswi yang terlibat tawuran atau kenakalan lainnya akan dipanggil orang tuanya dan diminta agar dimasukkan ke dalam program pendidikan militer.
"Nanti ada anak yang tawuran di jalan kita akan bawa, nanti saya panggil orang tuanya mau gimana, masih sanggup mendidik atau kita sekolahkan di sekolah militer," jelas Dedi Mulyadi, Senin (28/4/2025).
Jika orang tuanya sudah tidak sanggup memberikan arahan, maka program pendidikan militer bisa dimanfaatkan.
"Jadi begini, kan kita ini dari dulu ngomongin geng motor gak selesaiselesai, anakanak yang mengalami problem di rumah sehingga berdampak tidak sekolah, tidak selesai," ujar Dedi Mulyadi.
Untuk itu, melalui pendidikan militer ini, Dedi Mulyadi berharap siswasiswi yang bermasalah dapat terselesaikan.