QnA: Mengenal World, Proyek Sam Altman yang Kini Diblokir Komdigi
kumparanNEWS May 05, 2025 06:40 PM
Sejumlah orang berbondong-bondong datang ke sebuah ruko bertuliskan 'World' di Bekasi. Katanya, mereka bakal menerima bayaran sekitar Rp 800 ribu setelah iris mata mereka dipindai oleh alat berbentuk bola logam yang disebut Orb.
Aktivitas itu kemudian viral di media sosial. Komdigi pun mengambil tindakan dengan membekukan aktivitas tersebut. Berdasarkan keterangan di situs resmi World, di Indonesia ada 29 lokasi untuk memindai iris mata. Namun, informasi daftar lokasi itu kini sudah tidak bisa diakses.
Lantas, apa itu sebetulnya World? Mengapa mereka memberikan uang secara cuma-cuma?
kumparan merangkum fakta-fakta tentang World menurut situs resmi mereka. Selain itu, kami juga sudah mencoba mengunduh aplikasi World di PlayStore.
Apa itu World?
World adalah proyek yang digagas Sam Altman (CEO OpenAI), bersama Alex Blania dan Max Novendstern. Mereka ingin menciptakan identitas digital global dan sistem keuangan baru yang bisa diakses oleh semua orang, terutama bagi mereka yang belum tersentuh layanan keuangan modern.
Secara teknis, World tidak sepenuhnya dimiliki Altman. Proyek ini dijalankan oleh dua entitas utama. Yakni, Tools for Humanity (TFH) dan Worldcoin Foundation. Namun, pengaruh pendiri ChatGPT itu sangat besar di sana.
Perbesar
Penampakan ruko tempat Worldcoin yang sempat beroperasi, kini tertutup rapat tak ada aktivitas, Bekasi Timur, Senin (5/5/2025). Foto: Thomas Bosco/kumparan
Sejak diluncurkan pada 24 Juli 2023, jaringan World sudah berada di lebih dari 160 negara. Jumlah penggunanya pun kini mencapai 26,4 juta orang, dengan pengguna yang sudah terverifikasi mencapai 12,4 juta orang. Baik di PlayStore maupun AppStore, aplikasi World atau World App sudah diunduh 54,6 juta kali.
Altman membayangkan bahwa World akan menjadi fondasi untuk identitas dan ekonomi di tengah pesatnya perkembangan AI. Altman lalu menawarkan WorldID dan WorldCoin dalam satu paket bernama World App.
Perbesar
Chief Executive Officer (CEO) OpenAI Samuel Altman. Foto: Direktorat Jenderal Imigrasi/HO Antara
Lalu, Apa Itu World Id?
Altman membayangkan World ID layaknya Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang bersifat global. Di tengah maraknya AI yang bisa menduplikasi banyak hal, World ID diklaim dapat menjadi penanda bahwa pemilik ID tersebut benar-benar milik manusia.
Cara yang dilakukan World adalah dengan memindai iris mata manusia melalui alat berbentuk bola putih yang disebut dengan Orb. Itulah kenapa orang-orang di Bekasi datang ke ruko World. Mata mereka hendak dipindai supaya bisa memiliki World ID.
Seperti halnya sidik jari, pola iris mata manusia sangat khas dan berbeda satu sama lain, bahkan pada kembar identik. Dengan memindai iris, World bisa memastikan bahwa satu orang hanya punya satu World ID. Selain itu, cara ini diklaim mesti dilakukan supaya tidak ada lagi penipuan dan pemalsuan indentitas di dunia World.
Perbesar
Seorang wanita menjalani pemindaian iris mata dengan sebuah bola mata, perangkat pemindai data biometrik, untuk ditukar dengan mata uang kripto Worldcoin di Buenos Aires (22/3/2024). Foto: Juan Mabromata/AFP
Sam Altman memang menciptakan World ID sebagai jalan keluar dari banyaknya bot AI realistis di internet pada masa depan. Dengan begitu, proses identifikasi manusia asli di berbagai platform digital, seperti di media sosial, aplikasi kencan, game, atau bahkan pemilihan umum berbasis digital dapat lebih mudah dan aman untuk dilakukan.
Kalau Worldcoin Itu Apa?
Worldcoin (WLD) adalah token digital berbasis Ethereum yang dikembangkan sebagai jaringan ekonomi baru bernama World Network. Berbeda dari kripto seperti Bitcoin yang mesti dibeli, Worldcoin bisa diperoleh secara gratis (grants) kepada pengguna yang telah memverifikasi identitas manusianya lewat World ID.
Dilihat pada Senin (5/5), 1 WLD setara dengan Rp 15.605. Orang-orang yang memverifikasi identitasnya melalui Orb akan diganjar 39 WLD atau sekitar Rp 618.635. Angka ini sifatnya fluktuatif seperti nilai tukar mata uang pada umumnya. Bisa lebih tinggi, bisa juga lebih rendah.
Altman membayangkan Worldcoin itu dapat menjadi mata uang global di masa depan. Alasan adanya grants atau 'duit' cuma-cuma di awal pendaftaran lantaran itu dianggap sebagai insentif ekonomi. Bahwa semua orang di dunia ini mesti punya 'modal awal' hanya karena mereka manusia.
Selain itu, Worldcoin juga digadang-gadang bakal menjadi sistem distribusi Universal Basic Income (UBI). Secara filosofis, UBI adalah konsep di mana pemerintah memberikan secara cuma-cuma sejumlah uang kepada setiap penduduk sebagai pengganti penghasilan yang hilang.
Senada dengan konsep tersebut, Altman membayangkan di masa depan AI bakal menggantikan banyak pekerjaan manusia. Namun, AI juga dapat menciptakan nilai ekonomi besar. Maka, kekayaan itu harus bisa dibagikan kembali ke masyarakat melalui Worldcoin.
World mengklaim tidak akan menyimpan data penggunanya, tetapi kehadiran World ditolak berbagai negara, seperti Spanyol, Brasil, dan Hong Kong. Hal ini karena khawatir adanya penyalahgunaan data biometrik dan pelanggaran hak privasi masyarakat.
Termasuk Indonesia, Kementerian Komunikasi dan Digital sudah membekukan sementara Tanda Daftar Penyelenggara Sistem Elektronik (TDPSE) World, Minggu (4/5). Pembekuan ini merupakan langkah preventif untuk mencegah potensi risiko terhadap masyarakat.
PT Terang Bulan Abadi salah satu entitas yang menaungi layanan World belum terdaftar sebagai Penyelenggara Sistem Elektronik (PSE) dan tidak memiliki Tanda Daftar Penyelenggara Sistem Elektronik (TDPSE). Adapun layanan Worldcoin tercatat memakai TDPSE atas nama perusahaan lain, yaitu PT Sandina Abadi Nusantara.