Grid.ID - Dedi Mulyadi bakal kirim guru sampai pegawai malas ke barak militer. Begini faktanya soal kebijakan baru Gubernur Jabar.
Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi kembali membuat wacana baru. Kali ini, pejabat daerah itu kembali membuat kebijakan soal mengirim ke barak militer.
Meski sempat menjadi kontroversi, Dedi Mulyadi tetap meneruskan kebijakannya tersebut. Kali ini sasarannya yakni guru dan pegawai malas.
Selain mengirim siswa nakal untuk mengikuti program Penguatan Karakter dan Bela Negara di barak militer, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, yang akrab disapa KDM, juga berencana mengikutsertakan guru serta pegawai malas untuk dibina di tempat yang sama. Pernyataan tersebut disampaikan oleh Dedi saat meninjau kegiatan Penguatan Karakter dan Bela Negara untuk pelajar di Kabupaten Sumedang, yang berlangsung di Markas Kodim 0610 Sumedang pada Jumat (9/5/2025).
"Ke depan guru yang malas atau pegawai yang malas akan dimasukkan barak tentara," tuturnya, dilansir dari TribunJabar.id, Sabtu (10/5/2025).
Ia menambahkan bahwa munculnya perilaku menyimpang di kalangan pelajar merupakan bentuk refleksi atas kondisi pendidikan saat ini.
"Bahwa sistem pembelajaran dan mengajar kita di sekolah serta kewibawaan guru menjadi faktor kenapa anak-anak berprilaku seperti ini. Untuk itu pendidikan harus melakukan evaluasi secara total, baik terhadap sistem maupun guru-guru di sekolah," sambungnya.
Individu yang sering membuat keonaran atau mengganggu ketertiban juga akan menjadi target dari program ini.
"Nanti dalam waktu tidak terlalu lama, sekitar bulan Juli, orang yang mabuk dijalanan atau orang yang bikin rusuh dimana-mana akan saya masukin barak tentara"
"Karena mereka mempunyai keluarga, maka akan dipekerjakan dalam pekerjaan konstruksi pemerintah dan mereka mendapat honor dari pekerjaan. Ini akan dilaksanakan secara bertahap," katanya.
Menurut Dedi, kebijakan ini merupakan bagian dari evaluasi menyeluruh terhadap sistem pendidikan serta upaya pembentukan budaya kerja yang lebih baik. Ia berpendapat bahwa kurangnya wibawa guru turut berkontribusi terhadap perilaku negatif siswa di sekolah.
"Tumbuhnya anak-anak nakal yang tidak terkendali, ini juga harus menjadi bagian dari instrospeksi pendidikan. Jadi, sistem belajar dan mengajar di sekolah jadi faktor kenapa anak-anak berlaku seperti ini," tuturnya, melansir dari Kompas.com.
Dedi Mulyadi menjelaskan bahwa pembinaan di barak militer juga akan ditujukan kepada individu yang dianggap mengganggu ketertiban umum misalnya guru dan pegawai malas. Mereka yang tertangkap sedang mabuk di tempat umum atau membuat onar akan ditempatkan di barak dengan sistem pembinaan yang terstruktur juga termasuk.
“Kita akan tempatkan mereka di barak. Tapi tentu dengan pendekatan terstruktur, karena mereka punya keluarga. Maka, akan kami pekerjakan di proyek konstruksi pemerintah dan tetap mendapat honor,” jelasnya.
Program ini, lanjut Dedi, akan dilaksanakan secara bertahap dengan pendekatan holistik. Untuk kalangan pelajar, pelaksanaannya dikoordinasikan langsung oleh bupati dan komandan kodim, serta diawasi oleh komandan resor militer dan aparat kepolisian.
"Program ini bukan pendidikan militer. Ini pendidikan kedisiplina, mengubah dari kebiasaan buruk menjadi baik, termasuk menyadarkan anak-anak agar tidak lagi mengendarai motor di bawah umur atau kecanduan gadget,” tutur Dedi.
Ia menegaskan, program barak militer akan diperluas ke seluruh daerah di Jawa Barat, tergantung kesiapan masing-masing pemerintah kabupaten dan kota.
"Bupati jangan gengsi atau takut. Kalau daerah lain sudah tertib tapi di kabupatennya masih kacau, itu justru memalukan," sebut Dedi.