DPR Beri 5 Rekomendasi Sikapi Insiden Pemusnahan Amunisi di Garut, Singgung Soal Santunan
GH News May 12, 2025 08:03 PM

Wakil Ketua Komisi I DPR RI Dave Laksono menyatakan, pihaknya memberikan sejumlah rekomendasi terhadap pemerintah dan TNI atas insiden ledakan maut saat memusnahkan amunisi kedaluarsa di Kecamatan Cibalong, Garut, Jawa Barat.

Dalam insiden ledakan maut tersebut 13 orang meninggal dunia di lokasi dengan rincian 9 warga sipil dan 4 prajurit TNI.

Dave mengungkap ada lima rekomendasi untuk pemerintah dan TNI terkait insiden tersebut.Satu di antaranya memberikan santunan terhadap keluarga korban yang meninggal dunia."Rekomendasi kepada pemerintah dan TNI yang diberikan mencakup peningkatan pengawasan, audit prosedur keamanan, sosialisasi kepada masyarakat sekitar lokasi pemusnahan, serta pemberian santunan bagi keluarga korban," kata Dave saat dimintai tanggapannya, Senin (11/5/2025).

Tak cukup di situ, legislator dari Fraksi Partai Golkar tersebut juga berharap agar pemerintah dan TNI bisa segera mengambil langkah konkret penyelesaian insiden ledakan maut tersebut.

Hal itu penting, agar keamanan masyarakat khususnya di sekitaran lokasi ke depannya bisa terjamin.

"Kejadian ini menyoroti perlunya evaluasi menyeluruh terhadap prosedur pemusnahan amunisi agar kejadian serupa tidak terulang," ujar Dave.

Diberitakan sebelumnya, TNI Angkatan Darat (AD) mengungkapkan sebanyak empat prajurit TNI AD dan 9 warga sipil tewas dalam insiden pemusnahan bahan peledak afkir di Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut, Jawa Barat pada Senin (12/5/2025) pagi.

Kepala Dinas Penerangan TNI AD Brigjen Wahyu Yudhayana menjelaskan keempat prajurit yang tewas dalam insiden tersebut adalah prajuritprajurit yang memiliki dedikasi yang tinggi.

Mereka adalah Kepala Gudang Pusat Amunisi III Pusat Peralatan TNI AD Kolonel Cpl Antonius Hirmawan, Kepala Seksi Administrasi Pergudangan Gudang Pusat Amunisi III Pusat Peralatan TNI AD Mayor Cpl Anda Rohanda, dan dua orang anggota Gudang Pusat Amunisi III Pusat Peralatan TNI AD yaitu Kopda Eri Priambodo dan Pratu Apriu Seriawan.

Sembilan warga sipil yang tewas yakni Agus, Ipan, Anwar, Iyus, Iyusrizal, Toto, Rusdiawan, Dadang, dan Endang.

"Saat ini semua korban yang meninggal dunia sudah dievakuasi ke RSUD Pameungpeuk untuk dilakukan tindakan selanjutnya," kata Wahyu saat dihubungi Tribunnews.com pada Senin (12/5/2025).

Dia menjelaskan awalnya pada Senin 12 Mei 2025 Pukul 09.30 WIB telah dilaksanakan kegiatan pemusnahan amunisi afkir tidak layak pakai inventaris TNI Angkatan Darat di lokasi peletakan Desa Sagara Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut.

Pemusnahan tersebut dilaksanakan oleh Jajaran Gudang Pusat Munisi III Pusat Peralatan TNI Angkatan Darat.

Pada awal kegiatan, kata Wahyu, secara prosedur telah dilaksanakan pengecekan terhadap personil maupun yang berkaitan dengan lokasi peledakan dan semuanya dinyatakan dalam keadaan aman.

Selanjutnya, ungkap Wahyu, tim penyusun amunisi melakukan persiapan pemusnahan di dalam dua lubang sumur yang disiapkan.

Setelah seluruh tim pengamanan masuk ke pos masingmasing untuk melaksanakan pengamanan dan setelah dinyatakan aman kemudian dilakukan peledakan di dua sumur yang ditempati oleh amunisi afkir tersebut untuk dihancurkan.

Peledakan di dua sumur tersebut, jelas Wahyu, berjalan dengan sempurna dalam kondisi aman.

Sedangkan di luar dua sumur tersebut disiapkan satu lubang yang peruntukannya adalah untuk menghancurkan detonator yang selesai digunakan dalam penghancuran dua sumur sebelumnya, termasuk sisa detonator yang ada berkaitan dengan amunisi afkir tersebut.

"Saat tim penyusun munisi menyusun detonator di dalam lubang tersebut setara tibatiba terjadi ledakan dari dalam lubang yang mengakibatkan 13 orang meninggal dunia," jelas Wahyu.

Selain melaksanakan penanganan terhadap para korban, upaya yang dilakukan TNI AD saat ini adalah berkoordinasi dengan aparat terkait untuk mengamankan lokasi peledakan sampai benarbenar aman untuk warga masyarakat sekitar.

Saat ini, katanya, lokasi masih disterilkan oleh petugas karena dikhawatirkan masih ada beberapa bahan yang berbahaya atau perlu diamankan.

"Penyebab dari kejadian tersebut masih dalam tahap penyelidikan oleh Tim TNI Angkatan Darat, termasuk terkait dengan korban sipil," ungkap dia.

"Karena perlu kami sampaikan juga pada kesempatan ini bahwa lahan yang digunakan untuk penghancuran amunisi afkir tersebut adalah lahan milik BKSDA Kabupaten Garut yang sudah rutin digunakan untuk memusnahkan amunisi afkir dan lokasinya jauh dari permukiman warga," kata Wahyu.

Dia juga mengucapkan bela sungkawa sedalamdalamnya atas musibah tersebut.

Selain itu, ia juga mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk mendoakan para korban dan keluarga korban yang ditinggalkan.

"Kami juga berduka cita atas meninggalnya korban masyarakat sipil. Kami mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk turut mendoakan para korban dan semua keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan," jelas Wahyu.

"Kami akan melaksanakan investigasi secara menyeluruh terkait dengan kejadian ini dan akan kami sampaikan informasi selanjutnya berkaitan dengan perkembangan dari penyelidikan atau investigasi yang dilaksanakan," pungkas dia.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.