---
Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini
---
Intisari-Online.com -Salah satu Sunan yang menyebarkan ajaran Islam di Nusantara dengan cara kesenian wayang kulit adalah Sunan Kalijaga. Apa jenis lakon yang dimainkan Wali Allah kelahiran Tuban itu?
Bagi beberapa kalangan, Sunan Kalijaga adalah Wali Songo yang paling nyentrik. Tak hanya soal cara berdakwah, kehidupan Sang Wali, terutama saat masih muda, juga sangat nyentrik.
Nama aslinya adalah Raden Mas Syahid, disebut lahir pada 1450 di Tuban, sekarang masuk wilayah Jawa Timur, ketika itu masih bagian dari Majapahit yang sudah beranjak uzur. Dia adalah putra Bupati Tuban bernama Tumenggung Wilatikta.
Meski awalnya hendak berbuat jahat, Sunan Kalijaga adalah murid Sunan Bonang. Dalam menyebarkan agama Islam, cara pendekatan yang dilakukan Sunan Kalijaga dengan memakai sarana kesenian dan kebudayaan.
Raden Mas Syahid muda adalah seorang berandal, suka merampok. Dia pernah membongkar gudang kadipaten dengan mengambil bahan makanan, dan membagi-bagikannya kepada orang-orang yang memerlukannya dengan cara diam-diam.
Saat diintai oleh penjaga keamanan kadipaten, Raden Mas Syahid tertangkap basah. Kemudian dibawa dan dihadapkan kepada ayahnya Adipati Tumenggung Wilatikta. Tindakan yang dilakukan Raden Mas Syahid membuat ayahnya malu dan mengusirnya.
Tapi Raden Mas Syahid tetap melakukan tindakan tersebut. Hasil dibagi-bagikan ke masyarakat miskin.
Di tengah aksi-aksinya, dia bertemu dengan Sunan Bonang di hutan Jatiwangi. Saat menjalankan aksinya, Sunan Bonang menasehati dan membuat Raden Mas Syahid sadar. Akhirnya sadar dan belajar dari Sunan Bonang.
Mas Syahid lalumenjadi murid Sunan Bonang dan menjadi salah satu wali yang menyebarkan Islam di pulau Jawa. Selain agama, dari Sunan Bonang, Kalijaga juga belajar kesenian, kebudayaan, kesusastraan Jawa, dan ilmu falak.
Dia juga pergi ke Mekah untuk menunaikan ibadah haji. Sekembalinya ke Jawa, Sunan Kalijaga jadi pendakwah. Diamengawali dakwahnya di Desa Kalijaga, Cirebon.
Di sana, Sunan Kalijaga mengislamkan penduduk sekitar termasuk Indramayu dan Pamanukan. Model dakwah yang dilakukan Sunan Kalijaga dengan pendekatan lewat kesenian dan kearifan lokal.
Sunan Kalijaga terlebih dahulu mempelajari watak dan budaya penduduk sekitar. Terlebih mereka yang tipikal masyarakat yang mudah lari jika dipaksa mengikuti sesuatu yang baru.
Dakwah Sunan Kalijaga dalam menumbuh-kembangkan nilai-nilai keislaman di Jawa lebih banyak dengan menggunakan pendekatan seni dan kearifan budaya lokal. Itulah media dakwah yang digunakan oleh Sang Wali.
Sunan Kalijaga juga merancang pendekatan yang sesuai dengan masyarakat Jawa. Di antaranya dengan akulturasi budaya dengan menyisipkan nilai-nilai Islam ke dalam segi-segi budaya lokal.
Dia juga juga menyumbangkan ide seperti perencanaan alat-alat pertanian, desain pakaian, permainan tradisional untuk anak-anak, hingga musik gamelan. Banyak karya yang sudah dibuat Sunan Kalijaga yang dijadikan media berdakwah di masyarakat.
Salah satu yang monumental dari Sunan Kalijaga adalah tembang "Lir-Ilir" yang masih terus dilantunkan sebagai pelajaran hidup oleh masyarakat Jawa hingga saat ini. Sunan Kalijaga juga dikenal dengan wayang kulitnya sebagai media dakwah.
Dengan wayang kulit, Kalijaga biasanya akan mengubah lakon yang dimainkan. Misalnya cerita tentang Ramayana dan Mahabarata, yang dikenal dalam tradisi Hindu, akan digubah dan dimasuki unsur-unsur Islam.
Wujud wayangnya juga berubah, yang awalnya lebih mirip manusia menjadi kreasi baru seperti yang kita kenal sekarang. Wayang dengan wajah yangmenghadap ke depan diukir dengan letak bahu di depan dan di belakang. Tangan wayang kulit dibuat panjang hingga menyentuh kakinya. Meski menghadap ke depan, matanya dibuat tampak utuh.
Mengutip Isi.ac.id, dalam pertunjukannya, ada beberapa kalon wayang kulit yang diubah oleh Sunan Kalijaga yang diadaptasi dari naskah-naskah kuno. Di antaranya yang paling dia gemari adalah lakon Dewa Ruci, Layang Kalimasada, Petruk Jadi Raja, dan lain sebagainya.
Sunan Kalijaga juga menambahkan karakter-karakter baru seperti punakawan yang terdiri atas Semar, Bagong, Petruk, dan Gareng. Selain menggelar pertunjukan wayang. Diajuga menggubah tembang-tembang yang sarat dengan muatan keislaman.
Sunan Kalijaga juga menciptakan alat musik gamelan berupa gong yang bernama Kyai Sekati yang berasal dari adaptasi kata Syahadatain, bermakna sebagai pengucapan dua kalimat Syahadat. Pada zaman sekarang ini, gong tersebut ditabuh pada perayaan Maulid Nabi di sekitaran halaman Masjid Agung Demak.
Begitulah,salah satu Sunan yang menyebarkan ajaran Islam di Nusantara dengan cara kesenian wayang kulit adalah Sunan Kalijaga. Salah satu lakon yang dia sering mainkan adalah lakon Dewa Ruci.