Alasan Bank Indonesia Pangkas Suku Bunga Acuan 25 Basis Point Jadi 5,50 Persen di Mei 2025
Choirul Arifin May 21, 2025 07:37 PM

 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyatakan, penurunan suku bunga acuan sebesar 25 basis point untuk menjaga pertumbuhan ekonomi dan nilai tukar rupiah.

Hal ini menjadi alasan Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis point menjadi 5,50 persen pada Mei 2025 dari sebelumnya 5,75 persen di bulan April 2025. 

"Inilah kenapa kami turunkan suku bunga 25 basis point," tutur Perry dalam Konferensi Pers secara virtual, Selasa (21/5/2025).

Perry merinci, kebijakan BI menurunkan suku bunga acuan mempertimbangkan inflasi domestik yang cukup rendah. Kemudian, realisasi pertumbuhan ekonomi triwulan I sebesar 4,87 persen yang lebih rendah dibandingkan triwulan IV 2024 sebesar 5,02 persen. Serta, mempertimbangkan nilai tukar rupiah yang terus menunjukkan penguatan.

"Pertimbangannya satu, inflasi rendah. Dua, stabilitas nilai tukar rupiah yang terjaga. Dan ketiga, turut mendorong pertumbuhan ekonomi bersinergi erat dengan kebijakan-kebijakan fiskal maupun kebijakan-kebijakan pemerintah lainnya dalam Asta Cita," papar dia.

Seperti diketahui, BI memangkas suku bunga acuan atau BI Rate sebesar 25 basis point menjadi 5,50 persen pada Mei 2025.

Penurunan suku bunga ini sejalan dengan penurunan suku bunga deposit facility sebesar 25 basis point menjadi 4,75 persen dan suku bunga lending facility turun 25 basis point menjadi 6,25 persen.

"Rapat dewan gubernur Bank Indonesia pada tanggal 20-21 Mei 2025 memutuskan untuk menurunkan BI rate 25 basis point menjadi 5,50 persen," kata Perry.

Perry mengatakan, keputusan pemangkasan suku bunga ini konsisten dengan perkiraan inflasi tahun 2025 dan 2026 yang rendah dan terkendali dalam sasaran 2,5 plus-minus 1 persen.

Selain itu sebagai paya mempertahankan stabilitas nilai tukar Rupiah, sesuai dengan fundamentalnya serta untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

"Ke depan Bank Indonesia akan terus mengarahkan kebijakan moneter untuk menjaga inflasi dalam sasarannya dan stabilitas nilai tukar Rupiah yang sesuai fundamental, dengan tetap mencermati ruang untuk turut mendorong pertumbuhan ekonomi sesuai dinamika yang terjadi pada perekonomian global dan domestik," ungkap Ferry.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.