Meski Israel Izinkan 100 Truk Bantuan Tambahan Masuk Gaza, PBB Khawatir Kiamat Pangan Makin Parah
Bobby Wiratama May 21, 2025 08:06 PM

TRIBUNNEWS.COM - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengumumkan Israel telah memberikan izin untuk sekitar 100 truk bantuan tambahan memasuki Gaza.

Keputusan ini muncul di tengah kekhawatiran internasional terhadap ancaman kelaparan besar-besaran di wilayah yang dihuni 2,3 juta penduduk.

Juru bicara Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA), Jens Laerke mengatakan pihaknya telah meminta dan menerima persetujuan tambahan dari Israel.

“Kami telah meminta dan menerima persetujuan agar lebih banyak truk dapat masuk hari ini, lebih banyak dari yang disetujui kemarin,” ujar Laerke dalam konferensi pers di Jenewa, Selasa (20/5/2025), seperti dikutip dari Arab News.

Saat diminta merinci jumlahnya, Laerke menjawab, “Sekitar 100.”

9 Truk Bantuan Masuki Gaza

Sehari sebelumnya, Israel mengizinkan sembilan truk bantuan masuk melalui penyeberangan Kerem Shalom.

Sayangnya, hanya lima truk yang telah benar-benar melintasi perbatasan.

Itu pun truk bantuan masih berada dalam tahap pemeriksaan akhir oleh Israel.

“Langkah selanjutnya adalah mengumpulkan dan mendistribusikan bantuan melalui sistem yang ada,” kata Laerke.

Bantuan yang dikirim mencakup makanan bayi dan produk gizi khusus anak-anak.

“Kami tahu pasti ada bayi yang sangat membutuhkan suplemen ini untuk menyelamatkan nyawa mereka. Jika mereka tidak mendapatkannya, mereka akan berada dalam bahaya besar,” ujarnya.

Kepala bantuan PBB, Tom Fletcher, sebelumnya menyebut pengiriman bantuan yang telah disetujui sejauh ini sebagai “setetes air di lautan.”

Israel menyatakan bahwa blokade bertujuan untuk mencegah bantuan jatuh ke tangan militan Hamas.

Hamas membantah tuduhan tersebut.

Sejak Oktober 2023, wilayah Gaza telah mengalami kerusakan besar akibat operasi udara dan darat Israel menyusul serangan lintas batas oleh Hamas.

Kekhawatiran terhadap kondisi gizi terus meningkat.

Akihiro Seita, Direktur Kesehatan UNRWA, mengatakan bahwa data hingga akhir April menunjukkan tren kekurangan gizi terus meningkat.

“Jika kekurangan pangan saat ini terus berlanjut, jumlah kasus bisa meningkat secara eksponensial dan akan berada di luar kendali kita,” katanya.

Ringkasan Perkembangan Terkini

Dikutip dari Al Jazeera, berikut ini rangkuman perkembangan terkini perang Israel-Hamas di Gaza.

  • Demonstran Blokade Bantuan Masuk Gaza

Israel kembali melancarkan serangan ke wilayah Gaza, sementara sekelompok demonstran Israel menghalangi masuknya bantuan kemanusiaan.

Serangan terbaru dilaporkan menyasar wilayah Gaza tengah dan utara, termasuk tembakan artileri yang menghantam lantai tiga Rumah Sakit Al-Awda di Gaza utara.

Pesawat tak berawak juga menyerang tangki air di fasilitas medis tersebut, memperburuk krisis layanan kesehatan di Gaza.

Sementara itu, di sisi perbatasan, puluhan demonstran Israel berkumpul di persimpangan Kerem Shalom (Karem Abu Salem) untuk menghalangi masuknya truk bantuan ke Gaza.

Menurut laporan media Israel Arutz Sheva, para pengunjuk rasa menilai pemberian bantuan sebagai pengkhianatan terhadap sandera yang masih ditahan oleh Hamas.

Salah satu demonstran, Reut Ben Haim, menyebut situasi ini sebagai "ketidakadilan yang tak terbayangkan" dan menegaskan bahwa penderitaan sandera Israel tidak boleh diabaikan.

Ia sempat ditangkap oleh polisi setelah menyuarakan penolakannya secara terbuka.

Demonstran lain, Asriel Machlev, bahkan menyebut masuknya bantuan sebagai “bunuh diri nasional.”

“Kami akan terus berada di sini setiap minggu untuk menghentikan tindakan gila ini,” ujarnya kepada Arutz Sheva.

Meskipun pemerintah Israel telah berjanji akan mengizinkan bantuan kemanusiaan masuk setelah blokade selama hampir tiga bulan, hanya sedikit truk yang berhasil menembus perbatasan.

PBB dan organisasi HAM menuduh Israel menggunakan kelaparan sebagai senjata, yang mendorong sekitar setengah juta warga Gaza ke ambang kelaparan.

  • Israel Serang Rumah Sakit Al-Awda

Israel kembali melancarkan serangan udara dan artileri ke wilayah Gaza tengah dan utara, termasuk menargetkan fasilitas medis.

Menurut laporan Al Jazeera dan kantor berita Palestina Wafa, satu serangan udara di sebuah jalan di Kota Gaza pada Selasa (21/5/2025) menewaskan sedikitnya empat orang.

Serangan lainnya dilaporkan menghantam wilayah Deir el-Balah di Gaza tengah, menyebabkan sejumlah warga mengalami luka-luka.

Wilayah Beit Lahiya di Gaza utara juga menjadi sasaran serangan, menurut laporan koresponden Al Jazeera di lapangan.

Salah satu insiden paling mengkhawatirkan terjadi di Rumah Sakit Al-Awda di Gaza utara.

Tembakan artileri dilaporkan menghantam lantai tiga rumah sakit tersebut.

Selain itu, sebuah drone militer Israel menyerang tangki air di fasilitas medis itu, memperparah kondisi layanan kesehatan yang sudah sangat terbatas.

Serangan terhadap rumah sakit menambah kekhawatiran dunia internasional terhadap kondisi warga sipil di Gaza, terutama mengingat fasilitas kesehatan telah menjadi tempat perlindungan bagi banyak orang yang terlantar akibat perang.

  • Jumlah Korban Tewas Terbaru

Jumlah korban tewas akibat serangan Israel di Gaza terus meningkat.

Dalam 24 jam terakhir, sedikitnya 82 warga Palestina dilaporkan tewas dan 262 lainnya terluka akibat serangan Israel di wilayah yang terkepung.

Data ini disampaikan oleh Kementerian Kesehatan Gaza, seperti dikutip Al Jazeera pada Selasa (21/5/2025).

Dengan tambahan korban terbaru ini, total jumlah warga Palestina yang dipastikan tewas sejak awal perang di Gaza mencapai 53.655 orang, sementara jumlah korban luka melonjak menjadi 121.950 orang.

Kementerian juga mencatat bahwa sejak 18 Maret 2025, ketika Israel mengakhiri gencatan senjata dua bulan dan kembali melancarkan serangan besar-besaran, sedikitnya 3.509 orang tewas dan 9.909 lainnya terluka.

Serangan-serangan terbaru Israel dilaporkan menghantam sejumlah wilayah padat penduduk, di tengah peringatan PBB dan lembaga kemanusiaan mengenai meningkatnya risiko kelaparan dan krisis kesehatan.

(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.