Legislator Dorong Pramono Buka Lapangan Kerja: Pengangguran Akar Masalah Tawuran
GH News May 22, 2025 09:03 AM

Gubernur Jakarta Pramono Anung akan merealisasikan program 'Manggarai Bershalawat' untuk mengatasi persoalan tawuran pekan ini. Anggota Komisi E DPRD Jakarta Fraksi PKS, Abdul Azis mendorong Pemprov Jakarta membuka lapangan kerja untuk mengatasi tawuran.

Azis mulanya menyampaikan akar permasalahan tawuran yakni para pelakunya tidak memiliki pekerjaan alias pengangguran. Dia yakin tawuran akan lenyap jika para pelaku diberi pekerjaan.

"Perlu diketahui lebih dalam akar permasalahan nya. Salah satunya adalah karena mereka menganggur, ciptakan lapangan kerja maka pengangguran akan lenyap dan tawuran akan otomatis hilang," kata Azis, saat dihubungi, Kamis (22/5/2025).

Meski demikian, dia mengapresiasi program yang dicetuskan Pramono yakni 'Manggarai Bershalawat'. Namun pendekatan itu dinilai masih kurang.

"Kami apresiasi usaha Gubernur untuk menanggulangi masalah sosial tawuran dengan melibatkan tokoh-tokoh agama dan Pendekatan religius," ucapnya.

Sebelumnya, Pramono mengatakan segera akan merealisasikan program Manggarai Bershalawat untuk mengakhiri tawuran di kawasan Manggarai. Pramono mengatakan Manggarai Bershalawat akan direalisasikan pekan ini.

"Dalam waktu dekat, dalam minggu ini," kata Pramono di Balai Kota Jakarta, Selasa (20/5/2025).

Kendati demikian, ia tak menjelaskan secara rinci mengenai gagasan program Manggarai Bershalawat itu.

Pramono juga pernah berencana membuka lapangan pekerjaan serta menyediakan ruang untuk masyarakat beraktivitas guna mengatasi tawuran di Jakarta. Pramono mengatakan wacana program Manggarai Bershalawat bukan salah satu cara untuk mengatasi tawuran.

"Sebenarnya saya tidak mendikotomikan persoalan orang berantem harus bershalawat, nggak. Pendekatan lain akan kami lakukan, termasuk membuka ruang untuk orang berolahraga sebanyak mungkin, membuka lapangan pekerjaan," kata Pramono di kawasan RPTRA Kalijodo, Jakarta Utara, Jumat (16/5).

Pramono mengatakan hal itulah yang dibutuhkan masyarakat, khususnya anak-anak yang melakukan tawuran, di Manggarai. Pramono menilai salah satu penyebab tawuran sering berulang salah satunya adalah tidak memiliki pekerjaan.

"Menurut saya, solusinya lebih pasti karena memang seperti di Manggarai yang dibutuhkan anak-anak di sana bisa bekerja dan saya akan melakukan itu. Shalawat menjadi pintu masuk. Untuk hal yang lain akan kami lakukan," ungkapnya.

Pramono meyakini, dengan disediakannya ruang beraktivitas untuk masyarakat, misalnya kegiatan car free day (CFD) atau membuka taman selama 24 jam, energi yang dimiliki dapat disalurkan untuk hal-hal yang lebih positif.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.