TRIBUNNEWS.COM, KARAWANG- Remaja perempuan berinisial RA (16) di Kabupaten Karawang, Jawa Barat, viral karena berubah jenis kelamin menjadi laki-laki.
Kakek RA, Sarta (69) mengatakan, cucunya itu saat masih duduk di bangku kelas 3 Madrasah Tsanawiyah atau setingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Dia membantah jika cucunya itu berubah kelamin.
Sarta menjelaskan, RA pada saat bayi memang muncul seperti kelamin laki - laki, namun lebih kentara perempuan.
Di saat itu, Paraji yang membantu proses lahirannya melakukan pemeriksaan dan menyatakan perempuan.
"Tapi lama-kelamaan mulai keliatan (jenis kelamin laki -lakinya). Pas PAUD juga keliatan,"kata Sarta, Rabu (21/5/2025).
Sarta mengatakan, cucunya kemudian mengeluh kesakitan. Setelah itu diperiksa ke Puskesmas dan dinyatakan sebagai laki-laki yang kemudian dirujuk ke rumah sakit.
"Sejak saat itu, RA sebagai laki - laki dan ia menerimanya," kata dia.
RA pun kemudian berganti nama menjadi AP. Dia pun berhenti mengenakan kerudung dan rok.
"Alhamdulillah anaknya juga tidak minder," kata dia.
Perawakannya pun memang lebih laki-laki. Sarta pun mengatakan, cucunya pun sudah mulai tumbuh jakun dan kuat mengangkat 50 kilogram gabah.
"Kalau musim panen memang ikut jadi buruh tani," kata dia.
Cucunya memang hidup bersama dia dan istrinya sejak bayi. Orang tuanya sudah bercerai.
Mereka tinggal berlima di rumah bilik bambu dan gipsum yang sebagiannya sudah jebol.
Di bagian belakang, bilik atas jebol keseluruhan hingga saat hujan, air masuk ke dalam rumah.
Humas RSUD Karawang, Luthfi, mengonfirmasi bahwa remaja itu telah menjalankan pemeriksaan di RSUD beberapa kali.
Sampai Rabu, 21 Mei 2025, remaja tersebut masih melakukan pemeriksaan lanjutan di RSUD Karawang.
“Hari ini pasien datang kembali untuk pemeriksaan lanjutan. Dari hasil observasi dokter urologi, ditemukan adanya testis pada pasien,” kata Luthfi kepada awak media, Rabu, dilansir Warta Kota.
Luthfi mengatakan, berdasarkan hasil observasi dokter urologi, remaja itu didiagnosis mengalami hipospadia penoskrotal, bifid skrotum, disorder of sex development (DSD).
Secara medis, pasien ini sebetulnya adalah laki-laki, tetapi kelaminnya tidak menonjol atau keluar.
"Kami tengah persiapkan untuk menjalani operasi di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung sesuai rujukan yang diminta oleh keluarga pasien," jelasnya.
Pihaknya memastikan bakal terus mengawal proses rujukan dan mendampinginya sampai penanganan medis terlaksana dengan tuntas.
“Kami akan bantu hingga proses selesai. Tapi soal tindakan medis selanjutnya, itu sudah menjadi wewenang RSHS,” terangnya.
Penulis: Cikwan Suwandi