Strategi Technopreneur Dorong Mahasiswa Binus Malang Buka Lapangan Kerja
GH News May 23, 2025 12:04 AM

TIMESINDONESIA, MALANG – Di tengah tingginya angka pengangguran di Jawa Timur yang didominasi oleh lulusan perguruan tinggi dan SMK, Universitas Bina Nusantara (Binus) Malang justru menunjukkan pendekatan berbeda. Bukan hanya menyiapkan lulusan untuk bekerja, tetapi mencetak pencipta lapangan kerja.

Data wisuda tahun 2024 mencatat bahwa 100 persen lulusan Binus Malang telah terserap di dunia kerja. Bahkan, hampir setengahnya, yakni 44 persen memilih jalur wirausaha dan membangun bisnis sendiri. Angka ini menjadi cerminan keberhasilan model pendidikan berbasis technopreneur yang diusung kampus ini.

“Kami tidak hanya menyiapkan lulusan untuk masuk ke industri, tapi juga untuk menciptakan industri,” ujar Direktur Binus Malang, Dr. Robertus Tang Herman, S.E., M.M., Kamis (22/5/2025).

Menurut Robertus, tantangan besar dunia pendidikan saat ini adalah ketidaksesuaian antara kompetensi lulusan dan kebutuhan riil industri. Untuk itu, kurikulum di Binus dirancang secara adaptif dan relevan dengan perkembangan zaman, khususnya di bidang teknologi digital dan AI.

“Selama 2,5 tahun mereka kuliah, seluruh aktivitas diarahkan pada satu tujuan: menyiapkan karier, baik sebagai profesional maupun sebagai entrepreneur,” ungkapnya.

Salah satu contoh keberhasilan pendekatan ini adalah Misael Calvin, alumnus Binus Malang tahun 2024. Di usia 23 tahun, Calvin sudah menjadi founder Buff Apparel & Studio, bisnis konveksi yang ia bangun sejak masih kuliah. Dengan strategi digital dan model produksi mandiri, bisnis Calvin kini mencatatkan omzet lebih dari Rp2 miliar.

Ia memulai dari penjualan dropship pada 2022, lalu membentuk rumah produksi sendiri bersama dua temannya pada 2023. Pada akhir tahun itu, mereka mampu memproduksi 1.300 unit pakaian dan memperluas pasar mereka secara signifikan.

“Kalau takut kehilangan, kita gak akan mulai. Wajar kalau takut rugi. Tapi lebih penting lagi join the game,” katanya.

Kisah Calvin menjadi bukti bahwa pendekatan technopreneur bukan hanya jargon. Dengan ekosistem kampus yang mendorong inovasi, koneksi industri, dan mentalitas wirausaha, mahasiswa tak hanya menjadi pencari kerja, mereka menjadi pemberi kerja.

"Dengan visi jangka panjang menuju Indonesia Emas 2045, kami mengusung pendidikan yang tidak lagi hanya menjejalkan teori, tetapi benar-benar membentuk lulusan yang tangguh, kreatif, dan mandiri di era ekonomi digital," ucapnya. (*)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.