Bekerja keras memang penting, tapi terlalu banyak bekerja juga memberi dampak serius untuk kesehatan. Banyak orang tidak menyadari tekanan kerja berlebihan dapat mengganggu keseimbangan hidup dan tubuh.
Dikutip dari NYPost, berikut ini sederet dampak kesehatan yang dapat muncul jika terlalu banyak bekerja:
Kulit merupakan organ paling besar yang ada di tubuh. Dokter kulit Dr Helen He di Amerika Serikat menuturkan bekerja berjam-jam dalam jangka waktu panjang dikaitkan dengan stres kronis dan kurang tidur yang memberi efek buruk pada tampilan kulit.
"Perubahan ini akan mempercepat proses penuaan kulit, melemahkan sistem kekebalan tubuh, dan mengganggu lapisan kulit, sehingga kulit menjadi lebih sensitif, rentan terhadap peradangan dan infeksi," katanya.
Kulit menjadi berisiko mengalami kerutan, pembengkakan atau kemerahan di sekitar mata, lingkaran hitam, kelopak mata terkulai, dan kendur di sekitar mulut. Kondisi ini juga dapat memicu eksim dan psoriasis.
Kurangnya paparan sinar matahari saat bekerja dalam ruangan juga dapat menyebabkan kekurangan vitamin D, yang membuat kulit kusam dan tidak berkilau.
Beban kerja berlebihan juga berdampak pada kesehatan mental. Psikiater Dr Anna K Costakis menuturkan jam kerja berlebihan dapat memicu burnout, sebuah kondisi kelelahan emosional, fisik, dan mental yang disebabkan oleh stres berkepanjangan atau berlebihan.
Costakis menuturkan jam kerja panjang (lebih dari 48 jam seminggu) telah dikaitkan dengan risiko depresi dan kecemasan.
"Bahkan ada bukti yang mendukung bahwa ada peningkatan pikiran dan tindakan bunuh diri yang dikaitkan dengan jam kerja yang lebih panjang," katanya.
Hal ini tidak hanya berasal dari stres pekerjaan, tapi juga aspek-aspek positif kehidupan yang terabaikan. Misalnya, bersosialisasi atau menghabiskan waktu dengan orang-orang terkasih.
NEXT: Stroke dan penyakit jantung
Studi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut orang yang bekerja 55 jam atau lebih tiap minggu memiliki risiko stroke 35 persen dan risiko kematian akibat penyakit jantun 17 persen lebih tinggi. Temuan tersebut dibandingkan dengan mereka yang bekerja 35-40 jam seminggu.
Studi tersebut juga menemukan 745 ribu kasus kematian pada tahun 2016 di seluruh dunia dikaitkan dengan stroke dan penyakit jantung yang berhubungan dengan kerja berlebihan.
Kondisi ini dipicu oleh stres kronis. Ketika hormon stres seperti kortisol dan adrenalin melonjak, tekanan darah ikut meningkat, detak jantung meningkat, serta kadar gula darah dan kolesterol pun meningkat.
Seiring waktu, tekanan konstan dapat melemahkan sistem kardiovaskular, meningkatkan risiko serangan jantung, stroke, dan penyakit kardiovaskular lainnya. Jam kerja berlebihan juga berpengaruh pada kesehatan jantung dan pembuluh darah.
"Jika sebagian besar waktu dihabiskan bekerja, maka memiliki lebih sedikit waktu untuk aspek lain dalam hidup, seperti makan sehat, bersosialisasi, tidur, dan berolahraga," kata spesialis penyakit dalam Dr Danielle Qing.
Selain ketiga hal di atas, beberapa efek kesehatan lain yang dapat dipicu kerja berlebihan seperti mata perih dan kering, sakit kepala, kenaikan berat badan berlebih, sakit leher dan punggung, imunitas menurun, hingga gangguan pencernaan bila disertai konsumsi makanan instan yang tidak sehat.