Ibadah Kurban Pertama Kali Dilakukan oleh Siapa? Begini Sejarah Lengkapnya
Fidiah Nuzul Aini May 23, 2025 08:34 AM

Grid.ID - Penjelasan ibadah kurban pertama kali dilakukan. Begini sejarah lengkapnya.

Hari Raya Idul Adha senantiasa menjadi peristiwa istimewa yang sarat makna bagi umat Muslim di seluruh penjuru dunia. Salah satu amalan utama yang dilaksanakan pada hari besar ini adalah ibadah kurban.

Ibadah kurban bukan sekadar prosesi penyembelihan hewan, namun juga mengandung nilai-nilai spiritual dan sosial yang dalam bagi umat Islam. Ada pula keistimewaan dari ibadah kurban saat Idul Adha.

Namun, pernahkah kita bertanya-tanya, siapa yang pertama kali menjalankan ibadah kurban? Apakah ibadah ini bermula dari masa Nabi Muhammad SAW atau telah ada jauh sebelumnya? Berikut sejarah lengkapnya

Pertanyaan ini penting untuk dijawab agar umat Islam memiliki pemahaman yang utuh mengenai asal-usul, makna mendalam, serta nilai spiritual dari ibadah kurban. Sebab, kurban bukan sekadar kegiatan tahunan, melainkan cerminan keimanan yang sarat dengan nilai-nilai pengorbanan, keikhlasan, dan ketakwaan.

Siapa Pelaku Kurban Pertama? Ini Penjelasan Al-Qur’an
Dalam Al-Qur’an dijelaskan bahwa ibadah kurban pertama kali dilakukan oleh dua putra Nabi Adam AS, yaitu Habil dan Qabil. Kisah ini diabadikan dalam Surah Al-Ma’idah ayat 27:

"Sampaikan kepada mereka kisah tentang dua anak Adam ketika keduanya mempersembahkan kurban, lalu diterima dari salah satunya dan tidak dari yang lain. Orang yang kurbannya ditolak berkata, ‘Aku pasti akan membunuhmu!’..." (QS. Al-Ma’idah: 27)

Dari ayat tersebut dapat dipahami bahwa kurban pertama kali dilakukan atas perintah Allah SWT oleh Habil dan Qabil sebagai bentuk pendekatan diri kepada-Nya. Habil memberikan hewan ternak terbaik miliknya, sedangkan Qabil hanya mempersembahkan hasil panen yang tidak layak. Karena ketulusan Habil, kurbannya diterima, sementara persembahan Qabil ditolak karena tidak ikhlas.

Kisah ini memberikan pelajaran bahwa dalam berkurban, yang utama bukan hanya bentuknya, melainkan niat dan ketulusan hati.

Kisah Nabi Ibrahim dan Ismail: Landasan Makna Kurban
Walau secara sejarah kurban pertama dilakukan oleh putra Nabi Adam, namun kisah yang paling menggambarkan makna ibadah kurban adalah pengorbanan Nabi Ibrahim AS dan putranya, Ismail AS. Diceritakan dalam Surah As-Saffat ayat 102–107, Nabi Ibrahim mendapatkan perintah lewat mimpi untuk menyembelih putranya. Saat disampaikan, Ismail menunjukkan ketundukan luar biasa:

"Wahai ayahku, laksanakan perintah Allah. Insya Allah engkau akan mendapati aku termasuk orang yang sabar." (QS. As-Saffat: 102)

Peristiwa ini menjadi simbol ketaatan yang luar biasa. Allah kemudian mengganti Ismail dengan seekor hewan kurban sebagai bentuk kasih sayang-Nya dan menekankan bahwa yang diterima Allah adalah keikhlasan, bukan sekadar darah atau daging.

Peristiwa tersebut menjadi pondasi spiritual yang kokoh dalam pelaksanaan ibadah kurban hingga kini.

Pelaksanaan Ibadah Kurban di Masa Nabi Muhammad SAW juga menetapkan ibadah kurban sebagai bagian penting dalam syariat Islam. Beliau rutin menyembelih hewan kurban setiap Idul Adha dan mengajak umat Muslim untuk melakukannya jika mampu.

Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Tirmidzi, Rasulullah bersabda:

"Tidak ada amalan yang lebih dicintai Allah pada hari Idul Adha selain menyembelih hewan kurban." (HR. Tirmidzi)

Rasulullah juga menjelaskan waktu pelaksanaan kurban, yaitu mulai setelah salat Idul Adha hingga hari tasyrik (11–13 Dzulhijjah), serta memberikan pedoman mengenai jenis hewan, tata cara penyembelihan, dan adab terhadap hewan. Dengan begitu, Nabi Muhammad SAW menyempurnakan ibadah kurban sebagai praktik yang mencerminkan sisi spiritual dan kemanusiaan sekaligus.

Hikmah dari Ibadah Kurban: Lebih dari Sekadar Ritual
Menelusuri siapa yang pertama kali melaksanakan kurban membawa kita pada pemahaman mendalam tentang esensi ibadah ini. Beberapa pelajaran penting dari sejarah kurban antara lain:

1. Keikhlasan dan niat menjadi kunci diterimanya ibadah, sebagaimana diperlihatkan oleh Habil.

2. Kepatuhan mutlak kepada Allah, seperti yang dicontohkan Nabi Ibrahim dan Ismail.

3. Kepedulian terhadap makhluk hidup, sebagaimana diajarkan Nabi Muhammad SAW.

4. Solidaritas sosial melalui pembagian daging kepada yang membutuhkan.

Ibadah kurban adalah waktu refleksi tahunan untuk mengukur tingkat keimanan dan kepedulian kita. Di balik setiap hewan yang disembelih, tersimpan nilai kemanusiaan dan pengabdian kepada Tuhan.

Kesimpulannya, ibadah kurban pertama kali dilakukan oleh Habil dan Qabil sebagaimana tercantum dalam Al-Qur’an. Namun, puncak keteladanan spiritual ditunjukkan oleh Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS. Ibadah ini kemudian disempurnakan oleh Nabi Muhammad SAW dan menjadi bagian penting dalam ajaran Islam.

Maka, ketika seorang Muslim berkurban, itu bukan sekadar rutinitas, melainkan wujud nyata dari warisan iman para nabi dan bentuk kecintaan kepada Allah SWT melalui pengorbanan yang tulus.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.