Sebagian orang merasa lebih segar saat mandi pagi, sementara yang lain memilih mandi malam untuk tidur lebih nyenyak. Tapi, manakah waktu mandi yang dianggap paling baik menurut medis?
Menurut dr. Carmen Castilla dari New York Dermatology Group, tidak ada jawaban tunggal. Waktu mandi terbaik bergantung pada aktivitas harian, kondisi tubuh, dan rutinitas perawatan kulit masing-masing individu.
Data dari Sleep Foundation menunjukkan bahwa 41,8 persen orang dewasa di AS memilih mandi pagi. Kebiasaan ini dianggap mampu menghilangkan keringat dan sel kulit mati yang menumpuk selama tidur, sekaligus membangkitkan semangat, terutama jika menggunakan air dingin. Air dingin memicu produksi hormon kortisol yang membuat tubuh lebih waspada dan siap beraktivitas.
Namun, mandi malam juga punya keunggulan. Sebanyak 38,4 persen responden lebih menyukai mandi di malam hari, dengan seperempat di antaranya melakukannya tepat sebelum tidur. Selain membersihkan tubuh dari polusi dan keringat setelah seharian beraktivitas, mandi malam dengan air hangat dapat menurunkan suhu tubuh dan memberi sinyal pada otak untuk tidur, sehingga meningkatkan kualitas istirahat.
Dari sisi perawatan kulit, mandi malam juga dinilai lebih optimal. Kulit mengalami regenerasi paling aktif di malam hari, dan mengaplikasikan pelembap setelah mandi malam dapat membantu mengunci kelembapan lebih baik.
Jadi, secara medis tidak ada perbedaan signifikan antara mandi pagi dan malam. Yang terpenting adalah menyesuaikannya dengan kebutuhan tubuh dan pola hidup. Mandi pagi cocok untuk menyambut hari dengan energi baru, sedangkan mandi malam efektif untuk relaksasi dan perawatan kulit.
Jika perlu, Anda juga bisa menggabungkan keduanya, mandi pagi untuk menyegarkan diri, dan mandi malam untuk tidur berkualitas.