TRIBUNNEWS.COM - Ahmad Dhani buka suara soal proses kreatif di balik penciptaan lagu "Roman Picisan" yang menjadi salah satu hits di album Bintang Lima dari Dewa 19.
Menurut dia, judul lagu tersebut terinspirasi novel berjudul sama karya Eddy D. Iskandar. Tapi tidak dengan isinya.
"Ini diambil dari novel dalam Undang-undang Hak Cipta judul enggak apa-apa, bukan isinya," ucap Dhani dalam podcast Authenticity ID.
Dari judul Roman Picisan, Dhani kemudian membuat liriknya. Prosesnya diakuinya membutuhkan waktu lama.
Kebetulan, waktu itu Dhani belum punya anak. Ia masih punya banyak waktu merenung, membayangkan banyak hal untuk kebutuhan lirik.
Yang membuat penulisan lirik tak mudah, karena Dhani mengaku tak pernah mengalami peristiwa seperti lirik lagu tersebut.
"Ini lagunya aku enggak pernah ngalamin, aku enggak suka mencintai kalau enggak memiliki. Kadang-kadang memiliki tapi enggak mencintai. Mana ada mencintai tapi tidak memiliki, enggak ada dalam kamus hidupku," terang Dhani disambut tawa oleh Soleh Solihun dan Ari Lesmana selaku host.
Sama seperti lagu Kirana dan Pupus yang menjadi lagu hits Dewa 19, diakui Dhani tak pernah mengalami seperti yang dituangkan dalam lirik.
"Enggak apa-apa dong, namanya imajiner. Aku enggak pernah merasakan cinta yang bertepuk sebelah tangan," sambungnya.
Ada yang menarik dari cerita Dhani soal lagu "Roman Picisan".
Ia menyinggung ada kesalahan lirik lagu, tepatnya di bagian bridge baris pertama.
"Malam-malamku bagai malam seribu bintang . . ."
Seharusnya, menurut Dhani bukan "seribu bintang", melainkan "seribu bulan" merujuk pada malam Lailatul Qadar.
"Harusnya ini "bulan". Malam malamku bagai, malam seribu bulan. Harusnya begini, kenapa bintang. Pasti Once ini yang salah kayaknya ini," katanya disusul tawa.
"Karena once Kristen," celetuk Soleh.
"Nah, karena seribu bulan itu Islam, malam Lailatul Qadar. Sebagai penulis lirik yang mencontek Islam, harusnya kan bulan," kata Dhani.
Sementara tepuk tangan dalam lagu itu, disebut Dhani terinspirasi lagu Radio Gaga dari Queen.