3 Kasus Perundungan Siswa di Bulan Mei 2025: Terjadi di Cirebon, Pinrang, hingga Indragiri Hulu
Facundo Chrysnha Pradipha May 30, 2025 03:32 PM

TRIBUNNEWS.COM - Kasus perundungan siswa terjadi di sejumlah wilayah di Indonesia selama bulan Mei 2025.

Siswi perempuan di sebuah SMP di Cirebon, Jawa Barat terekam kamera sedang dirundung di sekolah.

Kemudian ada penganiayaan yang dialami siswa SMP Negeri 1 Mattiro Bulu, Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan (Sulsel) berinisial RD (13).

Bahkan, seorang siswa kelas 2 SD di Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu), Riau meninggal akibat perundungan kakak kelas.

Berikut 3 kasus perundungan siswa di bulan Mei 2025:

1. Perundungan Siswi SMP di Cirebon

Siswi SMP di Cirebon diduga dirundung temannya pada Selasa (27/5/2025) sekitar pukul 10.00 WIB.

Kapolsek Cirebon Selatan Timur, AKP Joni Rahmat, mengatakan penyidik telah mendatangi sekolah setelah video perundungan viral di media sosial.

“Harapan orang tua korban, siswi yang menjadi terduga pelaku dikeluarkan dari sekolah."

"Bila tidak dikeluarkan, pihak keluarga menyatakan akan melaporkan kejadian tersebut ke Polres Cirebon Kota,” bebernya, dikutip dari TribunJabar.id.

Berdasarkan ketarangan keluarga korban, aksi perundungan sudah terjadi berulang kali.

“Keputusan dari pihak sekolah yaitu meminta waktu untuk dirapatkan dahulu dan hasilnya akan segera disampaikan kepada keluarga dan pihak kepolisian,” imbuhnya.

2. Perundungan Siswa SMP di Pinrang

RD, siswa SMP di Pinrang terbaring lemas setelah dianiaya temannya di sekolah.

Kepsek SMP Negeri 1 Mattiro Bulu Pinrang, Sulaeman, membenarkan adanya aksi perundungan hingga kekerasan pada Sabtu (17/5/2025) lalu.

"Hari Sabtu kemarin ini. Terjadi pas sudah pulang anak-anak. Saya juga baru tau pas itu viral videonya," ucapnya, dikutip dari TribunTimur.com.

Motif penganiayaan yakni korban menunjukkan foto pelaku yang sedang dekat dengan perempuan.

"Ini yang membuat anak itu melakukan itu (bullying), pada dia sendiri yang posting di medsosnya." 

"Mereka ini teman semua, teman sekelas di kelas VIII (delapan)," tandasnya.

Kedua belah pihak telah dipanggil dan kasus diselesaikan secara mediasi.

"Kami selalu sampaikan ke anak-anak, kalau ada masalah sampaikan ke guru biar diselesaikan, jangan membully. Bahkan kita sering undang penceramah ke sekolah, mungkin tidak bisa ditangkap semua anak-anak," jelasnya.

3. Perundungan Siswa SD di Indragiri Hulu 

Seorang siswa kelas 2 SD berinisial C (8) meninggal saat dirawat di RSUD Indrasari Rengat, Riau pada Senin (26/5/2025) sekitar pukul 02.30 WIB.

Berdasarkan laporan dari orang tua korban, perundungan dilakukan lima kakak kelas pada Rabu (21/5/2025). 

Korban mengeluhkan sakit perut ketika di rumah dan kondisinya terus memburuk hingga meninggal.

Lantaran terduga pelaku masih di bawah umur, kasus ini ditangani Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polres Inhu.

Penyidik mendatangi sekolah pada Rabu (28/5/2025) untuk memeriksa sejumlah siswa.

Kepala Sekolah, Sutarno, mengaku tak dapat membocorkan identitas saksi yang diperiksa.

"Maaf masih pemeriksaan saksi di SD," katanya, dikutip dari TribunPekanbaru.com.

Ia membenarkan adanya perundungan di sekolahnya.

Sebanyak tiga siswa telah mengakui perbuatannya, namun aksi perundungan terjadi di waktu yang berbeda.

"Mereka bilang bukan satu hari sekaligus, tapi beda-beda harinya. Ada yang mengaku hanya memukul tangan ada yang mengaku memukul punggungnya, tidak ada bagian perutnya," tuturnya.

Kasat Reskrim Polres Inhu, AKP Arthur Josua Toreh, menyatakan penyebab kematian korban akan terungkap setelah hasil autopsi keluar.

"Ya kita tunggu hasil autopsi agar bisa diktahui penyebab kematian korban," ujarnya.

Hasil pemeriksaan sementara, ditemukan tanda kekerasan berupa memar di perut.

Selain itu, penyidik menemukan resapan darah pada jaringan lemak di bawah kulit di daerah perut diduga akibat pukulan benda tumpul.

(Mohay) (TribunPekanbaru.com/Bynton Simanungkalit) (TribunJabar.id/Eki Yulianto)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.