TRIBUNJAKARTA.COM - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi tersenyum saat bercerita mengenai persoalan sopir taksi online bernama Adrian Biralino asal Desa Korolama, Kabupaten Morowali Utara, Sulawesi Tengah.
Adrian mengaku menjadi fans berat Dedi Mulyadi. Sopir taksi online itu lalu curhat gagal diongkosi pulang oleh Dedi Mulyadi.
"Ramai saya lihat ada tamu sudah disiapkan tiket oleh Agung (staf Dedi Mulyadi) melalui Tanjung Priok tetap lewat Surabaya," kata Dedi Mulyadi dikutip TribunJakarta.com dari akun instagram @dedimulyadi71, Minggu (1/6/2025).
Politikus Gerindra itu menduga Agung sebagai ASN yang menjadi staf baru Dedi Mulyadi belum terbiasa dengan cara kerjanya.
Sehingga, Mantan Bupati Purwakarta itu menduga staf tersebut belum mengeri bahwa tiket kapal harus beserta kendaraannya.
"Dibelikan tiket tapi sebenarnya tidak usah menjadi sesuatu yang ramai andaikata Agung lupa membelikan tiket untuk mobilnya, abang inikan sudah saya bekelin cukup untuk beli tiket mobilnya sebenarnya," kata Dedi.
Daripada, kata Dedi, membuang tiket tiga orang kemudian lewat pelabuhan di Surabaya.
Padahal, Dedi mengatakan sopir taksi online itu tetap bisa pulang ke kediamannya melalui Pelabuhan Tanjung Priok dengan menambah satu tiket kendaraan.
"Kan saya sudah nitip uang untuk beli tiketnya ga usah sebutin jumlahnya berapa menurut saya itu cukup untuk lima orang naik kapal laut uangnya, kalau untuk beli satu tiket mobil juga ga ada masalah itu gampang banget daripada bercerita kemana-mana sudahlah ga apa-apa," jelas Dedi.
Dedi pun merasa bersalah karena Adrian yang seharusnya pulang lewat pelabuhan di Jakarta akhirnya malah melalui Surabaya.
Akhirnya, Dedi meminta stafnya untuk mentransfer sejumlah uang kepada Adrian untuk mengganti dana perjalanan dari Bandung ke Surabaya bahkan sampai Morowali Utara.
"Menurut saya uang itu cukup, sangat cukup, dan bahkan lebih," katanya.
Mantan Anggota DPR RI itu juga menyinggung Adrian yang menginap di Hotel Bintang Lima di Bandung secara gratis.
"Barangkali dianggap piknik, abang juga menikmati di bandung selama tiga hari gratis nginep di hotel bintang lima," katanya.
Ia pun berpesan agar dapat bersyukur dari yang didapatkan. Kemudian bercerita sesuatu yang baik terhadap diri kita.
"Jangan hanya bercerita keluar ketika mendapat kekecewaan," kata Dedi.
Pengakuan Sopir
Adrian sempat curhat gagal diongkosi pulang. Ia pun memberikan klarifikasinya terkait kejadian itu.
Publik sempat bertanya-tanya kenapa Adrian bersama keluarganya pulang lewat Surabaya, bukan Jakarta.
Ternyata sopir tersebut batal diongkosi pulang oleh Dedi Mulyadi. Hal itu disebabkan karena kesalahan dari staf Dedi Mulyadi bernama Agung.
"Terkait dengan masalah itu memang bapak sudah arahkan ke Pak Agung staf bapak untuk mengurus tiket kami dari Tanjung Priok ke Makassar, namun Pak Agung mengurus tiket tersebut hanya ngurus tiket tiga orang, saya, istri dan anak sementara mobil kami tidak termasuk," katanya.
Menurut Adrian, kondisi itu memperberatnya karena dia harus mengeluarkan ongkos lagi untuk biaya angkut mobil ke kapal di Tanjung Priok.
"Jauh lebih besar anggarannya, dibandingkan saya mengarah ke Surabaya. Jadi karena kesalahan teknis dari Pak Agung, yang hanya membeli tiket untuk kami sementara mobil tidak."
"Dan kalau tahu dari awal saya harus membeli tiket untuk itu mungkin sekitar 8 jutaan mungkin dari Tanjung Priok ke Makassar, saya ralat mendingan ke Surabaya saya hanya mengeluarkan dana sekitar Rp 5 juta sudah plus mobil kami," jelasnya.
Adrian sudah meminta kepada Agung untuk membatalkan tiket kapalnya dari Tanjung Priok ke Makassar. Namun, belum ada jawaban.
"Jawaban Pak Agung, nanti saya coba batalkan, karena tidak informasi selanjutnya dari Pak Agung ke kami sehingga kami ambil keputusan berangkat, karena kalau menunggu lagi nanti disangka lagi niat kami datang ke sana menunggu bantuan dari Pak Dedi," katanya.
Diketahui, Adrian nekat mengendarai mobil dari kampungnya menyeberang laut hanya demi bertemu Dedi Mulyadi di Jawa Barat.
Dedi Mulyadi lalu menemuinya di sebuah kafe sembari mengobrol.
"Saking nge-fansnya sama bapak. Sampai dibela-dibelain tiga bulan cari ongkos untuk ke sini pak. Saking nge-fansnya karena baru kali ini bangsa ini punya pemimpin seperti bapak," ujar sopir tersebut.
Adrian mengaku senang dengan kinerja Dedi Mulyadi sebagai gubernur lewat tayangan di media sosialnya.
"Baru kali ini, ada gubernur seperti bapak serasa presiden," kata si sopir itu.
"Ah, bohong itu. Presiden mah Pak Prabowo Subianto, harga mati itu," kata Dedi Mulyadi.
Dedi Mulyadi lalu menawari Adrian bersama istri dan anaknya menginap di hotel depan Lapangan Gasibu selama dua hari.
Ia juga akan mengongkosi Adrian dan keluarga pulang dari Jakarta.
"Udah nanti urusan saya," kata Dedi. Dedi lalu meminta stafnya untuk mencarikan tiket kapal feri dari Jakarta ke Makassar.