Di Balik Gerbang: Perjuangan Sunyi Anggota Koramil Masalembu Memberantas Narkoba Hingga ke Akar
GH News June 02, 2025 10:05 PM

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Senin (2/6/2025), suasana Makoramil Masalembu tampak biasa saja. Seperti pagi-pagi lainnya, sejumlah anggota Koramil berjibaku dengan sapu dan karung sampah, membersihkan area sekitar markas.Tak ada yang menyangka, aktivitas sederhana itu akan membuka tabir ancaman besar.

Serka Yohanes Gapo, Bati TUUD Koramil Masalembu, memeriksa sudut gerbang masuk. Matanya tertuju pada bungkusan hitam mencurigakan. Instingnya sebagai prajurit langsung siaga. Saat plastik itu dibuka, terlihat beberapa paket berisi serbuk putih yang diduga sabu-sabu. Beratnya hampir 8 Kilogram.

“Kemasannya mirip sekali dengan temuan kami belum lama ini yang beratnya 35 kilogram,” ungkapnya.

Melawan Arus di Tengah Terpencilnya PulauM

asalembu bukanlah kota besar dengan infrastruktur canggih. Ia pulau kecil di ujung utara Kabupaten Sumenep, Madura. Akses terbatas. Sumber daya terbatas. Namun, ancaman narkoba tidak memandang tempat.

Para pelaku nekat menembus pelosok demi meraup untung dari rusaknya generasi muda.

Letda Czi Junaifi, Danramil Masalembu, mengaku sejak awal menjabat sudah sadar betapa serius persoalan ini.

“Di sini, kami tidak hanya tentara. Kami jadi guru, jadi kakak, jadi penjaga moral warga,” tuturnya.

Ia percaya, melawan narkoba tak cukup hanya dengan razia atau penyitaan barang bukti. Perlu pendekatan hati. Perlu membangun kepercayaan dengan warga.

Tidak mudah menjadi penjaga perbatasan moral di daerah kecil. Anggota Koramil Masalembu bekerja dengan segala keterbatasan. Jumlah personel minim.
Peralatan jauh dari mewah. Namun, semangat mereka tak pernah berkurang.

Dalam sebulan terakhir, patroli diperketat.
Mereka rutin menyisir jalur-jalur masuk pulau. Berkoordinasi erat dengan Polsek, nelayan, bahkan tokoh masyarakat. Semua untuk satu tujuan: mencegah barang haram itu menyusup lebih dalam.

“Kami sadar, jika satu anak muda saja terjerat, masa depannya hancur. Kami tidak mau itu terjadi di sini,” ujar Serka Yohanes.

Menembus Dinding Sunyi Masyarakat

Salah satu tantangan terbesar dalam pemberantasan narkoba di daerah terpencil adalah membangun keberanian masyarakat untuk bicara.

Banyak warga takut. Takut diancam, takut disalahkan, atau sekadar takut ‘berurusan’ dengan aparat. Itulah sebabnya, Koramil Masalembu mengedepankan pendekatan persuasif. Mereka rajin turun ke lapangan.

Mengunjungi warung kopi, tempat ibadah, kelompok pemuda. Memberikan penyuluhan. Menyapa dengan bahasa santun. Mendengarkan keluhan warga.

“Kepercayaan itu seperti menanam pohon. Tidak bisa instan. Tapi kalau tumbuh, akarnya kuat,” jelas Letda Junaifi dengan senyum kecil.

Sinergi Harapan di Tengah Ancaman

Penemuan sabu terbaru di gerbang Makoramil seolah jadi alarm keras. Ancaman narkoba nyata, bahkan sudah ‘mengetuk pintu’ markas aparat. Namun di balik itu, ada harapan besar. Semakin banyak warga yang kini berani melapor. Semakin banyak mata dan telinga yang siaga.

Koramil Masalembu tak sendiri. Mereka punya rakyat di belakangnya. Mereka percaya, dengan bersatu, tidak ada kekuatan jahat yang bisa menguasai tanah kecil ini.

“Setiap hari kami bangun dengan satu tekad: jangan biarkan generasi kita dirusak. Kami mungkin tidak sempurna, tapi kami selalu siap berdiri di depan,” pungkas Letda Junaifi.

Menyelamatkan Bangsa, Satu Langkah Kecil Setiap Hari

Kisah di Masalembu adalah potret nyata perjuangan yang jarang terdengar di media nasional. Di balik kesunyian pulau kecil, ada derap langkah prajurit yang tak mengenal lelah. Semangat mereka menular. Empati mereka membangkitkan keberanian warga dan dedikasi mereka menjadi bukti bahwa untuk menjaga bangsa, tidak selalu harus berdiri di panggung besar. Cukup di gerbang kecil, dengan hati besar, dan keberanian luar biasa. (*)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.