Harga Beras Mahal, padahal Stoknya di Pasar Induk Cipinang Hampir 50 Ribu Ton
kumparanBISNIS June 06, 2025 11:20 PM
Badan Pangan Nasional (Bapanas) memastikan ketersediaan beras di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) dalam keadaan cukup, meskipun harga beras naik.
Berdasarkan laman Panel Harga Pangan Bapanas pada Jumat (6/6) pukul 9.36 WIB, secara nasional harga beras premium Rp 15.709 per kg atau lebih tinggi 5,43 persen dari Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp 14.900.
Kemudian beras medium Rp 13.955 per kg atau lebih tinggi 11,64 persen dari HET Rp 12.500 per kg dan beras beras bulog atau beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) Rp 12.873 per kg dari seharusnya Rp 12.500 per kg.
Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi mengatakan berdasarkan hasil pantauan pada periode 25 Mei sampai 1 Juni 2025, rata-rata stok beras di PIBC sebesar 49.960 ton.
Menurut dia angka ini mencerminkan kondisi stok beras PIBC masih memadai untuk pasar tingkat grosir dan berada di level yang cukup aman. Sebab level minimal stok di PIBC yang harus dijaga berada di angka 30 ribu ton.
“Dengan rerata stok beras pada beberapa hari terakhir, tentu kita bisa melihat bahwa stok beras di PIBC di atas 45 ribu ton. Hari ini kita masih menunggu re-stock taking yang ada di PIBC, kita mau secara real tahu persis kondisi stok beras di PIBC,” kata Arief dalam keterangannya, Jumat (6/6).
Terlebih menurut Arief, PIBC merupakan barometer pasar beras nasional memegang peran cukup penting dalam kaitannya pergerakan harga beras di tingkat konsumen.
Untuk memastikan ketersediaan stok, Arif bersama dengan Sekretaris Jenderal Kementerian Dalam Negeri Tomsi Tohir dan Direktur Utama PT Food Station Tjipinang Jaya (Perseroda) Karyawan Gunarso mengunjungi PIBC pada Kamis (5/6).
Arief menuturkan data yang diperoleh dari hasil kunjungan ini akan diidentifikasi apakah nantinya membutuhkan penanganan lebih lanjut atau tidak. Menurut dia jika kondisi stok kurang dalam jangka waktu tertentu, maka pemerintah perlu melakukan intervensi.
Perbesar
Calon pembeli memilah beras di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta, Kamis (4/7/2024). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Biasanya intervensi pemerintah dengan menyalurkan beras bulog akan dilakukan jika terpantau adanya keterbatasan stok di pasaran dan harga terus meroket dalam 10 hari di atas HET.
“Biasanya Gubernur DKI akan bersurat ke Pemerintah Pusat bila memang diperlukan tambahan pasokan ke PIBC,” imbuh Arief.
Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS) terbaru soal perkembangan inflasi pangan secara tahunan di Mei 2025 masih cukup baik di 1,60 persen, jauh lebih rendah dari Mei 2025 yang berada di 8,14 persen. Dia yakin hingga hari ini inflasi pangan Indonesia masih terkendali.
"Apalagi kita lagi senang karena forecast produksi beras Januari sampai Juli 2025 naik sampai 2,83 juta ton kalau dibandingkan 2024. Logikanya kalau stok beras banyak, produksi tinggi, harga memang tidak boleh naik," tuturnya.
Di sisi lain, data Kerangka Sampel Area (KSA) BPS memproyeksi produksi beras Januari-Juli tahun ini dapat mencapai 21,76 juta ton atau naik 14,95 persen pada periode yang sama tahun lalu.