TIMESINDONESIA, NGANJUK – Kota Angin, julukan untuk Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, kini punya destinasi kuliner baru yang kian ramai dikunjungi: Kampung Kuliner Jatirejo. Berlokasi strategis di pusat kota, kawasan ini menjadi surga bagi para pencinta makanan lokal yang ingin menikmati cita rasa khas sambil merasakan suasana kampung yang hangat.
Kampung Kuliner ini terletak di Kelurahan Jatirejo dan telah menjelma menjadi ikon kebanggaan warga setempat. Keunikan utamanya terletak pada konsep penjualannya. Seluruh pedagang adalah warga asli Jatirejo yang menjajakan dagangan di halaman rumah masing-masing.
Dari pinggir jalan, pengunjung akan melihat deretan penjual berjejer rapi, menciptakan suasana kuliner yang hidup dan menggugah selera.
Mayoritas warga menjual nasi goreng, salah satu makanan favorit sepanjang masa. Meski bersaing dalam menu yang serupa, para pedagang tetap menjunjung tinggi nilai-nilai kebersamaan dan kompetisi sehat. “Rezeki sudah ada yang mengatur. Kita hanya perlu berusaha memberikan yang terbaik,” ujar salah satu pedagang.
Salah satu warung yang paling legendaris di kawasan ini adalah Warung Nasi Goreng TOMIE, milik Nomi. Wanita yang akrab disapa Bu Nomi ini sudah berjualan sejak tahun 1983. Ia mengaku, dalam satu malam, bisa menghabiskan hingga 25 kilogram nasi dan 40 kilogram mi. “Alhamdulillah, masih banyak yang langganan. Apalagi sekarang makin ramai sejak ditetapkan jadi Kampung Kuliner,” tuturnya kepada TIMES Indonesia saat ditemui akhir Mei 2025 lalu.
Penetapan Jatirejo sebagai Kampung Kuliner dilakukan oleh pemerintah pada tahun 2019, sebagai bagian dari upaya mendukung pengembangan UMKM lokal. Sebuah gapura bertuliskan “Kampung Kuliner” menjadi penanda kawasan ini, meski akses jalan di dalamnya masih sempit dan kurang ideal untuk kendaraan besar.
Lebih dari sekadar destinasi kuliner, Kampung Kuliner Jatirejo menjadi simbol kemandirian warga. Dengan semangat gotong royong dan potensi lokal yang diangkat, kampung ini membuktikan bahwa tanpa harus keluar kota, siapa pun bisa mengenal Jatirejo sebagai pusat kuliner khas Nganjuk. (*)