TRIBUNNEWS.COM - Penyanyi Vidi Aldiano tengah terseret dalam permasalahan hak cipta.

Buntut bawakan lagu Nuansa Bening ciptaan Keenan Nasution, Vidi Aldiano digugat ke Pengadilan Niaga Jakarta Pusat terkait dugaan pelanggaran hak cipta.

Mantan personil Pasto, Rayen Pono ikut mengomentari permasalahan yang tengah dihadapi Vidi Aldiano.

Rayen Pono mengatakan, bahwa ayah Vidi Aldiano, Harry Aprianto Kissowo mengetahui duduk perkara yang terjadi.

Harry Kiss dan Keenan Nasution disebut sudah bersahabat sejak lama.

Sehingga Vidi Aldiano memiliki koneksi untuk membawakan lagu Nuansa Bening ciptaan Keenan Nasution.

"Dari awal yang berurusan dengan Om Keenan itu bukan Vidi, tapi Harry Kiss, bapaknya Vidi."

"Dan ini based on persahabatan, yang mau dibilang salah dari awal ya mungkin salah dari awal," ungkap Rayen, dikutip dari YouTube Reyben Entertainment, Rabu (11/6/2025).

"Jadi teman-teman bisa juga kejar Mas Harry Kiss, untuk tanya duduk perkaranya," lanjutnya.

Rayen pun yakin nantinya masyarakat semakin bingung jika ada penjelasan baru dari ayah Vidi.

Lebih lagi ada perpindahan label rekaman Vidi.

"Jadi kalau masyarakat tahu nanti masyarakat juga jadi bingung lagi."

"Kan ada perpindahan dari label yang lama VA Records ya, itu kan Vidi juga," katanya.

Seharusnya, kata Rayen, gugatan tersebut menyangkut dengan masalah mechanical rights, bukan performing rights.

"Kalau ada kesalahan dari VA Records, itu yahng digugat haru mechanical, bukan performing."

"Jadi sepertinya yang tadinya isu mechanical,  tapi karena ada doktrin dari figur-figur laler-laler ini gitu loh yang mendoktrin akhirnya ya udah masuk dari performing-nya aja, mumpung performing rights ini lagi ramai isunya, akhirnya jadi lokomotif lagi," terang Rayen.

Diketahui sebelumnya, Agnez Monica juga digugat oleh Ari Bias mengenai pelanggaran hak cipta.

Setelah ramainya kasus tersebut, masalah hak cipta semakin melebar.

Bahkan hubungan pencipta lagu dengan penyanyi malah semakin memanas.

Kini banyak penyanyi yang akhirnya digugat oleh pencipta lagu lantaran membawakan karyanya tanpa izin dan tak mendapatkan haknya.

(Ifan)