Ukraina Terima 1.212 Jenazah Prajurit, Repatriasi Diwarnai Saling Tuding dengan Rusia
Hasiolan Eko P Gultom June 12, 2025 09:33 PM

Ukraina Terima 1.212 Jenazah Prajurit, Repatriasi Diwarnai Saling Tuding dengan Rusia

TRIBUNNEWS.COM - Ukraina telah membawa pulang 1.212 jenazah tentaranya yang tewas dalam perang dengan Rusia.

Kabar ini disampaikan langsung oleh pejabat Ukraina yang bertanggung jawab atas pertukaran tawanan perang pada Rabu (11/06/2025).

Dari pihak Rusia, Ajudan Kremlin Vladimir Medinsky mengatakan kalau Ukraina telah mengembalikan 27 jenazah tentara Moskow.

“Sebagai hasil dari kegiatan repatriasi ..., mayat 1.212 tentara yang gugur telah dikembalikan ke Ukraina,” kata Komite Koordinasi Pertukaran Tawanan Ukraina melalui platform Telegram, seperti dikutip dari Reuters pada Kamis (12/6/2025).

Komite tersebut merilis foto-foto dari lokasi kejadian yang menunjukkan bahwa personel Komite Palang Merah (ICRC)  berada di lokasi yang dirahasiakan sedang berjalan melewati beberapa truk yang dilengkapi dengan pendingin.

Beberapa truk tersebut memiliki logo ‘’On the Shield’’.

On the Shield merupakan sebuah organisasi Ukraina yang bertugas untuk mengambil dan mengevakuasi jenazah militer.

KEMBALIKAN JENAZAH TENTARA - Mobil palang merah internasional bertugas memulangkan jenazah korban perang Ukraina dan Rusia. Rusia mengembalikan jenazah 909 tentara Ukraina yang tewas dalam pertempuran, kata Markas Besar Koordinasi Ukraina untuk Perawatan Tawanan Perang pada hari Jumat. (@Koord_shtab/tangkap layar tmt)

Saling Tuding dalam Proses Repatriasi

Proses pertukaran jenazah ini diwarnai dengan perselisihan oleh kedua belah pihak.

Pada Minggu, Medinsky mengatakan kalau Ukraina telah menunda untuk mengambil 1.212 jenazah tahap pertama.

Para pejabat Rusia juga menambahkan kalau truk yang memiliki pendingin dan berisikan jenazah itu sudah menunggu lima hari di perbatasan tapi tak juga kunjung diangkut oleh Ukraina.

Menanggapi tudingan Rusia, Badan Koordinasi Ukraina kemudian mengatakan bahwa kesepakatan repatriasi memang telah dicapai, namun tanggalnya belum difinalisasi.

Ukraina menuding bahwa Rusia melakukan tindakan sepihak dan tidak terkoordinasi.

Sebelumnya, pada 2 Juni lalu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyatakan bahwa Rusia ingin mengembalikan 6.000 jenazah kepada Ukraina.

Namun, dari jumlah tersebut, hanya sekitar 15 persen yang berhasil diidentifikasi oleh pihak Ukraina.

“Kami sudah pernah mengalami saat-saat ketika mereka memindahkan mayat kepada kami dan juga memindahkan mayat tentara Rusia yang tewas,” kata Zelensky dalam sebuah konferensi pers.

Ke-1.212 jenazah itu kini akan diserahkan kepada para ahli dari Kementerian Dalam Negeri Ukraina, lembaga penegak hukum, dan Kementerian Kesehatan.

Badan Koordinasi Pertukaran Tahanan mengatakan kalau mereka akan berupaya untuk memastikan identitas jenazah tentara yang gugur sesegera mungkin.

Sebagai informasi, pada Senin (9/06/2025), Rusia dan Ukraina telah menukar puluhan tawanan perang yang berusia di bawah 25 tahun.

Sehari setelahnya, pada Selasa (10/06/2025) kedua belah pihak juga saling bertukar tawanan yang terluka parah dan sakit.

Jika sesuai kesepakatan, total keseluruhan pertukaran tawanan ini akan menjadi yang paling terbesar sejak perang dimulai oleh invasi Rusia pada tahun 2022.

Saat pertukaran tawanan berlangsung, pertempuran di lapangan masih terus berlanjut.

Pada Senin, Rusia mengklaim kalau pasukannya telah menguasai wilayah di Timur-Tengah Ukraina, Dnipropetrovsk.

Sementara itu, Ukraina melaporkan bahwa Moskow telah meluncurkan serangan drone terbesar dalam pertempuran di sana.(Grace Sanny Vania)
 

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.