TRIBUNNEWS.COM, IRAN - Agen mata-mata Israel, Mossad, pada Jumat (13/6/2025) merilis rekaman video yang mengkalim berhasil menyerang sasaran penting di Iran.
Video itu dirilis Mossad beberapa saat setelah Israel melakukan serangan udara ke Iran.
Media The Jerussalem Post mengatakan Mossad memperlihatkan klaim sukses menyerang target rudal balistik, target pertahanan udara, dan beberapa fasilitas lainnya di Iran.
Dari video yang dirilis, tampaknya Mossad menggunakan pesawat tak berawak (drone) dari dalam Iran untuk menyerang berbagai target.
Mossad melakukan penyamaran di Iran.
Dalam beberapa tahun terakhir, Mossad telah mengelola sejumlah operasi intelijen dan militer di Iran.
Termasuk terlibat dalam aspek rahasia serangan April dan Oktober 2024 oleh Israel.
Mereka juga terlibat dalam penyitaan arsip nuklir Iran pada tahun 2018.
Oleh Wall Street Journal, Mantan Perdana Menteri Naftali Bennett mengonfirmasi bahwa Mossad menghancurkan lebih dari 100 pesawat tak berawak Iran pada Februari 2022.
Iran menuduh Israel melakukan operasi serupa pada Januari 2023.
Ia juga menuduh Mossad menghancurkan dua lokasi nuklir terpisah di Natanz pada Juli 2020 dan April 2021, serta di Karaj pada Juni 2021, dan membunuh kepala nuklirnya Mohsen Fakhrizadeh pada November 2020.
Sebelumnya The Jerussalem Post mengatakan puluhan pesawat Israel dikerahkan untuk menyerang Teheran, Ibu Kota Iran, pada Jumat (13/6/2025) dini hari.
Gelombang serangan awal yang menargetkan puluhan target militer dan situs nuklir Iran.
Namun Iran membantah dan menyebut serangan Israel juga menyasar pemukiman penduduk.
Terbukti tiga jenderal militer Iran tewas di kediamannya saat serangan Israel kemarin.
Mereka adalah Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran Mayor Jenderal Mohammad Hossein Baqeri, Komandan Korps Garda Revolusi Islam Mayor Jenderal Hossein Salami, dan Komandan Markas Besar Pusat Khatam al-Anbia Iran Mayor Jenderal Gholam Ali Rashid.
Lalu apakah itu perbuatan dari para agen Mossad di lapangan?
Iran membalas dengan menyerang Israel pada Jumat (13/6/2025) malam.
Ratusan rudal jarak jauh dikerahkan ke Iran ke Israel.
Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, mengecam serangan itu.
Sementara Iran mengatakan serangan Israel ke kota-kotanya termasuk Teheran, pada Jumat dini hari menewaskan 78 orang termasuk pejabat-pejabat militer senior termasuk warga sipil ikut tewas.
Teheran juga mengatakan serangan Israel melukai 320 orang yang mayoritas warga sipil, termasuk anak-anak.
“Iran telah kelewat batas dengan berani menembakkan rudal ke pusat permukiman sipil di Israel,” ujar Katz dalam pernyataannya, dikutip dari BBC.
Di New York, Duta Besar Iran untuk PBB Amir Saeid Iravani menyebut serangan Israel "barbar" dan "kriminal".
"Tindakan-tindakan agresi dan serangan ilegal tersebut menargetkan fasilitas-fasilitas nuklir damai, situs-situs militer, infrastruktur sipil yang vital, dan area tempat tinggal," kata Iravani saat berpidato dalam sidang darurat Dewan Keamanan PBB di New York, dikutip dari kantor berita Iran, IRNA.
"Sejauh ini, 78 orang, termasuk pejabat-pejabat militer senior, telah menjadi syahid dan lebih dari 320 lainnya terluka, mayoritas warga sipil, termasuk perempuan dan anak-anak," ungkapnya.
Iravani juga menyebut serangan Israel melanggar Piagam PBB yang melarang ancaman atau penggunaan kekuatan terhadap integritas teritorial atau independensi politik anggota PBB.
Seusai serangan Israel, Khamenei menjanjikan pembalasan dan menegaskan "nasib pahit dan menyakitkan" akan diterima Israel.
Tak lama setelah pernyataan Khamenei, Iran pun melancarkan rentetan serangan rudal ke Israel.
Sistem pertahanan Israel, Iron Dome, mampu mencegat beberapa di antaranya, namun juga ada yang lolos.
Asap dilaporkan membubung di Tel Aviv, karena serangan rudal Iran.
Juru bicara militer Israel, IDF, Avichay Adraee mengatakan Iran meluncurkan kurang dari 100 rudal dalam dua gelombang serangan ke Israel.
Pada postingnya di media sosial X, Adraee mengatakan kebanyakan rudal Iran berhasil dicegat atau gagal mencapai target.
“Ada jumlah terbatas dari gedung yang terkena tembakan, beberapa dikarenakan pecahan peluru dari operasi pencegatan,” tuturnya.
Sementara media Tehran Times mengatakan Iran melancarkan serangan balasan pertama pada tengah malam, dan serangan kedua pada Sabtu dini hari.
Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) mengatakan serangan yang dijuluki "Operasi Janji Sejati 3" itu akan terus berlanjut "selama diperlukan."
Salvo rudal pertama menghantam sedikitnya 150 lokasi militer dan mata-mata, serta pabrik senjata, menurut pernyataan IRGC.