Pengakuan Pelaku Pencuri Balita di Singkawang, Mulut Korban Dibekap hingga Tewas, Dibawa ke Masjid
Nuryanti June 15, 2025 10:33 AM

TRIBUNNEWS.COM - Kasus tewasnya balita di Singkawang, Kalimantan Barat, menemui titik terang setelah pelaku pencurian ditangkap pada Sabtu (14/6/2025).

Pelaku berinisial AB diduga mencuri balita berusia 1 tahun 11 bulan di rumah orang tua korban pada Selasa (10/6/2025).

Setelah tiga hari pencarian, korban ditemukan di depan pintu masjid dalam keadaan meninggal pada Jumat (13/6/2025).

Saat diperiksa di Mapolres Singkawang, AB mengaku tak berniat membunuh korban.

AB membawa korban ke masjid untuk disedekahkan.

Petugas kepolisian yang mendengar pengakuan pelaku bingung dengan motif pencurian.

"Bukan saya mau bunuh, maksud saya tu sedekahkan ke masjid, tapi waktu itu masih hidup," kata AB.

Pelaku menambahkan, korban dibekap memakai tangan kemudian dibawa ke masjid menggunakan sepeda.

"Saya tutup mulutnya pakai tangan. Tidak pakai alat-alat, pakai tangan saja," sambungnya.

Kasatreskrim Polres Singkawang, AKP Deddi Sitepu, menyatakan penyidik masih mendalami kesaksian pelaku dan mencocokkannya dengan sejumlah barang bukti.

"Dari hasil olah TKP sampai dengan sekarang, kita sudah menemukan beberapa bukti petunjuk, namun masih dalam proses menganalisa dan kita masih memintai keterangan saksi-saksi yang ada di TKP ataupun yang mengetahui kejadian tersebut," ucapnya.

Sejumlah sidik jari di lokasi penemuan jasad akan dianalisa.

"Ada baju korban, dapat kita persesuaikan dari hasil keterangan saksi atau dari pengasuhnya itu memang baju yang dipakai oleh korban pada saat hilang," tandasnya.

Kata Warga

Ketua RT setempat, Dudi Saroso, menerangkan upaya pencarian dilakukan dengan memeriksa sejumlah rekaman CCTV.

“Saya dapat laporan sekitar pukul 11.40 WIB di hari Selasa, dan saya langsung menuju lokasi. Teman ayah korban juga langsung mencari CCTV dan menyisir area sekitar TKP,” jelasnya, Rabu (11/6/2025).

Dudi menyayangkan adanya warga yang menjadikan laporan bocah hilang sebagai konten di media sosial.

“Kemarin malam, dengan antusias warga yang tinggi, justru ada yang memanfaatkan situasi untuk membuat konten live. Menurut saya itu sangat keterlaluan,” imbuhnya.

Agar insiden serupa tak terjadi, petugas kepolisian memasang pembatas di sekitar lokasi korban hilang.

“Makanya malam ini, kami blokir wilayah sekitar TKP. Hanya orang-orang yang berkepentingan dan membantu pencarian saja yang boleh masuk,” ucapnya.

Penjaga masjid, Eden (60), menerangkan masjid selalu ditutup kecuali waktu salat, namun saat penemuan jasad kondisi pagar samping terbuka.

"Setiap hari itu kami tutup, ibu-ibu yang hendak menyiapkan makanan Jumat berkah masuk dari pintu depan," lanjutnya.

Warga yang menemukan jasad sempat curiga pagar terbuka sedikit.

"Pintu itu kami tutup dengan diikat talinya, talinya itu tadi sudah dibawa oleh polisi," imbuhnya.

Dalam proses olah TKP ditemukan tetesan darah di dekat pagar samping.

"Tadi ditemukan setitik tetesan darah. Jadi ditanya itu darah siapa. Polisi membawa keset kaki dan tali penutup pagar samping," pungkasnya.

(Mohay) (TribunPontianak.com/Imam Maksum/Widad Ardina)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.