Kenapa Jujur Sering Berujung Salah Paham?
Putri Maura Faathimah June 15, 2025 01:40 PM
Kejujuran. Siapa sih yang nggak setuju kalau ini nilai mulia? Rasanya, jujur itu kunci segala komunikasi yang sehat. Tapi, pernah nggak sih niat baikmu buat jujur malah bikin orang lain misuh-misuh dalam hati? Atau lebih parahnya, kamu dibilang kasar, nggak punya empati, bahkan sombong?
Well, kalau kamu pernah ngalamin itu, welcome to the club! Ternyata, dalam komunikasi, jujur saja tidak cukup. Kita butuh "senjata" lain yang namanya etika.
Menurut pakar komunikasi interpersonal, Joseph DeVito, komunikasi itu bukan cuma soal pesan yang disampaikan, tapi juga soal hubungan yang terjalin. Cara kita menyampaikan sesuatu bisa jadi penentu: akankah hubungan itu makin kuat, atau malah retak dan hancur berantakan?
Jadi, kalau ada yang bilang, "Gue kan cuma jujur, kok!" sambil nadanya menghakimi dan tanpa empati, itu bukan komunikasi etis. Itu namanya jujur yang nyakitin.
Coba deh bayangkan di dunia kerja. Ada rekan kerjamu yang bikin kesalahan. Kritik itu perlu, kan? Tapi ada bedanya antara:
"Kerjaanmu amburadul banget! Nggak becus!" (Jujur yang "tega")
"Aku lihat ada beberapa bagian yang bisa kita perbaiki di laporanmu. Gimana kalau kita diskusikan cara terbaik untuk meningkatkan kualitasnya?" (Jujur yang etis)
Sama-sama jujur soal kesalahan, tapi hasilnya beda jauh. Yang satu bikin down, yang satu lagi bikin semangat dan mau belajar.
Contohnya:
Jujur yang Nggak Punya Hati
Kamu ketemu teman. Nggak sengaja melihatnya lagi bad hair day atau lagi kusut banget penampilannya. Langsung saja kamu nyeletuk, "Ya ampun, kamu jelek banget hari ini, serius deh!"
Jujur yang Penuh Empati
Kamu melihat temanmu agak lesu. Alih-alih menghakimi, kamu mendekat dan bilang, "Kamu kelihatan agak capek hari ini. Ada yang bisa kubantu?"
Keduanya sama-sama jujur melihat kondisi teman yang tidak dalam kondisi terbaik. Tapi coba deh rasakan, mana yang bikin hati adem dan mana yang bikin pengen nonjok? Tentu saja skenario kedua yang beretika. Ia peduli pada perasaan, bukan sekadar menyampaikan pengamatan.
So, kalau kamu pernah merasa disalahpahami padahal cuma pengen jujur, mungkin ini saatnya merefleksikan: "Sudahkah aku menyampaikan kebenaran dengan cara yang benar?"
Tips Jujur yang Etis
Nah, simak beberapa tips yang didukung oleh prinsip komunikasi efektif berikut ini ya:
1. Pilih Waktu dan Tempat yang Tepat (Context Matters):
Menurut Dr. Albert Mehrabian, seorang peneliti komunikasi, makna pesan tidak hanya ditentukan oleh kata-kata, tetapi juga oleh nada suara dan bahasa tubuh. Menyampaikan kejujuran yang sensitif di depan umum atau saat emosi sedang tinggi dapat memperburuk keadaan.
2. Fokus pada Perilaku, Bukan Karakter (Behavioral Feedback):
Psikolog dan ahli komunikasi seperti Marshall Rosenberg (pengembang Nonviolent Communication) menekankan pentingnya memisahkan observasi dari evaluasi. Mengkritik perilaku spesifik lebih konstruktif daripada menyerang karakter seseorang.
Alih-alih mengatakan "Kamu pemalas," lebih baik sampaikan "Aku perhatikan laporanmu terlambat dua hari ini." Fokus pada apa yang bisa diubah, bukan pada siapa mereka sebagai pribadi.
3. Perhatikan Nada Suara dan Bahasa Tubuh (Non-Verbal Cues):
Hingga 93% dari komunikasi adalah non-verbal, meliputi nada suara, ekspresi wajah, dan bahasa tubuh (Mehrabian, 1971). Nada yang menghakimi atau bahasa tubuh yang tertutup dapat merusak pesan jujur sekalipun.
4. Pertimbangkan Konsekuensi (Empathy & Impact):
Empati, kemampuan untuk memahami dan berbagi perasaan orang lain, adalah fondasi komunikasi yang etis. Daniel Goleman, dalam bukunya Emotional Intelligence, menyoroti empati sebagai salah satu pilar utama kecerdasan emosional.
Sebelum berbicara, tanyakan pada diri sendiri: "Gimana perasaan aku jika seseorang mengatakan ini kepada aku dengan cara ini?" Pertimbangkan dampak kata-kata kamu terhadap perasaan dan harga diri orang lain.
Nah itu dia, penjelasan seputar kejujuran beserta etika, dan tips nya.
Yuk, kita sama-sama belajar jadi komunikator yang jujur sekaligus etis!
© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.