TRIBUNJATENG.COM, JEPARA - Kondisi SD Negeri 3 Kaliombo yang berada di Desa Kaliombo RT 01 RW 03, Kecamatan Pecangaan, Kabupaten Jepara, cukup memprihatinkan lantaran hanya memiliki empat ruangan dengan dua bangunan.
Pantuan Tribunjateng di lokasi, terlihat bangunan SD Negeri 3 Kaliombo yang berdekatan dengan bantaran sungai SWD II berdiri cukup kokoh tanpa memiliki pagar ataupun pembatas keliling sekolah.
Akses jalan ke sekolah itupun cukup miris, lantaran masih beralaskan tanah, sehingga ketika turun hujan cukup deras akses jalan cukup sulit dilewati.
Tak hanya akses jalan, halaman sekolah juga akan tergenangi air.
Kepala sekolah SD Negeri 3 Kaliombo, Ahmad Yani menyampaikan, untuk kondisi sekolah memang hanya memiliki empat ruangan saja.
Dengan keterbatasan ruangan, pihaknya terpaksa membagi setiap ruangan dibagi dua kelas.
Tak hanya kelas saja, ruang guru dan kepala sekolah pun harus digabung hingga di sekat untuk ruang kelas.
"Memang kondisi sekolah seperti ini," kata Ahmad Yani kepada Tribunjateng, Senin (16/6/2025).
Dia mengatakan dari sejak sekolah berdiri tahun 1985 Sekolah SD Negeri 3 Kaliombo hanya memiliki tiga ruangan.
Keterbatasan ruangan itu membuat sekolah itu hanya bisa menampung peserta didik kelas 1 sampai kelas 3.
Sehingga kelas 4 sampai kelas 6 peserta didik harus pindah ke sekolah terdekat dengan SD Negeri 3 Kaliombo.
"Dari sejak berdiri sekolah ini awalnya cuma tiga ruangan saja itu hanya menampung kelas 1-3 saja jadi kelas 4-6 di SDN Ngerdu," ucapnya.
Namun seiring waktu, akhirnya pada tahun 2024 SD Negeri 3 Kaliombo mendapatkan satu bangunan untuk satu ruang kelas baru.
Dengan ada ruangan baru itu, dari sekian lamanya SD Negeri 3 Kaliombo berdiri baru tahun ini bisa meluluskan dari sekolah sendiri.
"Awal tahun 2024 baru dapat satu ruangan baru, sehingga tahun ini kami bisa meluluskan anak peserta didik dari sekolahan kami," ungkapnya.
Ia menjelaskan untuk total murid yang ada di SD Negeri 3 Kaliombo hanya berjumlah 45 murid.
Jumlah itupun sudah termasuk kelas 1-6.
"Kelas satu ada tujuh murid, kelas dua ada dua murid, kelas tiga ada delapan murid, kelas empat ada 11 murid, kelas lima ada delapan murid, dan kelas enam ada sembilan murid," ujarnya.
Untuk tenaga pengajar sendiri hanya ada tujuh orang saja yang terdiri dari dua orang PNS, empat orang PPPK, dan satu orang kepala sekolah.
"Memang hanya segitu tapi ini ada tambahan ruangan jadi kekurangan dua orang guru," ucapnya.
Menurutnya sedikitnya anak yang bersekolah disitu karena sekolah tersebut di dominasi oleh warga setempat.
"Warga disini kan memang sedikit jadi memang mayoritas memilih sekolah disini karena lebih dekat," ujarnya.
Ia menambahkan sebelumnya pihak sekolah selalu berupaya untuk meminta bantuan kepada pemerintah hingga dinas terkait namun belum ada tindak lanjut.
Selama berdiri sekolah ini, belum pernah ada dari penjabat daerah yang berkunjung ke sekolah SD Negeri 3 Kaliombo.
"Kalau bantuan tidak pernah ada, penjabat seperti Bupati hingga kepala dinas saja belum pernah kesini," tutupnya.
Ahmad Yani berharap adanya bantuan dari pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang ada di SD Negeri 3 Kaliombo. (Ito)