TIMESINDONESIA, JAKARTA – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menekankan pentingnya mengutamakan pelayanan masyarakat dalam bidang kebencanaan, meskipun saat ini terjadi efisiensi anggaran di berbagai lini.
Pernyataan ini disampaikan langsung oleh Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan BNPB, Kheriawan, usai melakukan pantauan pembangunan Pusdalops di sejumlah daerah, Selasa (17/6/2025).
"Ya, pasti akan terasa ya berkaitan dengan efisiensi anggaran, tapi jangan sampai pelayanan masyarakat berkurang. Kita berupaya semaksimal mungkin potensi terbaik di sekeliling kita," kata Kheriawan.
Menurutnya, semangat utama dari keberadaan Pusdalops adalah untuk menjaga kualitas pelayanan kebencanaan kepada masyarakat, terutama dalam situasi darurat. Meskipun anggaran yang tersedia saat ini tidak seoptimal sebelumnya, BNPB tetap menekankan pentingnya perlindungan terhadap masyarakat tidak boleh terganggu.
"Intinya adalah pelayanan masyarakat diutamakan, perlindungan masyarakat terutama terhadap ancaman bencana juga perlu diupayakan. Jangan sampai kita terpengaruh dengan anggaran kita yang kurang optimal pada saat ini," tegasnya.
Kheriawan juga menjelaskan bahwa saat ini BNPB secara aktif melakukan pengawasan dan pemantauan terhadap pembangunan fasilitas Pusdalops yang ada di daerah. Ia menyebutkan, progres pembangunan terus berjalan dan ditargetkan rampung pada bulan Agustus 2025.
"Diharapkan nanti sarana dan prasarana Pusdalops daerah ini kalau sudah berdiri akan sangat membantu proses penanganan darurat dengan fasilitas yang lengkap, ruangan yang cukup baik, supaya nanti jika tanggap darurat, informasi kepada masyarakat akan lebih cepat dan bisa segera disampaikan kepada pimpinan untuk tindakan yang terukur dalam rangka menyelamatkan korban," paparnya.
Fungsi utama dari pusat dukungan operasi lapangan ini, lanjut Kheriawan, adalah menjadi titik pengendali jika kantor utama tidak dapat berfungsi akibat bencana. Pusdalops dapat digunakan untuk rapat koordinasi, pengambilan keputusan cepat, hingga distribusi informasi kepada masyarakat.
"Di sana bisa dipakai untuk rapat-rapat koordinasi, pengambilan keputusan, dan itu sangat berperan untuk proses penanganan darurat lebih cepat," ujarnya.
Program pembangunan Pusdalops ini merupakan bagian dari program Indonesia Disaster Resilience Initiatives Project (IDRIP) yang didanai oleh Bank Dunia. Total terdapat 60 titik lokasi pembangunan yang tersebar di seluruh Indonesia. Pembangunan ini bukan menggunakan anggaran dari APBN, melainkan dukungan pendanaan dari lembaga internasional.
"Ini adalah program IDRIP bantuan Bank Dunia. Jadi bukan program bantuan APBN, tapi kami dapat dukungan Bank Dunia untuk membangun pusat-pusat operasi di 60 titik di Indonesia," jelasnya.
Adapun total anggaran untuk setiap titik pembangunan Pusdalops diperkirakan mencapai Rp1,7 miliar. Nilai itu sudah termasuk kelengkapan furnitur dan sarana pendukung lainnya, agar fasilitas dapat langsung difungsikan tanpa kendala berarti.
"Ini akan membantu pemerintah daerah memberikan pelayanan optimal kepada masyarakat," pungkasnya.
Dengan hadirnya fasilitas baru ini, diharapkan BPBD di daerah bisa bekerja lebih sigap, terukur, dan responsif dalam menghadapi bencana alam. BNPB berharap, meskipun dihadapkan pada tantangan keterbatasan anggaran, kualitas pelayanan kebencanaan di tanah air tidak mengalami penurunan. (*)