TRIBUNNEWS.COM – Konflik antara Iran dan Israel kembali memanas setelah sejumlah petinggi militer Iran dilaporkan tewas dalam serangan terarah yang diduga kuat melibatkan badan intelijen Israel, Mossad.
Operasi rahasia ini memicu kekhawatiran akan meningkatnya eskalasi konflik terbuka antara dua negara berseteru tersebut.
Sejak hubungan Iran dan Israel memanas, dalam beberapa bulan terakhir sejumlah jenderal dan tokoh penting dalam Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) dilaporkan terbunuh.
Terbaru, militer Israel mengklaim serangan udara yang ditembakkan pada awal pekan ini ke Iran sukses menewaskan komandan markas Korps IRGC Khatam Al Anbiya, Ali Shadmani, Senin (17/6/2025).
Melalui pernyataan, militer Israel menggambarkan Shadmani sebagai "komandan militer paling senior" sekaligus "orang terdekat" Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei.
Sumber intelijen asing menyebut pembunuhan itu dilakukan Israel dengan melibatkan jaringan mata-mata lokal yang dilatih oleh Mossad.
Mossad adalah badan intelijen nasional Israel, yang bertugas terutama untuk melakukan spionase, operasi rahasia, dan kontraterorisme di luar batas Israel.
Didirikan pada tahun 1949 tak lama setelah berdirinya Israel, nama badan tersebut, yang berasal dari bahasa Ibrani, diterjemahkan menjadi "lembaga," dengan gelar lengkapnya adalah HaMossad LeModi'in U'LeTafkidim Meyuchadim, atau Lembaga Intelijen dan Operasi Khusus.
Selama beberapa dekade, Mossad telah terlibat dalam berbagai operasi tingkat tinggi, termasuk penangkapan penjahat perang Nazi Adolf Eichmann dan menargetkan individu yang terkait dengan serangan terhadap Israel, seperti mereka yang terlibat dalam pembantaian Olimpiade Munich.
Badan tersebut beroperasi di bawah parameter hukum yang unik, yang memungkinkannya untuk melakukan operasi yang berada di luar jangkauan hukum Israel.
Badan intelijen Israel, Mossad, diketahui telah membangun jaringan agen, informan, dan logistik yang kuat di dalam wilayah Iran selama puluhan tahun.
Selama lebih dari satu dekade, Iran telah menjadi taman bermain bagi Mossad, menyusup ke jantung infrastruktur keamanan, nuklir, dan militer Iran dengan tingkat akses yang tampaknya mustahil beberapa tahun yang lalu.
"Mossad memperlakukan Iran seperti taman bermain selama bertahun-tahun," kata peneliti senior di Washington Institute Holly Dagres, dikutip CNN International.
Mossad diketahui merekrut warga negara Iran dari berbagai latar belakang militer, ilmuwan, pejabat pemerintah, bahkan warga sipil untuk menjadi mata-mata.
Mereka direkrut melalui bujukan ideologis, tawaran uang, atau tekanan seperti mengancam keluarga mereka yang tinggal di luar negeri.
Mengutip dari Economic Times, Mossad turut berinvestasi besar dalam pengawasan canggih, AI, dan robotika, yang memungkinkannya untuk melakukan operasi dengan kehadiran fisik yang minimal.
Tak hanya itu, Mossad juga memanfaatkan aset regional dan jaringan berbagi intelijen dengan milisi Kurdi di Irak dan pemberontak Baluchi di dekat perbatasan Pakistan-Iran, yang menyediakan dukungan di lapangan dan rute penyelundupan.
Azerbaijan dan UEA dikatakan secara diam-diam menyediakan tempat persiapan atau akses logistik bagi tim Mossad.
Jaringan pembangkang global Iran juga membantu dalam pengumpulan dan perekrutan intelijen.
Adapun, hal yang membuat penetrasi Mossad ke Iran begitu luar biasa bukan hanya keberhasilan operasi-operasi individualnya, tetapi juga konsistensi dan keberaniannya dalam beroperasi selama lebih dari satu dekade di dalam salah satu negara paling tertutup dan terobsesi dengan keamanan di dunia
Badan intelijen Israel, Mossad, dikenal luas karena keahliannya dalam melakukan operasi pengintaian rahasia di negara-negara musuh, terutama Iran.
Pengintaian ini merupakan bagian penting dari strategi Israel untuk mencegah Iran mengembangkan senjata nuklir dan menghadapi ancaman dari kelompok-kelompok proksi seperti Hizbullah dan Hamas yang didukung Teheran.
Mossad tidak selalu mengirim agen asing ke Iran. Sebaliknya, mereka merekrut warga Iran yang bisa menyusup ke institusi pemerintah, militer, atau program nuklir.
Agen-agen ini dilatih secara rahasia dan diberi peralatan canggih untuk mengumpulkan data dan melakukan sabotase.
Untuk melancarkan serangan paling ambisius dan canggih dalam sejarah panjang pertentangan antara kekuatan-kekuatan utama di Timur Tengah, agen-agen rahasia Israel mendirikan pangkalan pesawat nirawak jauh di dalam wilayah Iran.
Ini adalah beberapa taktik mata-mata yang memungkinkan Israel melancarkan serangan mendadak terhadap Iran, bersamaan dengan mengikis pertahanan Teheran dan membatasi kapasitasnya untuk membalas ketika pasukan Israel menangkap komandan senior dan menyerang situs nuklir sensitif.
Setelah mengumpulkan informasi mendalam tentang individu atau lokasi yang dianggap ancaman langsung bagi keamanan Israel.
Mossad biasanya akan langsung menyusup ke lokasi target untuk menanam perangkat penanda (beacons) atau melakukan pengintaian langsung.
Alat ini membantu jet tempur atau drone IDF menemukan lokasi secara akurat.
Israel menyelundupkan pesawat tak berawak (drone) penyerang ke Iran menggunakan berbagai cara, termasuk memakai truk, kontainer pengiriman, dan bahkan menggunakan koper.
Sumber yang tidak disebutkan namanya mengungkap bahwa Israel menghabiskan waktu berbulan-bulan untuk menyelundupkan suku cadang pesawat tanpa awak quadcopter bermuatan bom ke Iran melalui koper, truk, dan kontainer pengiriman.
Saat serangan dimulai, tim tersebut mengaktifkan sistem persenjataan dan meluncurkan drone ke sejumlah titik sasaran.
Target utama meliputi sistem pertahanan udara dan peluncur rudal jarak menengah yang diduga menjadi bagian dari program militer Iran.
Sumber menyebutkan, puluhan peluncur berhasil dihancurkan dalam waktu singkat, yang membuat Iran kesulitan mengatur respons pertahanan.
Mossad juga merilis rekaman visual yang jarang dipublikasikan, memperlihatkan tahap-tahap operasi yang berlangsung di dalam wilayah Iran.
Rekaman tersebut memperkuat klaim efektivitas infiltrasi dan kemampuan teknis Israel dalam menjalankan operasi lintas batas.
Pengungkapan ini juga menyoroti sejauh mana jaringan Mossad telah berkembang di dalam Iran.
Menjadikan Mossad sebagai elemen kunci dalam keberhasilan Israel menyerang Iran, terutama dalam konteks operasi rahasia, serangan presisi, dan sabotase strategi.
Tanpa Mossad, Israel sulit menembus pertahanan dalam Iran dan melakukan serangan yang efektif.
Mossad bukan hanya pendukung, tetapi merupakan fondasi utama dari strategi Israel melawan ancaman regional.
(Tribunnews.com / Namira)