Iran Minta Warganya Hapus WhatsApp
kumparanNEWS June 18, 2025 12:40 PM
Televisi pemerintah Iran pada Selasa (17/6) siang mendesak warganya untuk menghapus WhatsApp dari ponsel mereka.
Iran menuduh WhatsApp mengumpulkan informasi pengguna untuk dikirim ke Israel. Namun, tuduhan itu tanpa bukti.
Terkait ini, WhatsApp memberikan pernyataan. WhatsApp menyebut Iran memberikan informasi yang salah.
"Kami khawatir laporan palsu ini akan jadi alasan untuk memblokir layanan kami saat orang-orang sangat membutuhkannya," kata WhatsApp dalam pernyataannya, dikutip dari AP, Rabu (18/6).
WhatsApp menggunakan end-to-end encryption, yang berarti penyedia layanan tidak dapat membaca pesan pengguna.
"Kami tidak dapat melacak lokasi pasti anda, kami tidak menyimpan catatan tentang siapa saja yang mengirim pesan, dan kami tidak melacak pesan pribadi yang dikirim satu sama lain. Kami tidak memberikan informasi massal kepada pemerintah mana pun," lanjut pernyataan WhatsApp.
End-to-end encryption berarti pesan diacak sehingga hanya pengirim dan penerima yang dapat melihat pesan. Jika ada orang lain yang menyadap pesan itu, yang dapat mereka lihat adalah kekacauan yang tidak dapat diuraikan tanpa kuci.
Asisten profesor teknik di Universita Cornell sekaligus ahli keamanan siber, Gregory Falco, mengatakan telah dibuktikan bahwa metadata WhatsApp tidak dapat dienkripsi.
"Jadi anda dapat memahami tentang bagaimana orang-orang menggunakan aplikasi itu dan telah jadi masalah konsisten di mana orang-orang tidak tertarik menggunakan WhatsApp karena (alasan) itu," katanya.
Isu lainnya adalah kedaulatan data, di mana pusat data yang menghosting data WhatsApp dari negara tertentu belum tentu lokasinya ada di negara itu. Falco mencontohkan sangat mungkin data WhatsApp dari Iran tidak dihosting di Iran.
"Negara-negara perlu menyimpan data mereka di dalam negeri dan memproses data di dalam negeri dengan algoritma mereka sendiri. Karena sangat sulit untuk mempercayai jaringan infrastruktur data global," tuturnya.
WhatsApp adalah aplikasi yang dimiliki Meta Platform, perusahaan induk Facebook dan Instagram.
Iran telah memblokir akses sejumlah platform media sosial selama bertahun-tahun. Tapi, banyak warga di sana yang menggunakan proksi atau VPN untuk mengakses platform tersebut.
Iran melarang WhatsApp dan Google Play pada 2022 saat protes massal menentang pemerintah atas kematian seorang wanita yang ditahan oleh polisi moral di sana. Larangan itu dicabut akhir tahun lalu.
WhatsApp merupakan salah satu aplikasi pengiriman pesan paling populer di Iran selain Instagram dan Telegram.
© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.