Kenapa Ada Lampu Lalu Lintas Warna Biru di Jepang? Ini Alasannya
kumparanSAINS June 19, 2025 09:22 AM
Hijau berarti jalan, kuning siap-siap, merah tanda berhenti, adalah kode universal lampu lalu lintas untuk mengatur pergerakan mobil dan motor supaya tidak terjadi tabrakan saat berada di persimpangan. Namun, jika kita pergi ke Jepang, tak ada lampu hijau di sana, sebagai tanda untuk kendaraan berjalan. Kenapa begitu?
Sebagai negara yang dikenal dengan tradisi dan kekhasan budayanya, Jepang punya persepsi yang kabur dengan warna hijau, dan ini juga memengaruhi lampu lalu lintas yang ada di sana.
Standar global soal lampu lalu lintas sendiri disepakati saat kongres Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada 1968, yang dikenal sebagai Konvensi Wina tentang Rambu dan Sinyal Jalan. Meski banyak negara telah meratifikasi perjanjian tersebut, Jepang menjadi negara pengecualian.
Negeri Matahari Terbit punya rambu-rambu jalan berbeda dengan negara lain. Perbedaan dari standar internasional tersebut sangat terlihat pada lalu lintas berwarna biru.
Alasan di balik warna lampu lalu lintas yang tak biasa ini terkait erat dengan bahasa. Dalam Bahasa Jepang Klasik, kata untuk menunjukkan warna biru (ao) dapat dipertukarkan dengan istilah untuk menunjukkan warna hijau dan cyan.
Dengan begitu, orang Jepang tidak perlu banyak membedakan antara warna-warna tersebut, dan warna-warna itu dikelompokkan bersama sebagai variasi dari rona yang sama. Hal ini sebanding dengan bagaimana, dalam bahasa Inggris, kita menggunakan kata “pink” untuk menggambarkan berbagai macam corak, dari merah muda hingga magenta, meski warna-warna tersebut sangat berbeda.
Lampu lalu lintas di Jepang. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Lampu lalu lintas di Jepang. Foto: Shutterstock
Kendati bahasa Jepang modern memiliki kata lain untuk menunjukkan warna hijau (midori), perbedaan antara hijau dan biru tidak terlalu kentara dalam budayanya. Bahkan saat ini, orang Jepang secara teratur menyebut lampu lalu lintas hijau sebagai ao atau biru. Hal yang sama juga berlaku dalam konteks lain, seperti menggambarkan apel biru (aoringo) dan gunung biru (aoyama).
Perbedaan samar antara biru dan hijau menjadi titik kebanggaan budaya di Jepang. Ketika pemerintah menetapkan standar resmi untuk lampu lalu lintas pada 1973, mereka memilih warna hijau yang paling mendekati biru. Di beberapa bagian negara, terutama yang memiliki sistem lampu lalu lintas lama, tanda jalan melampaui batas lebih jauh dan tampak seperti warna biru kehijauan.
Batasan kabur antara hijau dan biru ini sebenarnya tidak seaneh yang terlihat. Ada kuis online yang sedang viral, disebut ismy.blue, yang menyediakan spektrum warna kepada pengguna dan meminta mereka untuk memutuskan apakah menurut mereka warna yang tampak di layar adalah hijau atau biru.
Hasilnya mengungkap betapa berbedanya persepsi orang terhadap titik akhir hijau dan titik awal biru. Ternyata kita semua memiliki persepsi yang sedikit berbeda terhadap warna tosca, biru kehijauan, biru muda, dan warna lain meski memiliki bahasa ibu yang sama.
© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.