TRIBUNJATENG.COM, PURWOKERTO - “Kapan teka, kapan teka Koperasi Merah Putih? (kapan datangnya Koperasi Merah Putih),” seru Sukmia, Kepala Desa Karang Kemiri, Kecamatan Kemangkon, Kabupaten Purbalingga, dengan logat ngapaknya yang khas.
Seruan itu sontak mencuri perhatian ratusan peserta yang hadir dalam Relaunching Tribun Banyumas dan Talk Show Tribute to Margono Djojohadikusumo di Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), Kamis (19/6/2025).
Di hadapan Wakil Menteri Koperasi dan UKM serta sejumlah tokoh penting lainnya, Sukmia menyuarakan harapan besar masyarakat desanya terhadap kehadiran Koperasi Merah Putih.
“Kami sebagai kepala desa sangat tahu kebutuhan warga. Dan warga sangat antusias menyambut koperasi ini. Bahkan banyak yang tanya, kapan koperasi Merah Putih dibentuk di desa kami?” ujar Sukmia.
Menurutnya, sekitar 80 persen warga di desanya menggantungkan hidup dari sektor pertanian.
Maka, koperasi yang menyediakan pupuk bersubsidi dan layanan simpan pinjam jelas sangat ditunggu-tunggu.
“Saat musim tanam, petani butuh pupuk dan modal tanam. Kalau koperasi hadir, mereka tidak perlu lagi pinjam ke rentenir. Mereka bisa lebih tenang dan produktif,” jelasnya.
Dalam forum yang sama, Razaq Manan Ahmad, Executive Vice President Pengembangan dan Jasa PT Permodalan Nasional Madani (PNM), menambahkan bahwa UMKM terutama di desa masih menghadapi banyak kendala, terutama dalam hal akses pembiayaan.
“Banyak pelaku UMKM yang bisa dibilang invisible mereka punya usaha tapi tidak tercatat, tidak punya laporan keuangan. Akibatnya, bank tidak bisa menganalisis kelayakan usahanya untuk diberi pinjaman,” ungkap Razaq.
PNM, lanjutnya, berperan untuk mendampingi pelaku usaha kecil agar bisa naik kelas dan akhirnya layak secara finansial (bankable).
Mereka memberikan pelatihan, bantuan permodalan, dan pendampingan terutama kepada nasabah perempuan, yang saat ini mencapai 16 juta orang.
“Kami juga sudah membentuk 1.000 klaster UMKM di berbagai desa. Harapan kami, koperasi Merah Putih bisa menyerap produk mereka, agar tidak lagi dijual eceran satu per satu,” ucapnya.
Razaq berharap nasabah binaan PNM nantinya bisa menjadi bagian dari Koperasi Merah Putih, sehingga kesejahteraan warga desa bisa semakin meningkat.
“Kalau koperasi hadir sebagai offtaker, artinya hasil produksi UMKM bisa dibeli langsung dalam jumlah besar. Itu jauh lebih menjanjikan ketimbang jual eceran. Kami siap kolaborasi penuh dengan koperasi Merah Putih,” imbuhnya.
Talkshow "Tribute to Margono Djojohadikusumo" ini didukung berbagai pihak. Di antaranya PNM, BNI, Kementerian Koperasi, Hotel Luminor, Unsoed, SMKN 3 Banyumas, dan KAI Daop 5 Purwokerto. (*)