BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN - Sebuah rumah berarsitektur khas Banjar yang telah berdiri megah sejak tahun 1928 di Kampung Banjar Sungai Jingah, Banjarmasin, kini menjadi sorotan setelah dijadikan lokasi syuting film berjudul "Pirunduk".
Keunikan dan nilai sejarah rumah ini sontak menarik perhatian publik, menjadikannya viral di media sosial.
Kamis (19/6) siang, BPost berkesempatan mengunjungi rumah berwarna hijau yang tampak gagah berdiri di atas lahan dengan luas sekitar 750 meter persegi.
Bangunan memancarkan pesona arsitektur tradisional Banjar yang otentik. Kedatangan BPost disambut hangat oleh H Fadliansyah (73), generasi ketiga dari H Saad Khalid. H. Saad sendiri merupakan pemilik asli rumah tersebut.
Dengan ramah, H Fadliansyah membukakan pintu rumah berukuran besar yang seolah menyimpan segudang cerita. Terlihat beberapa perkakas dan alat-alat yang diduga merupakan sisa properti syuting film di halaman. Sementara di ruang bagian depan rumah tampak foto suami istri keturunan pertama dari H Saad Khalid.
"Mereka datang dan izin untuk syuting film, lalu kami izinkan saja," terang H Fadliansyah, menjelaskan bagaimana rumahnya terpilih sebagai lokasi syuting.
Cicit dari H Saad Khalid yang juga generasi keempat dari keluarga pemilik rumah, Erlin menjelaskan, rumah ini didirikan pada tahun 1928 dan beberapa kali dikunjungi komunitas pecinta kesenian.
"Rumah ini biasa kami jadikan tempat kumpul keluarga, seperti haulan juga acara-acara keluarga lain, sering juga dari kelompok seni datang berkunjung," ujar Erlin.
Ia menambahkan, H Saad Khalid, sang datu, semasa hidupnya dikenal sebagai seorang pedagang sukses. Hal ini menjadikan rumah tersebut sangat cocok untuk merepresentasikan karakter ‘juragan kaya’ sebagai pemilik rumah dalam film ‘Pirunduk’.
"Ini rumah dijadikan lokasi syuting untuk karakter juragan kaya katanya, datuk kami seorang pedagang juga," imbuh Erlin.
Meskipun usianya hampir mencapai satu abad, kondisi interior rumah sangat terawat. Lemari dan berbagai perkakas di dalamnya tampak masih rapi dan bersih.
"Memang kalau setiap ada pertemuan piring-piring ini kami gunakan, bila telah selesai kami rapikan kembali," ungkap Erlin, menunjukkan betapa keluarga ini menjaga warisan leluhur mereka dengan baik.
Keberadaan rumah bersejarah sebagai lokasi syuting tidak hanya mengangkat nilai seni dan budaya Banjar, tetapi juga memperkenalkan kekayaan arsitektur tradisional kepada khalayak yang lebih luas. (sai)