Dampak Bencana Longsor, Warga Korban Tanah Bergerak di Purwakarta akan Dapat Bantuan Relokasi
Content Writer June 20, 2025 11:32 AM

TRIBUNNEWS.COM - Pemerintah pusat memutuskan untuk merelokasi warga terdampak bencana longsor dan pergerakan tanah di Desa Pasirmunjul, Kecamatan Sukatani, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat. Relokasi ini akan disertai dengan dukungan bantuan pembangunan rumah dari Kementerian Sosial (Kemensos). 

Keputusan tersebut diambil usai kunjungan lapangan oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno, bersama Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto, Wakil Menteri Sosial Agus Jabo Priyono, Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Hadi Wijaya, Wakil Menteri Pekerjaan Umum (PU) Diana Kusumastuti, serta jajaran stakeholder lainnya, Kamis (19/6/2025).

"Perlu dilakukan relokasi tempat tinggal karena menurut keadaan geologi tidak lagi aman ditempati. Tidak ada pembangunan hunian sementara, langsung nantinya menjadi hunian tetap. Selain relokasi rumah, kita juga relokasi fasilitas umum, terutama jalan," ungkap Pratikno usai meninjau posko pengungsian di Gedung Serbaguna Desa Pasirmunjul, Kecamatan Sukatani, Purwakarta, Kamis (19/6/2025).

Soal lokasi hunian baru, Pratikno menyatakan, PVMBG akan menentukan zona aman yang akan menjadi lokasi relokasi, baik secara terpusat maupun mandiri. Keputusan melakukan relokasi menurut Kepala PVMBG Hadi Wijaya sudah tepat lantaran luas area gerakan tanah telah berkembang signifikan. 

"Sementara sudah final, jadi dari 2 hektare menjadi 10 hektare. Harus direlokasi sepenuhnya," ujarnya. 

Usai melakukan peninjauan di lapangan, Pratikno menjelaskan mayoritas korban bencana kini mengungsi secara mandiri di rumah kerabat masing-masing. Kendati demikian, seluruh kebutuhan dasar para pengungsi tetap dilayani melalui koordinasi BNPB, Kemensos, dan pemerintah daerah.

Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto memastikan bahwa masyarakat terdampak telah mendapatkan layanan berdasarkan kebutuhan dasar. Adapun soal relokasi, Suharyanto menyatakan dapat dilakukan secara terpusat atau mandiri di lahan pribadi, dengan catatan titiknya telah dinyatakan aman oleh PVMBG.

"Kalau mereka menginginkan relokasi mandiri tunjukkan tanahnya, tanahnya aman dari Badan Geologi, maka kita segera akan bangun. Jadi mudah-mudahan proses ini bisa lebih cepat," jelas Suhartoyo.

Dukungan untuk melakukan relokasi juga datang dari Wakil Menteri Sosial (Wamensos) Agus Jabo Priyono. Dia memastikan Kemensos akan terlibat aktif dalam tahap pemulihan pascabencana, terutama dalam pembangunan rumah warga terdampak.

"Rusak berat kita akan membantu sekitar Rp20 juta, rusak sedang Rp10 juta. Yang ringan sekitar Rp1 juta- Rp5 juta," ujar Agus Jabo.

Tak hanya itu, setelah terbangun, Kemensos juga membantu perlengkapan rumah dengan nominal Rp3 juta per hunian. 

"Jadi Kemensos akan terlibat aktif dalam proses pembangunan rumah termasuk isiannya," jelas Agus Jabo.

Tak ketinggalan, dukungan pemulihan infrastruktur dasar juga turut disampaikan Wakil Menteri Pekerjaan Umum (PU) Diana Kusumastuti. Ia memastikan akan ada pembangunan jalan dan jembatan pengganti demi menjamin konektivitas warga.

Menyalurkan Bantuan dari Kemensos

Bantuan tahap pertama kepada para korban bencana alam tanah bergerak di Purwakarta telah tersalurkan senilai Rp21,6 juta terdiri atas 13 paket kidswear, 30 lembar selimut, 5 terpal, dan 1 paket penjernih air.

Pada tahap kedua, Kemensos menyalurkan bantuan senilai Rp233,3 juta yang mencakup 1 unit perlengkapan dapur umum, 10 unit tenda keluarga, 50 tenda gulung, 50 kasur, 200 paket makanan siap saji, 100 paket lauk pauk, 30 paket sandang dewasa, 30 paket sandang anak, 50 family kit, 50 selimut, dan 50 kidswear. Total bantuan logistik kedaruratan yang disalurkan senilai Rp254,9 juta. Selain itu Kemensos juga memberikan 100 paket sembako bagi pengungsi dengan nominal Rp21 juta.

Sebanyak 69 rumah mengalami kerusakan parah akibat bencana. Seluruh warga pun memilih untuk mengungsi dan tidak ada yang menetap di lokasi. Adapun 83 kepala keluarga (KK) atau 256 jiwa mengungsi, dengan 145 jiwa (47 KK) mengungsi di kerabat, dan 111 jiwa (36 KK) mengungsi di Gedung Serbaguna Desa Pasir Munjul, Kecamatan Sukatani.

Hasanah (41) salah seorang pengungsi dari Kampung Sukamulya, Desa Pasirmunjul, Kecamatan Sukatani, mengungkapkan rasa syukur telah dievakuasi dan mendapat fasilitas layak di posko pengungsian.

"Alhamdulillah, tenang sekarang di sini. (Fasilitas) air dan permakanan lancar. Terima kasih atas kunjungan dan bantuannya, mudah-mudahan cepat direlokasi, pindah ke tempat yang layak," ungkap Hasanah.

Sebelumnya, bencana tanah longsor terjadi pada Minggu, 20 April 2025, disusul dengan pergerakan tanah tambahan dan terakhir pada 13 Juni pukul 08:00 WIB. Sejumlah faktor diduga menjadi pemicu, mulai dari curah hujan tinggi, lereng curam tanpa vegetasi memadai, serta sistem drainase yang tidak optimal.

Adapun, wilayah terdampak meliputi Kampung Cigintung dan Kampung Sukamulya, yang diketahui berada dalam zona kerentanan gerakan tanah dengan kategori menengah. 

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.