TikTok, sebuah platform media sosial yang semakin populer, telah mengubah lanskap ekspresi dan hiburan bagi jutaan remaja di seluruh dunia. Aplikasi ini memungkinkan pengguna untuk membuat dan berbagi video pendek dengan musik, efek visual, dan filter yang beragam, menjadikannya sarana yang menarik untuk berkreasi dan bersosialisasi. Platform ini tidak hanya menarik perhatian secara global, tetapi juga telah beradaptasi dengan budaya lokal di berbagai negara, termasuk Indonesia, menjadi bagian tak terpisahkan dari keseharian kaum muda.
TikTok sebagai Media Ekspresi Diri
Bagi banyak remaja, TikTok berfungsi sebagai wadah utama untuk mengekspresikan diri secara kreatif. Mereka dapat menunjukkan bakat menari, menyanyi, melawak, atau bahkan berbagi pemikiran dan perasaan mereka melalui format video pendek yang dinamis. Eryc (2022) mengemukakan bahwa aplikasi ini secara efektif memenuhi kebutuhan ekspresi diri bagi pengguna Generasi Z, yang cenderung lebih nyaman berkomunikasi secara visual dan interaktif.
Kehadiran fitur-fitur interaktif seperti duet dan stitch semakin memperkaya pengalaman ekspresi di TikTok. Fitur-fitur ini memungkinkan kolaborasi kreatif antar pengguna, melahirkan ide-ide baru, dan memicu tren-tren viral yang menyebar dengan cepat. Haristiani et al. (2022) menjelaskan bahwa fleksibilitas dan kemudahan penggunaan aplikasi ini mendorong remaja untuk bereksperimen, mencoba hal-hal baru, dan tidak ragu menunjukkan sisi unik mereka kepada audiens global tanpa banyak hambatan.
Hiburan Tanpa Batas
Selain perannya sebagai media ekspresi, TikTok juga merupakan sumber hiburan yang masif dan beragam. Algoritma personalisasi platform ini sangat canggih, memastikan setiap pengguna disuguhkan konten yang sangat relevan dengan minat mereka, mulai dari komedi, tutorial edukasi, hingga segmen gaya hidup dan tips-tips praktis. Suryana (2023) bahkan menyoroti bahwa TikTok tidak hanya berfungsi sebagai media hiburan semata, tetapi juga berkembang menjadi kanal informasi dan penyebaran ide-ide inovatif di kalangan generasi muda.
Durasi video yang pendek dan cepat adalah kunci daya tarik TikTok sebagai media hiburan instan. Remaja dapat dengan mudah menghabiskan berjam-jam menjelajahi berbagai video, menemukan kreator favorit, dan terus mengikuti perkembangan tren terbaru yang selalu berubah. Penelitian di Oredo Local Government Area (2025) menunjukkan bahwa TikTok sangat dipersepsikan sebagai medium hiburan yang efektif di kalangan kaum muda, berkat kemampuannya menyediakan konten yang menghibur kapan saja dan di mana saja.
Dampak pada Gaya Hidup Remaja
Perbesar
Ilustrasi TikTok. Foto: Sebastien Bozon/AFP
Kehadiran TikTok telah membawa dampak signifikan terhadap gaya hidup remaja masa kini. Aplikasi ini kini menjadi bagian integral dari rutinitas harian mereka, memengaruhi cara mereka berkomunikasi, bersosialisasi, dan bahkan mengonsumsi informasi dari dunia luar. Prasetyo & Novita (2025) menemukan bahwa penggunaan TikTok memiliki pengaruh yang signifikan terhadap berbagai aspek gaya hidup remaja, mulai dari model pakaian yang mereka pilih, preferensi makanan dan minuman, hobi, aktivitas rekreasi, hingga pilihan kosmetik dan produk perawatan kulit.
Hubungan antara intensitas penggunaan TikTok dan perubahan gaya hidup semakin kuat. Semakin sering dan intens remaja menggunakan aplikasi ini, semakin besar pula kemungkinan gaya hidup mereka terpengaruh oleh konten yang mereka lihat di TikTok (Prasetyo & Novita, 2025). Hal ini menciptakan siklus di mana tren yang muncul di TikTok dengan cepat diadopsi oleh pengguna, membentuk norma-norma sosial baru di kalangan mereka.
Risiko dan Tantangan
Meskipun banyak dampak positif, penting juga untuk menyadari potensi efek negatif dari penggunaan TikTok. Penggunaan yang berlebihan, misalnya, dapat menyebabkan kecanduan, kurangnya kesadaran waktu, dan meningkatkan kemalasan, seperti yang diungkapkan oleh Neng & Abidin (2023) serta Fauzia Ria (2021). Waktu yang seharusnya digunakan untuk belajar atau berinteraksi secara langsung seringkali tergantikan oleh guliran tak berujung di layar ponsel.
Selain itu, ada juga kekhawatiran mengenai paparan konten yang tidak pantas, tekanan untuk tampil sempurna di media sosial, dan risiko cyberbullying. Guo (2023) dan Sedonasky (2024) menyoroti bagaimana platform ini, di satu sisi, menawarkan ruang ekspresi, namun di sisi lain juga dapat memicu masalah kesehatan mental dan tekanan sosial yang signifikan bagi remaja yang masih dalam tahap perkembangan identitas. Oleh karena itu, literasi digital dan pengawasan yang bijak dari orang tua menjadi krusial.
Secara keseluruhan, TikTok telah menjelma menjadi lebih dari sekadar aplikasi hiburan; ia adalah fenomena budaya yang membentuk cara remaja berekspresi dan berinteraksi dalam dunia digital. Dengan pemahaman yang tepat tentang penggunaan dan potensi dampaknya, baik positif maupun negatif, TikTok dapat terus menjadi platform yang positif dan inovatif, sekaligus menuntut kesadaran untuk mengelola waktu dan konten demi kesejahteraan generasi muda.