TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah Indonesia akan segera mengevakuasi WNI yang berada di Iran menyusul terus meningkatnya serangan Israel ke negara tersebut.
Menteri Luar Negeri Sugiono mengatakan telah memerintahkan jajaran Kementerian Luar Negeri untuk melaksanakan langkah kontingensi evakuasi WNI di Iran.
Hingga Kamis (19/6/2025) kemarin disebutkan 11 WNI telah menyatakan kesediaannya dievakuasi dari Israel.
Di saat yang bersamaan, pemerintah dari berbagai negara juga tengah melakukan evakuasi warganya dari Israel menyusul konflik yang semakin berkecamuk dengan Iran.
Namun, wilayah udara Israel masih ditutup mengingat masih terus berlangsungnya balas membalas serangan udara antara Israel dan Iran.
Sehingga rute evakuasi yang tersedia bagi warga negara asing dari Israel hanya tinggal jalur darat dan jalur laut.
Informasi dihimpun, wilayah pendudukan Israel berbagi perbatasan darat yang telah diakui dengan dua negara yakni Mesir dan Yordania.
Selain itu, wilayah pendudukan Israel juga berbatasan dengan Lebanon, Palestina, dan Suriah.
Wilayah pendudukan Israel juga berbatasan dengan Laut Merah, Laut Mati, dan Laut Mediterania.
Berikut ini ragam cara yang ditempuh warga berbagai negara untuk meninggalkan Israel yang dirangkum dari berbagai sumber.
Pemerintah telah melakukan komunikasi dengan sejumlah negara di kawasan Timur Tengah terutama negara yang berbatasan dengan Iran terkait dengan rencana evakuasi WNI dari negara tersebut.
Hal itu disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Sugiono di sela kunjungan Presiden Prabowo Subianto di Rusia, Rabu malam, (18/6/2025) waktu setempat.
"Saya juga sudah melakukan komunikasi dengan beberapa negara tetangga Iran," kata Sugiono.
Dalam komunikasi tersebut kata Sugiono, ia meminta negara negara perbatasan Iran untuk memudahkan proses evakuasi para WNI. Karena kata dia situasi perang antara Israel dengan Iran semakin memburuk.
"Memohon supaya pada saat terjadi evakuasi nanti warga negara kita diberikan kemudahan melewati perbatasannya karena situasinya juga semakin tidak menguntungkan," katanya.
Evakuasi WNI kata Sugiono nantinya akan dilakukan melalui jalur darat. Pasalnya evakuasi melalui jalur udara tidak memungkinkan karena perang masih berlangsung.
Namun ia tidak menjelaskan detil rencana evakuasi WNI melalui jalur darat tersebut. Adapun kata Menlu sekarang ini terdapat 380 WNI di Iran yang tersebar di sejumlah kota.
"Pesawat tidak bisa. Satu-satunya jalur sekarang adalah jalur darat," pungkasnya.
Iran memiliki perbatasan darat dengan 7 negara. Diantaranya sebelah Utara dengan Armenia, Turkumenistan, dan juga Azerbeijan.
Sebelah Barat dengan Turki dan Irak, sebelah Timur dengan Afganistan dan Pakistan. Kemudian di bagian Selatan berbatasan dengan Teluk Persia dan Laut Oman.
Sebanyak 89 warga Bulgaria dilaporkan telah dievakuasi dari Israel dengan pesawat ke Sofia bersama dengan 59 warga negara dari Slovenia, AS, Belgia, Albania, Kosovo, dan Rumania.
"Mereka berangkat dari kota Sharm el-Sheikh di Mesir, tempat mereka dipindahkan dengan bus melintasi perbatasan dari Israel," dilansir dari Associated Press News (AP News) pada Jumat (20/6/2025).
Kedutaan Besar (Kedubes) China juga mengatakan akan mengatur evakuasi kelompok dengan bus dari Israel mulai Jumat (20/6/2025) hari ini.
Sebuah pengumuman yang diunggah di akun media sosial WeChat milik kedutaan mengatakan warga negara China akan dibawa keluar melalui perbatasan Taba ke Mesir.
Pengumuman itu meminta mereka untuk mendaftar secara daring dan mengatakan mereka akan diberitahu tentang waktu evakuasi.
"Orang-orang yang memegang paspor Tiongkok, Hong Kong, dan Makau memenuhi syarat," kata pengumuan itu dilansir dari AP News pada Jumat (20/6/2025).
Selain itu, AP News juga melaporkan Uni Eropa telah membantu mengevakuasi sekitar 400 orang dari Israel melalui Yordania dan Mesir sebagai bagian dari upayanya untuk mengkoordinasikan respons darurat dalam blok beranggotakan 27 negara tersebut.
Warga negara Prancis yang ingin meninggalkan Israel juga dijadwalkan keluar melalui Yordania dan Mesir.
AP News juga melaporkan mulai Jumat pagi ini, beberapa bus akan mengangkut penumpang dari perbatasan Israel ke bandara Amman dan Sharm el-Sheikh.
Jerman juga dilaporkan telah menerbangkan 171 warganya dari Amman Yordania dengan penerbangan khusus pada Rabu lalu.
Selain itu, sebanyak 174 warganya dilaporkan kembali pada hari Kamis dan penerbangan lainnya direncanakan akhir pekan ini.
"Kementerian Luar Negeri Jerman mengatakan para pejabat telah memutuskan untuk tidak mengorganisir konvoi guna mengangkut orang ke Amman, dengan alasan langkah ini dapat menciptakan risiko keamanan dan mereka yang ingin meninggalkan Israel tersebar di seluruh Israel," dilansir dari AP News Jumat (20/6/2025).
Sebanyak 141 warga Yunani dan warga negara lainnya juga dilaporkan telah dievakuasi dari Israel melalui Mesir.
Selain itu juga termasuk warga negara Albania, Austria, Belgia, Bulgaria, Siprus, Prancis, Jerman, Georgia, Hungaria, Italia, Lithuania, Portugal, Rumania, Swedia, Swiss, dan Amerika Serikat.
"Mereka diterbangkan ke Athena Rabu pagi dari Sharm el-Sheikh dengan menaiki dua pesawat angkut militer," dilansir dari AP News Jumat (20/6/2025).
Menteri Luar Negeri Jepang Takeshi Iwaya mengatakan 21 warganya telah dievakuasi dari Israel dan tiba di Amman, Yordania pada Jumat pagi.
Pemerintah Jepang juga menyatakan sedang menyiapkan evakuasi kedua dengan bus paling cepat Sabtu (21/6/2025) besok.
Ia mengatakan dua pesawat Pasukan Bela Diri Udara Jepang C-2 akan menuju Djibouti untuk bersiap menghadapi kemungkinan misi evakuasi udara saat bandara di Iran dan Israel dibuka kembali.
"Sekitar 280 warga Jepang berada di Iran, dan 1.000 berada di Israel," dilansir dari AP News Jumat (20/6/2025).
Pemerintah Polandia menyatakan sekelompok orang akan berangkat dari Amman dengan pesawat militer pada Kamis (19/6/2025) kemarin, setelah mereka melintas menggunakan transportasi darat dari Israel ke perbatasan Yordania.
"Sekitar 160 warga Polandia tiba di Warsawa pada Rabu pagi dari Israel melalui Mesir," tulis AP News melansir kantor berita Polandia PAP.
Sebanyak 25 warga negara Polandia bersama satu anggota keluarga Israel dolaporkan dikawal keluar dari Israel oleh staf kedutaan Polandia dan tiba di Yordania pada Kamis pagi kemarin.
Sekitar 1.500 orang peserta program Birthright Onward yang menyediakan magang dan beasiswa di Israel bagi orang-orang keturunan Yahudi juga dilaporkan telah dievakuasi menuju Siprus setelah wilayah udara Israel ditutup.
Tercatat, terdapat 2.800 orang peserta program tersebut yang mayoritasnya adalah remaja dari Amerika Serikat.
Mereka dilaporkan dievakuasi menggunakan kapal pesiar mewah Israel yang dioperasikan oleh Mano Maritime dari Pelabuhan Ashdod ke Larnaca, Siprus pada Selasa lalu.
"Tim kami terus bekerja sepanjang waktu untuk mengamankan peserta yang tersisa yang masih berada di Israel," kata CEO Birthright Israel Gidi Mark dilansir dari CBS News pada Kamis (19/6/2025).
AP News juga melaporkan Siprus telah menjadi lokasi transit bagi mereka yang dievakuasi dari Israel maupun warga Israel yang berupaya kembali ke Israel.
Libatkan 34 Prajurit TNI
Dalam proses evakuasi, pemerintah melibatkan Tim Crisis Response Team (CRT) yang terdiri dari 34 personel gabungan TNI.
Mengutip data Kementerian Luar Negeri, TNI menyatakan terdapat 578 WNI berada di Iran dan Israel.
Rinciannya, 386 orang di Iran dan 192 orang di Israel.
Dari jumlah tersebut, TNI menyatakan 115 WNI di Iran dan 11 WNI di Israel telah menyatakan kesediaannya untuk dievakuasi.
TNI juga menyatakan sebagian besar dari mereka adalah pelajar dan mahasiswa yang tinggal di wilayah-wilayah yang saat ini masuk dalam kategori rawan.
Para WNI dijadwalkan berangkat besok Jumat (20/6/2025) menuju Ibu Kota Azerbaijan, Baku, dengan estimasi perjalanan sekitar 30 jam.
Sesampainya di Baku, para WNI akan transit selama dua malam sebelum melanjutkan penerbangan pulang ke Tanah Air dengan pesawat komersial pada Minggu (22/6/2025).
Seementara itu, evakuasi WNI dari Israel direncanakan akan melalui Ibu Kota Yordania (Amman), sebelum diberangkatkan melalui jalur udara.
Namun demikian, rencana yang diungkap Markas Besar TNI tersebut tidak menjelaskan kapan evakuasi WNI dari Israel akan dilakukan.
Akan tetapi, TNI menyatakan kesiapan penuh dalam mendukung upaya Pemerintah RI mengevakuasi WNI dari Iran dan Israel.
Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto juga telah menginstruksikan jajaran untuk berkoordinasi erat dengan kementerian dan lembaga terkait guna memastikan kelancaran proses evakuasi, mulai dari perencanaan hingga pelaksanaan di lapangan.
Selain itu, TNI juga telah menyiagakan unsur-unsur pendukung yang diperlukan sesuai perkembangan situasi dan kebutuhan pemerintah.
TNI menyatakan langkah itu merupakan bagian dari komitmen TNI dalam melaksanakan tugas negara, khususnya di bidang bantuan kemanusiaan dan perlindungan warga negara.