Penampilan Pemain Cilik Festival Reog Remaja XXI Pukau Penonton dalam Grebeg Suro Ponorogo
Samsul Arifin June 20, 2025 10:30 PM

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Pramita Kusumaningrum

TRIBUNJATIM.COM, PONOROGO -  Puluhan grup reog SMP bersaing dalam Festival Reog Remaja XXI pada Grebeg Suro 2025 mulai Rabu (18/5/2025) sampai Sabtu (20/6/2025) besok.

Terlihat, grup Reog Remaja menampilkan yang terbaik. Seperti penampilan grup Reog Taruno Mudo Sigolo-golo. Grup beranggotakan pelajar Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Ponorogo dari Kecamatan Babadan itu langsung memukau para penonton di area panggung terbuka Alun-alun Ponorogo.

Penampilan dua pemain cilik pemeran Bujang Ganong berhasil menarik perhatian penonton lewat gerakannya yang atraktif.

Grup Reog Remaja lain dari grup Widya Simha Wiraga dari Sanggar Tari Candra Waskitha Kecamatan Pulung terlihat yang memainkan bocah cilik (bocil) mendominasi penampilan.

Dari mulai para prajurit pasukan berkuda bernama Jathil hingga pembawa topeng Singo Barong berukuran mini juga diperankan pemain cilik.

Meskipun demikian, kemampuan mereka dalam menari tidak kalah bagus dari para penari yang lebih dewasa. Selain itu, para pemain cilik tersebut juga dinilai memiliki mental yang cukup kuat sehingga dapat tampil penuh percaya diri di atas panggung.

Yang lain adalah Grup Reog dari  Sekolah Menengah Pertama (SMP) 1 Jenangan. Meskipun dengan persiapan yang cukup singkat, para pemain mampu tampil maksimal di atas panggung terbuka Alun-alun Ponorogo.

“Persiapan kami tahun ini sebenarnya sedikit mendadak, cuma kurang dari satu bulan persiapannya,” ungkap pelatih SMP 1 Jenangan, Ageng Bronjontoko.

Walaupun waktu mepet, dia mengucap syukur. Lantaran penampilannya sesuai dengan harapan. 

“Kalau optimis tetap harus optimis dan sedikit ada harapan masuk nominasi,” kata Ageng saat dikonfirmasi.

Dia menyebutkan bahwa keikutsertaan anak-anak didiknya dalam FRR XXI bukan sekadar mengejar prestasi dan gelar juara. Dia menilai kerja keras mereka dalam berlatih selama ini lebih didorong rasa cinta terhadap kesenian Reog Ponorogo.

“Sayang kalau tidak mengikuti Festival Reog Remaja ini. Tujuannya untuk menyalurkan bakal mereka,” urainya.

Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora), Judha Slamet Sarwo Edi mengatakan bahwa gelaran Festival Reog Remaja merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban.

Dimana dalam dosier yang disampaikan kepada UNESCO saat jelang penetapan reog sebagai warisan budaya tak benda.

Judha menjelaskan bagaimana melestarikan reog Ponorogo. Salah satunya caranya dengan memberikan pelindungan secara berjenjang.

“nah itu tadi yang saya sampaikan. Ada festival nasional reog Ponorogo dewasa SMA perguruan tinggi sederajat di bawahnya lagi ada SMP,” pungkasnya.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.