Sosok Dian Nurhayati, dari Lubuklinggau Temui Dedi Mulyadi, Putus Asa Anak Kecanduan Sabu sejak SMP
Garudea Prabawati June 21, 2025 02:32 PM

TRIBUNNEWS.COM - Seorang ibu asal Kota Lubuklinggau, Sumatra Selatan, bernama Dian Nurhayati, jauh-jauh menemui Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi.

Tak sendiri, Dian datang bersama putranya, Rehan (19).

Naik bus dari Lubuklinggau untuk bertemu Dedi Mulyadi, Dian ingin memasukkan Rehan ke barak militer.

Ia sudah putus asa lantaran putranya kecanduan narkoba jenis sabu sejak masih duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Dian Nurhayati merupakan warga Kecamatan Lubuklinggau Selatan, Kota Lubuklinggau. 

Dia diketahui telah berpisah dari suami yang telah memberikannya empat orang anak.

Sehari-hari, ia berjualan nasi uduk dan lontong sayur di kantin Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Siti Aisyah Lubuklinggau.

Kepada Dedi Mulyadi, Dian mengaku putranya itu pernah menjalani rehabilitasi dua kali di Badan Narkotika Nasional (BNN) Silampari, Sumatra Selatan.

Di hadapan sang ibu dan Dedi Mulyadi, Rehan pun mengakui dirinya kecandungan narkoba jenis sabu sejak SMP.

"Pakai narkoba, sabu (dapat) dari bandar, sejak kecil. SMP," katanya, dikutip dari YouTube Kang Dedi Mulyadi Channel, Sabtu (20/6/2025).

Dedi Mulyadi sontak terkejut dengan pengakuan Rehan tersebut.

"SMP sudah pakai sabu? Awalnya gimana? Kan udah tahu ibunya susah jualan," katanya.

"Dikasih sama teman, nggak ngerti waktu itu, Pak. disangkanya kayak rokok, waktu bulan puasa betul gak lapar rasanya (dikasih saat bulan puasa biar tak lapar). Ketagihan," beber Rehan.

Setelah ketagihan, Rehan akhirnya membeli barang haram tersebut mulai dari Rp50-100 ribu.

Remaja yang baru tamat SMA itu mengaku sempat mencoba melepaskan diri dari narkoba, namun ia kembali mengonsumsinya karena mengalami gejala panas di dada dan gelisah setiap di rumah.

"(Kalau gak pakai rasanya) panas dada, gelisah di rumah," terangnya.

Akibat ulah putranya itu, Dian harus menghadapi berbagai masalah hingga sempat ingin mengakhiri hidupnya. Berat badannya juga turun drastis.

Segala upaya juga telah ia lakukan untuk membebaskan sang putra dari barang haram tersebut. Namun, tak membuahkan hasil.

"Saya rasanya pengin bunuh diri cuma saya ingat lagi ibaratnya anak-anak masih ada cuma dia aja (berulah), jadi harus tetap kuat," ujar Dian menahan tangis.

Sempat putus asa dengan kondisinya, Dian akhirnya mendapat secercah harapan setelah melihat postingan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi terkait barak militer.

"Jadi dari Oktober itu saya lihat terus postingan Bapak, dari situ kayak ada harapan satu-satunya di sinilah. Kalau bisa dibina jadi anak yang berakhlak bagus," terangnya.

Tak hanya itu, Dian juga sempat minta bantuan keuangan serta permintaan agar Rehan dicarikan pekerjaan setelah selesai menjalani pendidikan karakter di barak militer.

Namun, Dedi Mulyadi memutuskan fokus untuk memasukan Rehan ke barak militer.

Terkait permintaan bantuan yang lain tidak bisa dipenuhi Dedi Mulyadi lantaran, Dian dan Rehan bukan warga Jawa Barat.

Ia tak mau menimbulkan masalah bagi masyarakat Jawa barat dengan membantu warga di luar Jawa Barat.

"Saya ini Gubernur Jawa Barat, nanti bisa menimbulkan problem bagi masyarakat Jabar ke saya, dianggapnya saya kok saya memperhatikan warga di luar Jawa Barat."

"Tapi saya akan fokus ke anak ibu, kalau anak ibu dimasukan ke barak hari ini saya akan antar, nanti koordinasi suruh buat surat pernyataan," tandas Dedi Mulyadi.

(Nanda Lusiana)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.